Kebaktian Kenaikan

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Kamis, tgl 25 Mei 2017, pk 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

BERKAT Yesus kepada kita

 

LUKAS 24:50-53

 

Luk 24:50-53 - “(50) Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka. (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (53) Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.”.

 

I) Tempat dimana Yesus naik ke surga.

 

Ay 50: “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania.”.

 

Tetapi dalam Kis 1:12 dikatakan: “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.”’. Kis 1:12 ini menceritakan peristiwa yang terjadi persis setelah Yesus naik ke surga, dan karena itu ayat ini jelas menunjukkan bahwa tempat dimana Yesus naik ke surga itu adalah Bukit Zaitun.

 

Ini bukan kontradiksi, karena ay 50 itu bukan berkata ‘Betania’ tetapi ‘dekat Betania’.

NIV: ‘the vicinity of Bethany’ [= daerah sekitar Betania].

Betania memang terletak di lereng sebelah Timur bukit Zaitun.

 

Matthew Henry: “Whence he ascended: from Bethany, near Jerusalem, adjoining to the mount of Olives. There he had done eminent services for his Father’s glory, and there he entered upon his glory. There was the garden in which his sufferings began, there he was in his agony; and Bethany signifies the house of sorrow. Those that would go to heaven must ascend thither from the house of sufferings and sorrow, must go by agonies to their joys.” [= Dari mana Ia naik: dari Betania, dekat Yerusalem, berbatasan / berdampingan dengan bukit Zaitun. Di sana Ia telah melakukan pelayanan-pelayanan yang terkenal untuk kemuliaan BapaNya, dan di sana Ia masuk kepada kemuliaanNya. Di sana ada taman dimana penderitaanNya mulai, di sana Ia ada dalam penderitaanNya yang mendalam; dan Betania berarti ‘rumah kesedihan’. Mereka yang mau pergi ke surga harus naik ke sana dari rumah penderitaan dan kesedihan, harus pergi oleh penderitaan-penderitaan kepada sukacita mereka.].

 

Bdk. Kis 14:22 - “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.”.

 

II) Kenaikan Kristus ke surga.

 

1)   Hanya murid-muridNya yang melihat Ia naik ke surga.

 

Matthew Henry: “Who were the witnesses of his ascension: He led out his disciples to see him. Probably, it was very early in the morning that he ascended, before people were stirring; for he never showed himself openly to all the people after his resurrection, but only to chosen witnesses.” [= Siapa saksi-saksi dari kenaikanNya: Ia membimbing murid-muridNya keluar untuk melihat Dia. Mungkin, Ia naik ke surga pada dini hari, sebelum orang-orang keluar; karena Ia tidak pernah menunjukkan diriNya secara terbuka kepada semua orang setelah kebangkitanNya, tetapi hanya kepada saksi-saksi pilihan.].

 

Calvin: “Now as he did not, after his resurrection, appear indiscriminately to all, so he did not permit all to be the witnesses of his ascension to heaven; for he intended that this mystery of faith should be known by the preaching of the gospel rather than beheld by the eyes.” [= Sebagaimana setelah kebangkitanNya Ia tidak menunjukkan diriNya kepada semua orang, demikian juga Ia tidak mengijinkan semua orang menjadi saksi-saksi kenaikanNya ke surga; karena Ia menghendaki bahwa misteri iman ini diketahui oleh pemberitaan Injil dari pada dilihat dengan mata.].

 

2)   Saat kenaikan Yesus ke surga.

Adam Clarke: “This was forty days after his resurrection, Acts 1:3, during which time he had given the most convincing proofs of that resurrection, not only to the apostles, but to many others - to upwards of five hundred at one time, 1 Cor. 15:6.” [= Ini terjadi 40 hari setelah kebangkitanNya, Kis 1:3, dalam waktu mana Ia telah memberikan bukti-bukti yang paling meyakinkan tentang kebangkitan itu, bukan hanya kepada rasul-rasul, tetapi kepada banyak orang-orang lain - sampai kepada 500 orang pada satu saat, 1Kor 15:6.].

 

Kis 1:3 - “Kepada mereka Ia menunjukkan diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”.

NIV: and gave many convincing proofs that he was alive [= dan memberikan banyak bukti-bukti yang meyakinkan bahwa Ia hidup].

KJV/Lit: ‘To whom also he shewed himself alive after his passion by many infallible proofs [= Kepada siapa Ia juga menunjukkan diriNya sendiri hidup setelah penderitaanNya oleh banyak bukti-bukti yang tidak bisa salah].

 

Pembuktian kebangkitan ini lagi-lagi berfungsi untuk memperlengkapi murid-murid dalam hal iman. Kepercayaan terhadap kebangkitan Yesus dari antara orang mati, atau kepercayaan bahwa Yesus hidup selama-lamanya adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang yang memberitakan Injil.

 

1Kor 15:6 - “Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.”.

 

3)   Sikap / posisi Yesus pada saat Ia naik ke surga.

Ay 50b-51a - “(50b) Di situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka. (51a) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dengan mereka dan terangkat ke sorga.”.

 

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus sedang memberkati murid-muridNya (dengan tangan terangkat) ketika Ia terangkat ke sorga.

 

Beberapa hal yang bisa kita pelajari:

 

a)   Memberkati adalah hal yang biasa Ia lakukan terhadap murid-muridNya, dan Ia selalu melakukan hal itu.

 

Charles Haddon Spurgeon: “He lifted his hands to bless his disciples again because he had always been blessing them; and he will continue to bless us, brethren, because he has blessed us in the past, and he changes not.” [= Ia mengangkat tanganNya untuk memberkati murid-muridNya lagi karena sampai saat itu Ia sudah selalu memberkati mereka; dan Ia akan terus memberkati kita, saudara-saudara, karena Ia telah memberkati kita di masa yang lalu, dan Ia tidak berubah.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 416.

 

Penerapan: Kalau saudara adalah orang kristen yang sungguh-sungguh, maka sadarilah dan percayalah bahwa Yesus selalu memberkati saudara. Apakah saudara mengalami hal yang enak atau sedang menderita, apakah saudara sedang dalam keadaan sehat atau sakit, apakah saudara sedang mempunyai banyak uang atau dalam kemiskinan, percayalah bahwa Ia selalu memberkati saudara. Apapun hal yang tidak enak yang saudara alami itu, merupakan berkat yang terselubung, yang pasti akan membawa kebaikan bagi saudara, sesuai dengan janji Tuhan dalam Ro 8:28 yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”.

 

Memang pada waktu kita mengalami penderitaan, apalagi yang bertumpuk-tumpuk dan berlarut-larut, kita sering berpikir bahwa Allah tidak peduli kepada kita dan bahkan menentang kita. Ada sebuah contoh yang indah tentang hal ini. Untuk itu perhatikan kata-kata Yakub dalam Kej 42:36b yang berbunyi: ‘Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!’. Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris di bawah ini.

NIV: ‘Everything is against me’ [= Segala sesuatu menentang aku].

KJV/NASB: ‘all these things are against me’ [= Semua hal ini menentang aku].

 

Pulpit Commentary (tentang Kej 42:36): “So God’s providences are often misinterpreted by his saints.” [= Demikianlah providensia Allah sering disalah-mengerti / disalah-tafsirkan oleh orang-orang kudusNya.].

 

Adam Clarke: “All these things are against me, said poor desponding Jacob; whereas, instead of being against him, all these things were for him,” [= Semua hal-hal ini menentang aku, kata Yakub yang putus asa; padahal semua hal-hal itu bukannya menentang dia, tetapi untuk dia,].

 

Memang, kalau saudara adalah seorang anak Tuhan yang sungguh-sungguh, maka Tuhan tidak pernah dan tidak akan pernah bekerja menentang saudara. Sebaliknya Ia selalu bekerja untuk saudara!

Bdk. Ro 8:28 (KJV): “... all things work together for good to them that love God,” [= ... segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah,].

 

b)   Saat itu, Ia memberkati murid-muridNya dengan otoritas yang baru.

Spurgeon mengatakan bahwa pada hari Raya Pendamaian, kalau Imam Besar sudah selesai dengan semua upacara pengorbanan maka ia lalu mengangkat tangannya untuk memberkati bangsa Israel. Berkat ini hanya bisa diberikan pada waktu penebusan / pendamaian sudah selesai dilakukan.

Demikian juga kalau pada saat mau naik ke surga Yesus mengangkat tangan untuk memberkati murid-muridNya, Ia memberkati sebagai Imam Besar yang telah selesai melakukan pendamaian / penebusan, karena Yesus memang baru saja menyelesaikan penebusan di kayu salib.

 

c)   Berkat ini diberikan kepada murid-muridNya.

Memang karena adanya Common Grace [= kasih karunia yang bersifat umum] maka ada berkat untuk semua orang di dunia (ini tentu tidak mencakup pengampunan dosa, keselamatan, pengudusan dsb, tetapi hanya mencakup berkat-berkat jasmani saja!).

Tetapi perlu diingat akan adanya berkat khusus yang hanya diberikan kepada orang percaya / orang pilihanNya.

 

Sebelum Yesus disalibkan, Yesus berdoa hanya untuk:

1.   Murid-muridNya / orang-orang yang sudah percaya kepadaNya.

Yoh 17:9 - “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu,”.

2.   Orang-orang yang akan percaya kepadaNya.

Yoh 17:20 - “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka;”.

 

Sekarang, setelah bangkit dari antara orang mati, dan pada saat Ia akan naik ke surga, Yesus memberikan berkat yang hanya ditujukan untuk murid-muridNya!

 

Penerapan: Karena itu, kalau saat ini saudara masih ada di luar Kristus, datanglah kepada Kristus, supaya saudarapun menerima berkat khusus ini! Percayalah bahwa kesenangan dunia manapun tidak dapat dibandingkan dengan berkat khusus ini!

 

d)   Kalau Yesus memberkati saudara, maka saudara pasti akan diberkati / betul-betul akan diberkati.

Bileam saja, kalau ia memberkati maka orang yang diberkati akan betul-betul diberkati (Bil 22:6).

Bil 22:6 - “Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk.’”.

Lebih-lebih kalau Yesus Kristus memberkati, pastilah orang yang diberkati betul-betul diberkati, karena tidak ada kuasa di surga atau di bumi atau di neraka yang bisa membalikkan berkat yang Ia berikan.

Setan dan anak-anaknya boleh saja berusaha mempersulit hidup kita, tetapi kesulitan yang mereka timbulkan itupun pada akhirnya akan membawa kebaikan bagi kita (bdk. Ro 8:28)! Memang mereka tidak mungkin bisa membalikkan berkat yang Tuhan berikan kepada kita!

 

e)   Pemberian berkat di saat Yesus sudah menyelesaikan seluruh pelayananNya dan akan meninggalkan dunia ini untuk kembali ke surga, adalah suatu hal yang cocok untuk dilakukan oleh Kristus.

Dengan berkat ini seolah-olah Ia berkata: “Ini adalah ringkasan dari seluruh hidupKu; Aku hidup untuk memberkati engkau. Ini adalah tujuan akhir dari pengajaranKu, pelayananKu, dan kematianKu, yaitu supaya Aku memberkati engkau.”.

 

f)    Tangan yang diangkat untuk memberkati murid-murid itu adalah tangan yang berlubang bekas paku. Ini menunjukkan harga yang harus Ia bayar untuk bisa memberikan berkat kepada kita.

 

Charles Haddon Spurgeon: “You are blessed, brother, by the Lord Jesus Christ, but the blessing is given to you by Christ’s pierced hand. Had he never suffered, you could never have been saved.” [= Engkau diberkati, saudara, oleh Tuhan Yesus Kristus, tetapi berkat itu diberikan kepadamu oleh tangan Kristus yang berlubang bekas paku. Seandainya Ia tidak pernah menderita, engkau tidak akan pernah bisa diselamatkan.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 418.

 

Bdk. Yes 53:5 - “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”.

 

Spurgeon mengatakan lagi: “I think that this action of Christ is an epitome of the gospel, the substance of the whole matter, - pierced hands distributing benedictions.” [= Saya berpendapat bahwa tindakan Kristus ini merupakan ringkasan Injil, intisari dari seluruh persoalan, - tangan yang berlubang bekas paku, membagikan berkat.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 419.

 

g)   Pada saat Ia memberkati, Ia terangkat ke surga.

Matthew Henry: “While he was blessing them, he was parted from them; not as if he were taken away before he had said all he had to say, but to intimate that his being parted from them did not put an end to his blessing them, for the intercession which he went to heaven to make for all his is a continuation of the blessing. He began to bless them on earth, but he went to heaven to go on with it.” [= Sementara Ia sedang memberkati mereka, Ia terpisah dari mereka; bukan seakan-akan Ia diambil sebelum Ia mengatakan semua yang harus dikatakanNya, tetapi untuk menunjukkan bahwa keterpisahanNya dari mereka tidak mengakhiri berkatNya untuk mereka, karena syafaat / perantaraan yang Ia lakukan setelah Ia naik ke surga untuk semua milikNya adalah lanjutan dari berkat tersebut. Ia mulai memberkati mereka di bumi, tetapi Ia pergi ke surga untuk meneruskannya.].

 

III) Sikap murid-murid yang diberkati.

 

1)   Sujud menyembah.

Ay 52a: “Mereka sujud menyembah kepadaNya,”.

 

Apakah saudara betul-betul menyadari bahwa Yesus, sekalipun adalah seorang manusia, juga adalah Allah sendiri yang harus disembah? Apakah saudara sering menyembah Yesus, melalui doa, nyanyian, dsb?

 

Matthew Henry: “Christ expects adoration from those that receive blessings from him. He blessed them, in token of gratitude for which they worshipped him. ... They knew that though he was parted from them, yet he could, and did, take notice of their adorations of him; the cloud that received him out of their sight did not put them or their services out of his sight.” [= Kristus mengharapkan pemujaan dari mereka yang menerima berkat-berkat dari Dia. Ia memberkati mereka, dan sebagai tanda terima kasih untuk hal itu mereka menyembahNya. ... Mereka tahu bahwa sekalipun Ia terpisah dari mereka, tetapi Ia bisa memperhatikan, dan memang memperhatikan pemujaan mereka terhadap Dia; awan yang menerima Dia dari penglihatan mereka tidak menghapus mereka atau ibadah mereka dari penglihatanNya.].

 

Barnes’ Notes: “here it is to be remarked, 1. That they offered this worship to an ‘absent’ Saviour. It was ‘after’ he left them and had vanished out of their sight. It was, therefore, an act of religion, and was the ‘first’ religious homage that was paid to Jesus after he had left the world. 2. If ‘they’ worshipped an absent Saviour - a Saviour unseen by the bodily eye, it is right for ‘us’ to do it. It was an example which we ‘may and should’ follow. 3. If worship may be rendered to Jesus, he is divine.” [= di sini harus diperhatikan, 1. Bahwa mereka memberikan penyembahan ini kepada seorang Juruselamat yang ‘absen’. Itu terjadi ‘setelah’ Ia meninggalkan mereka dan hilang dari penglihatan mereka. Karena itu, itu merupakan suatu tindakan agama, dan merupakan penyembahan agama ‘pertama’ yang diberikan kepada Yesus setelah Ia meninggalkan dunia. 2. Jika ‘mereka’ menyembah seorang Juruselamat yang absen - seorang Juruselamat yang tak terlihat oleh mata jasmani, adalah benar bagi ‘kita’ untuk melakukannya. Itu merupakan suatu contoh yang ‘boleh dan harus’ kita ikuti. 3. Jika penyembahan boleh diberikan kepada Yesus, Ia adalah ilahi / Allah.].

 

2)   Pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Ay 52b: “lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.”.

Perenungan tentang kenaikan Kristus ke surga ini memang seharusnya memberikan sukacita kepada semua kita yang percaya kepadaNya. Mengapa? Karena sekalipun sekarang kita mungkin mengalami banyak penderitaan, tetapi ada satu saat kelak, kita akan menyusul Tuhan dan Juruselamat kita ke surga. Kematian bukan lagi sesuatu yang menakutkan; kematian berarti bahwa kita pergi kepada Dia di surga. Renungkan ini, dan bersukacitalah di tengah-tengah segala penderitaan saudara!

 

Jamieson, Fausset & Brown: “Thou art gone up to the Father, O Thou whom my soul loveth! ... But Thou shalt come again, and receive us to Thyself, that  where Thou art we may be also.” [= Engkau naik kepada Bapa, Ya Engkau yang jiwaku cintai! ... Tetapi Engkau akan datang kembali, dan menerima kami pada diriMu sendiri, sehingga kami bisa berada dimana Engkau berada.].

 

William Barclay: “the ascension gave the disciples the certainty that they had a friend, not only on earth, but in heaven. Surely it is the most precious thing of all to know that in heaven there awaits us that self-same Jesus who on earth was wondrous kind. To die is not to go out into the dark; it is to go to him.” [= kenaikan memberi murid-murid kepastian bahwa mereka mempunyai seorang sahabat, bukan hanya di bumi, tetapi di surga. Pastilah itu merupakan hal yang paling berharga dari semua untuk mengetahui bahwa di surga menunggu kita Yesus yang sama, yang di bumi luar biasa baiknya. Mati bukanlah pergi ke dalam kegelapan; mati adalah pergi kepada Dia.] - hal 299-300.

 

3)   Senantiasa berada dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Ay 53: “Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.”.

 

Matthew Henry: “They attended the temple-service at the hours of prayer. God had not as yet quite forsaken it, and therefore they did not. They were continually in the temple, as their Master was when he was at Jerusalem. The Lord loves the gates of Zion, and so should we. Some think that they had their place of meeting, as disciples, in some of the chambers of the temple which belonged to some Levite that was well affected to them; but others think it is not likely that this either could be concealed from, or would be connived at by, the chief priests and rulers of the temple.” [= Mereka menghadiri kebaktian di Bait Allah pada jam doa. Allah belum betul-betul meninggalkannya, dan karena itu mereka juga tidak. Mereka senantiasa ada di Bait Allah, seperti Guru mereka pada waktu Ia ada di Yerusalem. Tuhan mengasihi pintu gerbang Sion, dan kita juga harus demikian. Sebagian orang menganggap bahwa mereka mempunyai tempat pertemuan, sebagai murid-murid, di kamar-kamar dari Bait Allah, yang adalah milik dari orang-orang Lewi yang baik kepada mereka; tetapi orang-orang lain menganggap tidak mungkin bahwa hal ini bisa disembunyikan dari, atau diabaikan oleh, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Bait Allah.].

 

Ini adalah masa transisi, dan karena itu untuk sementara waktu, mereka menjadikan Bait Allah sebagai gereja, dimana mereka bersekutu, belajar Firman Tuhan, dsb.

 

Ay 53 ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, dan bersama-sama memuliakan Allah.

Ada orang kristen yang lebih senang berteman dengan orang yang tidak seiman dengan kita. Kalau saudara adalah orang seperti ini, bertobatlah! Ingat bahwa kalau saudara masuk surga nanti, tidak akan ada satupun orang yang tidak seiman dengan kita di sana, sehingga kalau saudara tidak senang bersekutu dengan sesama saudara seiman, maka mungkin saudara akan ‘kesepian dan tidak krasan di surga’!

 

Maukah saudara juga menanggapi berkat Kristus dengan melakukan hal yang sama?

 

 

 

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali