Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
25:1-34
Kalau
Tuhan berfirman dalam arti Ia memberikan perintah / larangan kepada manusia,
maka bisa saja firman itu tidak terjadi karena manusia tidak mau melaksanakan
firman itu. Tetapi, kalau firman Tuhan itu merupakan suatu janji dari Tuhan,
atau kalau firman Tuhan itu menunjuk pada Rencana Allah yang kekal, maka firman
itu tidak bisa tidak terjadi!
I)
Firman / janji Tuhan pasti terjadi.
Dalam bacaan
hari ini ada beberapa peristiwa yang menunjukkan terjadinya / tergenapinya
janji Tuhan, atau firman Tuhan yang menunjuk pada Rencana Allah yang kekal.
1) Tuhan berfirman bahwa Abraham akan menjadi bapa
banyak bangsa (Kej 17:4). Di sini, hal itu telah tergenapi, karena kita melihat
bahwa ia mendapatkan anak-anak yang menurunkan bangsa-bangsa:
·
dari Ketura (ay 1-4).
·
dari Hagar (ay 12-18).
·
dari Sara (ay 19-24).
2) Tuhan berfirman bahwa anak Abraham sendiri (yaitu
Ishak) akan menjadi ahli warisnya (Kej 15:4). Dan di sini, dalam ay 5
(bdk. 24:36b), hal itu tergenapi.
3) Tuhan berfirman bahwa Abraham akan mati dengan damai
dalam usia tua (Kej 15:15). Dan di sini, dalam ay 7-8, hal itu tergenapi.
Ada
hal-hal tertentu yang bisa kita pelajari dari kematian Abraham ini:
a) Kata-kata ‘dikumpulkan kepada kaum leluhurnya’
(ay 8), dan juga ‘pergi kepada nenek moyangmu’ (15:15), secara implicit
menunjukkan adanya kehidupan setelah kematian!
Bahwa pada saat
Ismael mati juga digunakan kata-kata ‘dikumpulkan kepada kaum leluhurnya’
(ay 17), tidak berarti bahwa:
·
Ismael masuk ke surga.
Sekalipun Kitab
Suci tidak menyatakan secara terang-terangan bahwa Ismael masuk neraka, tetapi
Kitab Suci menunjukkan bahwa ia bukan orang pilihan, dan berkat Tuhan yang
diberikan kepadanya hanyalah berkat-berkat jasmani. Karena itu sukar untuk
membayangkan bahwa ia akhirnya masuk ke surga.
·
Semua orang mati (baik yang
beriman ataupun tidak) akan dikumpulkan di satu tempat yang sama (tempat
penantian).
Saya berpendapat
bahwa ajaran populer tentang adanya tempat penantian bagi orang yang sudah mati,
merupakan ajaran yang tidak alkitabiah. Ajaran Reformed percaya bahwa orang mati
akan langsuing masuk ke surga atau ke neraka. Bahwa sebelum kedatangan Yesus
yang keduakalinya orang mati sudah masuk ke surga atau neraka (sudah terpisah),
terlihat jelas dari cerita Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31).
Jadi, bahwa
untuk Ismael digunakan kata-kata yang sama, bisa ditaf-sirkan 2 macam:
¨
Kalimat itu sekedar menunjuk
pada kematian dan adanya kehidupan setelah kematian, dan tidak menjelaskan lebih
dari itu.
¨
Kaum leluhur / nenek moyang
dari Abraham maupun Ismael, pasti ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka
(nenek moyang Ismael dari pihak ibunya, pasti banyak yang masuk neraka!).
Abraham dikumpulkan dengan kaum leluhur yang masuk surga, dan Ismael dikumpulkan
dengan kaum leluhur yang masuk neraka.
b) Waktu Abraham mati, Ishak dan Ismael yang
menguburkannya (ay 9).
·
Ishak disebut lebih dulu dari
Ismael karena Ishak adalah anak janji dan sekaligus ahli waris utama.
·
Adalah sesuatu yang hebat
dari Ismael bahwa ia mau datang pada saat Abraham mati, mengingat bahwa ia dan
ibunya boleh dikatakan diusir oleh Abraham (21:8-14).
·
Anak-anak Ketura tidak
datang, mungkin karena tempat tinggal mereka terlalu jauh, atau mungkin karena
mereka jengkel karena diusir (ay 6).
4) Tentang Ismael, dalam Kej 16:10-12 17:20
21:13,18 Tuhan berfirman bahwa:
·
ia akan menjadi bangsa yang
besar.
·
ia akan menurunkan 12 orang
raja.
·
ia akan menentang
saudara-saudaranya.
Dan dalam ay 12-18,
hal-hal itu tergenapi!
Catatan:
Ay 18b salah terjemahan! Perhatikan terjemahan NIV sebagai berikut: “And
they lived in hostility toward all their brothers” (= dan mereka hidup
dalam permusuhan terhadap semua saudara-saudara mereka).
5) Tentang Ishak, Tuhan berfirman bahwa ia akan
mempunyai keturunan dan menjadi bangsa yang besar (17:16,19 21:12).
Ini tergenapi
dalam ay 19-24, dimana kita melihat bahwa akhirnya Ishak mempunyai anak
kembar yaitu Yakub dan Esau.
6) Tentang anak yang ada dalam kandungan Ribka, Tuhan
berfirman dalam ay 23. Hal ini tergenapi:
·
dalam ay 24, karena
memang lahir anak kembar.
·
sejarah Kitab Suci
menunjukkan bahwa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan, sedangkan tentang Edom,
bacalah Mal 1:2-4 Yes 34:5-17 Yes 63:1-6 Yer 49:7-22
Yeh 25:12-14 35:1-15 Amos 1:11-12 Obaja 1-14.
Catatan:
ay 23 digunakan oleh Paulus sebagai dasar dari ajaran tentang Predestinasi
(Unconditional Election / pemilihan yang tidak bersyarat), karena
anak-anak itu sudah dipilih / ditolak sebelum mereka lahir / sebelum mereka bisa
melakukan apa yang baik / jahat.
Ro 9:10-13 - “Tetapi
bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu
orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu
belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana
Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi
berdasarkan panggilanNya - dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan
menjadi hamba anak yang muda,’ seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub,
tetapi membenci Esau’”.
Jadi jelas bahwa
pemilihan itu tidak tergantung pada perbuatan manusia, tetapi semata-mata
tergantung pada kehendak Allah!
II)
3 sikap manusia terhadap firman / janji Tuhan.
1)
Hidup menentang janji / Rencana Allah itu.
Ini pasti akan
gagal, karena Rencana Allah tidak mungkin gagal dan dengan kemahakuasaanNya
Allah pasti akan melaksanakan RencanaNya (Bil 23:19 Ayub 42:2
Maz 33:10-11 Yes 14:24-27 46:10-11 Yer 4:28).
Contoh orang
yang hidup menentang janji / firman Tuhan dalam bacaan hari ini adalah Ishak.
Ishak tentu tahu firman Allah dalam ay 23 yang jelas menunjukkan bahwa
Yakublah yang dipilih dan lebih diberkati oleh Tuhan. Tetapi karena ia senang
makan daging buruan, ia lebih mencintai Esau dari pada Yakub (ay 28). Lebih
jauh lagi, kalau kita lihat dalam Kej 27, ia tetap mau memberikan berkat
yang lebih besar kepada Esau! Ini jelas menunjukkan bahwa ia berusaha menentang
Rencana Allah! Tetapi Kej 27 dan seluruh sejarah Kitab Suci (tentang Yakub
dan Esau dan keturunan mereka) membuktikan bahwa Ishak gagal, dan Rencana Allah
dalam ay 23 itulah yang terlaksana.
Illustrasi:
sebuah kapal sedang ada dilaut dalam cuaca buruk (hujan, kabut dsb). Dari
kejauhan kapten kapal melihat sebuah lampu, yang kelihatannya berasal dari kapal
lain yang sedang menuju kearahnya. Untuk menghindari tabrakan, maka kapten kapal
itu menyuruh mengirim pesan: “Beloklah 10 derajat ke utara”. Tetapi ia
menerima pesan balasan yang berbunyi: “Kamu yang belok 10 derajat ke
selatan”. Dengan jengkel kapten itu membalas: “Saya adalah kapten! Kamu yang
belok 10 derajat ke utara”. Pesan balasan: “Saya adalah pelaut kelas satu.
Kamu yang belok 10 derajat ke selatan”. Kapten itu menjadi marah dan berkata:
“Ini adalah kapal perang! Kamu belok 10 derajat ke utara!”. Pesan balasan:
“Dan ini adalah mercu suar! Kamu belok 10 derajat ke selatan!”.
Kalau kapten itu
waras, maka tentu ia yang mengubah arah kapalnya dan bukannya terus menuntut
supaya mercu suar yang tidak bisa bergerak itu untuk pindah!
Demikian juga
kalau hidup kita bertentangan dengan Rencana Allah, maka kita harus sadari bahwa
Rencana Allah tidak mungkin berubah! Jadi, kitalah yang harus mengubah arah
hidup kita! Kalau kita terus mengeraskan hati, maka jelas kita sendiri yang akan
hancur atau setidaknya ‘benjut’!
2) Mau hidup sesuai dengan janji / Rencana Allah,
tetapi pada saat mengalami halangan yang seolah-olah tidak memungkinkan terlaksananya
janji Tuhan itu, lalu ‘membantu Tuhan’ dengan cara-cara yang berdosa.
Inilah yang
dilakukan oleh Yakub dalam ay 29-34! Sebagai anak kesayangan Ribka, Yakub
tentu tahu janji Tuhan dalam ay 23 yang diberikan kepada Ribka pada waktu
sedang hamil. Ia ingin janji itu terlaksana, tetapi ia melihat hal itu tidak
mungkin terlaksana, karena:
·
Esau adalah anak sulung,
sehingga tentu akan menerima berkat yang lebih besar.
·
Ishak lebih mencintai Esau
(ay 28).
Karena itu,
Yakub lalu ‘membantu Tuhan’ dengan cara memaksa Esau menjual hak
kesulungannya (ay 29-34).
Ada hal-hal yang
perlu diketahui dari bagian ini:
a) Hak kesulungan mencakup berkat jasmani maupun
rohani, bahkan mencakup hak atas tanah Kanaan.
b) Bagian ini menunjukkan brengseknya Esau, karena ia
mengabaikan hal yang rohani hanya demi makanan. Bahkan setelah kenyangpun ia
tidak menyesal bahwa ia sudah menjual hak kesulungan itu (ay 34). Karena itu
tidak heran Kitab Suci mengecam Esau sebagai orang bernafsu rendah (Ibr 12:16).
Penerapan:
Kalau saudara
rela mengorbankan hal rohani seperti Firman Tuhan, demi pekerjaan, study,
undangan pernikahan dsb, apa bedanya saudara dengan Esau?
c) Bagian ini juga menunjukkan bagusnya Yakub, yaitu
bahwa ia betul-betul mengejar dan ingin mendapatkan hal yang rohani, bahkan mau
mengorbankan masakannya sendiri demi mendapatkannya!
Penerapan:
Apakah saudara
mengejar hal yang rohani seperti Yakub? Bacalah Amsal 2:1-5 Amsal 23:23!
d) Bagaimanapun juga, bagian ini juga menunjukkan
kejelekan dari Yakub, karena di dalam usahanya untuk mendapatkan hal yang rohani
dan menyesuaikan hidupnya dengan janji / Rencana Tuhan itu, ia melakukan sesuatu
yang sangat tidak kasih kepada saudara kembarnya sendiri!
Yakub memang
berhasil, tetapi bagaimanapun apa yang ia lakukan itu tetap dosa, dan setiap
dosa pasti akan membawa kerugian tertentu!
Penerapan:
·
Kalau kita mau mendirikan
gereja dan kita yakin bahwa pendirian gereja kita itu memang merupakan kehendak
Tuhan, maka pada waktu ada halangan, kita tidak perlu ‘membantu Tuhan’
dengan cara-cara yang berdosa, seperti berdusta, bersikap munafik dsb! Kita
harus percaya bahwa Allah cukup mahakuasa untuk melaksanakan kehendakNya dan Ia
tidak membutuhkan ‘bantuan’ kita yang berdosa itu!
·
Kalau saudara yakin bahwa si
A adalah jodoh saudara, tetapi saudara mendapati adanya halangan bagi
terlaksananya pernikahan saudara dengan dia, apa tindakan saudara? Pergi ke
dukun? Sengaja membuatnya hamil sehingga orang tua terpaksa setuju? Ini
‘membantu Tuhan’ dengan cara-cara berdosa!
·
Saudara yakin kebenaran dari
janji Tuhan dalam Mat 6:25-34, yang menjanjikan kecukupan bagi orang yang
betul-betul ikut Tuhan. Tetapi saudara melihat bahwa penghasilan saudara terlalu
kecil dan pengeluaran saudara terlalu besar. Lalu apa yang saudara lakukan?
Mencuri / korupsi / tidak memberikan perpuluhan / berjudi supaya Mat 6:25-34
menjadi kenyataan? Itu ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang berdosa!
3) Hidup sesuai dengan janji / Rencana Allah, dan
melakukan segala sesuatu untuk mewujudkan janji / firman Tuhan itu, tetapi tetap
dalam batas-batas yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Ada beberapa
contoh dalam bacaan ini:
a)
Abraham mengambil Ketura sebagai istri / gundik (ay 1).
Martin Luther
menganggap bahwa Abraham melakukan ini supaya Kej 17:4, yang menjanjikan Abraham
menjadi bapa dari banyak bangsa, tergenapi.
Tetapi ada 2
pandangan tentang pernikahan Abraham dan Ketura:
·
Ini terjadi setelah Sara
mati.
Dengan kata
lain, penempatan cerita itu dalam Kej 25 sesuai dengan urut-urutan waktu
(Chronologis).
Orang yang
mengambil pandangan ini berpendapat bahwa pada saat Abraham berusia 99 tahun,
Allah melakukan mujijat untuk ‘meremajakan’ Abraham kembali, sehingga bukan
saja ia dan Sara bisa memperanakkan Ishak, tetapi kira-kira 40 tahun
sesudahnyapun ia bisa kawin lagi dengan Ketura dan menurunkan banyak anak. Kalau
ini benar, dan kalau perkiraan Martin Luther di atas juga benar, maka jelas
bahwa disini Abraham menyesuaikan hidupnya dengan Rencana / janji Tuhan dengan
cara-cara yang bisa dipertanggung jawabkan.
·
Ini terjadi sebelum Sara
mati.
Dengan kata
lain, penempatan cerita ini di sini tidak chronologis / tidak sesuai dengan
urut-urutan waktu, karena Sara telah mati dalam Kej 23
Catatan:
banyak bagian Kitab Suci yang diceritakan secara tidak chronologis. Misalnya
kematian Abraham dalam ay 7-11 jelas terjadi sesudah kelahiran Esau dan
Yakub, karena Esau dan Yakub lahir pada waktu Ishak berusia 60 tahun (ay 26b),
dan itu berarti bahwa pada saat itu Abraham baru berusia 160 tahun. Tetapi toh
kematian Abraham diceritakan lebih dulu dari kelahiran Esau dan Yakub.
NIV
menterjemahkan ay 1 ini: ‘Abraham took another wife’
(menggunakan past tense biasa). Tetapi pada footnotenya NIV
memberikan kemungkinan terjemahan yang lain untuk kata ‘took’ itu,
yaitu ‘had taken’ (penggunaaan past perfect).
Dasar dari
pandangan ini:
*
sebelum kelahiran Ishak,
Abraham sudah ‘mati’ tubuhnya.
Ro 4:19
(Lit): ‘he considered the body of himself to have died’ (= ia
menganggap tubuhnya sendiri sudah mati).
Lalu bagaimana
mungkin sekarang, lebih dari 40 tahun setelah peristiwa itu, Abraham bisa kawin
lagi dan bahkan menurunkan banyak anak?
*
Terjemahan hurufiah dari ay 1
adalah: ‘And Abraham added and took a wife’ (= dan Abraham menambahkan
dan mengambil seorang istri).
Kata
‘menambahkan’ ini secara implicit menunjukkan bahwa saat itu Sara
masih ada.
*
Ay 6 menyebutkan
‘gundik-gundik’ (bentuk jamak!), sehingga jelas menunjuk kepada Hagar dan
Ketura (bdk. 1Taw 1:32 dimana Ketura disebut sebagai gundik Abraham). Ini
menunjukkan bahwa kata-kata ‘mengambil pula seorang istri’ dalam ay 1,
maksudnya adalah ‘mengambil gundik’ (demikian juga dengan Kej 16:3).
Kalau memang saat itu Sara sudah mati, mengapa Abraham tidak mengambil Ketura
sebagai istri, tetapi sebagai gundik?
Kalau pandangan
ini yang benar, maka sekalipun pandangan Luther di atas itu benar, tetapi tetap
saja Abraham di sini ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang salah, karena ia
melakukan polygamy.
b) Abraham tahu bahwa Tuhan menghendaki Ishak sebagai
ahli warisnya (Kej 15:4). Di sini Abraham menggenapi hal itu:
·
ia menjadikan Ishak ahli
warisnya (ay 5).
·
ia memberikan sedikit
pemberian kepada anak-anak Ketura, lalu menyuruh mereka pergi dari Kanaan (ay 6).
Mengapa? Supaya mereka tidak menjadi gangguan bagi Ishak.
Tindakan ini
rasanya kejam, tetapi ini sesuai dengan:
¨
Perintah Tuhan untuk mengusir
Hagar dan Ismael (Kej 21:10-12).
¨
Janji Tuhan bahwa Kanaan hanya
menjadi milik Ishak dan keturunannya (Kej 12:7 Kej 17:8).
c) Ishak tahu bahwa Allah memberikan Kanaan kepada
keturunannya. Karena itu ia pasti akan mempunyai keturunan.
Tetapi sekarang
ada halangan, yaitu bahwa Ribka ternyata mandul (ay 21). Ia bisa saja
‘membantu Tuhan’ dengan cara kawin lagi seperti yang dilakukan oleh Abraham
pada waktu ia mengawini Hagar. Tetapi ia tidak melakukan hal itu, dan ini
merupakan sesuatu yang baik dalam diri Ishak dimana ia tidak meniru / mengikuti
kesalahan ayahnya. Ia tekun berdoa selama hampir 20 tahun (ay 20,21,26),
sehingga akhirnya Tuhan mengabulkan doanya dan ia mendapatkan anak, bahkan anak
kembar (ay 24-26).
d)
Ribka lebih mengasihi Yakub dari pada Esau (ay 28b). Mengapa?
Ada beberapa
kemungkinan:
·
Yakub suka tinggal di kemah,
sehingga lebih dekat dengan dia (ay 26-27).
·
Karena Ishak lebih mencintai
Esau (ay 28a), maka Ribka mengimbanginya dengan lebih mengasihi Yakub (ay
28b).
·
Karena firman / janji Tuhan
dalam ay 23, yang mengatakan bahwa Yakublah yang dipilih dan yang lebih
diberkati oleh Tuhan.
Jadi, dengan
lebih mengasihi Yakub dari pada Esau, maka Ribka menyesuaikan hidupnya dengan
janji / Rencana Tuhan.
Bahwa
kemungkinan ke 3 ini benar terlihat dari Kej 27 dimana ia mendesak dan
membantu Yakub untuk mencuri berkat Esau (Catatan: dalam Kej 27 ini
jelas ia ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang salah).
Kesimpulan
/ Penutup:
Yang
mana dari 3 kehidupan ini yang ingin saudara tiru?
·
Hidup yang bertentangan
dengan Rencana / janji Tuhan?
·
Hidup yang disesuaikan dengan
janji / Rencana Tuhan, tetapi ‘membantu Tuhan’ dengan cara yang salah?
·
Hidup yang disesuaikan dengan
janji / Rencana Tuhan, tetapi tetap menjaga supaya usaha saudara tidak melanggar
firman Tuhan?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali