Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


FILIPI 4:10-23

I) Memberi:

A) 'Tindakan memberi' menimbulkan effek positif bagi:

1) Penerima (dalam kontex ini adalah Paulus).

Ini memang merupakan sesuatu yang logis, dan dalam kontex ini hal ini terlihat dari:

Penerapan:

Sebagian uang yang ada pada saudara, apalagi kalau saudara adalah orang yang kaya, mungkin tidak akan pernah saudara pakai sampai saudara mati, dan dengan demikian tidak berguna baik bagi saudara maupun bagi orang lain. Tetapi kalau uang itu saudara berikan kepa-da orang yang membutuhkan, itu akan sangat berguna dan menolong mereka dalam penderitaan mereka. Karena itu maulah memberi!

2) Pemberi (dalam kontex ini adalah jemaat Filipi).

Kalau yang no 1 di atas jelas merupakan sesuatu yang logis, maka yang sekarang ini kelihatannya justru sangat tidak logis. Tetapi ini benar dan ini bisa terlihat dari:

a) Ay 19: 'Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut ke- kayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus'.

Ini jelas merupakan suatu effek yang positif bagi mereka sebagai pemberi!

Jadi, dari ay 19 ini terlihat bahwa orang yang mau memberi pasti akan mendapatkan berkat (bahkan secara jasmani), dari Tuhan. Bandingkan dengan ayat-ayat Kitab Suci ini: Amsal 11:25 19:17 21:13 22:9 28:27 Mat 5:7 2Kor 9:6-8, yang menunjukkan bahwa kalau saudara mau memberi kepada orang yang membutuhkan, Allah akan memberkati saudara sehingga saudara justru akan mendapatkan effek yang positif. Sebaliknya, kalau saudara tidak mau memberi kepada orang yang membutuhkan, saudara justru akan rugi!

Tetapi tentang hal ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

Catatan: kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang hal ini, bacalah buku saya yang berjudul Theologia Kemakmuran.

b) Ay 17: ini salah terjemahan!

NIV: 'Not that I am looking for a gift, but I am looking for what may be credited to your account' (= bukannya aku mencari pemberian, tetapi aku mencari apa yang bisa ditambahkan pada rekeningmu')

'Rekening' ini pasti menunjuk pada pahala di surga!

Jadi, kalau ay 19 tadi menunjukkan adanya keuntungan di dunia, maka ay 17 ini menunjukkan adanya keuntungan di surga bagi si pemberi! Bandingkan dengan Mat 10:42 Mat 25:34-40.

3) Allah (ay 18b).

Ay 18b ini menunjukkan bahwa:

a) Pemberian yang diberikan kepada Paulus itu, oleh Allah dianggap seakan-akan diberikan kepada Dia (ay 18b: 'berkenan kepada Allah'). Bandingkan dengan Mat 10:40-42 25:40.

b) Ay 18b itu berbicara tentang 'harum' dan 'korban'. Bandingkan ini dengan Kej 8:21 Im 1:9,13,17.

Ini menunjukkan bahwa pemberian jemaat Filipi kepada Paulus itu oleh Allah dianggap sebagai suatu korban yang berkenan kepada-Nya! (bdk. Ibr 13:16).

Kesimpulan: Allah juga mendapatkan effek positif!

B) Kalau suatu pemberian menimbulkan effek positif, baik bagi penerima, pemberi, maupun Alah, maka sudah seharusnyalah kalau kita mau men-jadi pemberi!

Kita harus meniru jemaat Filipi yang berulang-ulang menjadi pemberi. Hal ini terlihat dari:

a) Ay 15: terjemahannya kurang tepat.

NIV: 'Moreover, as you Philippians know, in your early acquaintance with the gospel, when I set out from Macedonia, not one church shared with me in the matter of giving and receiving, except you only' (= Lagi pula, seperti yang kamu orang-orang Filipi tahu, dalam penge-nalanmu yang mula-mula dengan Injil, pada waktu aku berangkat dari Makedonia, tidak ada gereja yang membagi dengan aku dalam hal memberi dan menerima, kecuali kamu saja).

Ayat ini menunjukkan bahwa pada waktu orang-orang Filipi ini baru mengenal Injil / baru bertobat, mereka sudah memberi kepada Paulus! Bandingkan dengan banyak orang kristen, yang sudah puluhan tahun menjadi orang kristen, tetapi tidak pernah mau memberi!

b) Ay 16: pada waktu Paulus ada di Tesalonika, jemaat Filipi memberi lagi sebanyak 1-2 x (beberapa kali).

c) Sekarang, pada waktu Paulus ada di penjara Roma, jemaat Filipi lagi-lagi mengirimkan Epafroditus untuk memberikan pemberian kepada Paulus.

Kesimpulannya: mereka tekun dalam memberi, padahal mereka dikatakan sangat miskin (2Kor 8:1-5).

Penerapan:

Ada orang kristen yang hanya mau memberitakan Injil, tetapi pada waktu melihat orang menderita dan membutuhkan pertolongan, mereka tak mau memberi apa-apa. Bagaimana Pemberitaan Injil yang tidak disertai kasih seperti ini bisa berhasil?

Sebaliknya ada orang kristen dan gereja-gereja yang senangnya hanya melakukan tindakan sosial, seperti menyumbang panti asuh- an, korban bencana alam dsb, tetapi tidak pernah memberitakan Injil! Orang-orang yang ditolong itu hanya mendapatkan pertolongan secara jasmani dan mereka mungkin senang akan hal itu, tetapi pada waktu mereka mati, mereka tetap harus pergi ke neraka, karena mereka tidak percaya kepada Yesus!

II) Menerima:

1) Paulus mau menerima pemberian dari jemaat Filipi, bahkan sampai beberapa kali (ay 15,16,18).

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

a) Paulus mau menerima.

Ada juga orang yang kesombongannya diwujudkan dengan selalu membalas pemberian dengan pemberian yang sama atau yang lebih besar. Ini menyebabkan pemberian orang itu, yang tujuannya untuk menolong kita, menjadi tidak ada gunanya!

Perhatikan bahwa Paulus beberapa kali menerima pemberian jemaat Filipi, dan Kitab Suci tidak pernah menyebutkan Paulus pernah mem-balas pemberian itu secara jasmani.

Kalau memang saudara membutuhkan pertolongan / pemberian, mau-kah saudara dengan rendah hati menerima pemberian / pertolongan?

b) Paulus tidak menerima seadanya pemberian dari seadanya orang:

Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak tamak dalam menerima pemberian. Kalau dia melihat bahwa dengan menerima pemberian itu pelayanannya bisa dirugikan, ia bisa difitnah yang tidak-tidak dsb, maka ia menolak pemberian itu.

Kesimpulan:

Dalam menghadapi pemberian, kita tidak boleh sombong sehingga meno-lak semua pemberian atau selalu berusaha membalas pemberian, tetapi juga tidak boleh tamak sehingga menerima semua pemberian, termasuk yang bisa merugikan kita / pelayanan kita / gereja kita / seluruh kekris-tenan!

2) Paulus menyatakan penghargaannya atas pemberian jemaat Filipi itu (ay 10,14,20).

Kalau kita mendapatkan pemberian, maka harus kita sadari bahwa Allahlah yang menggerakkan orang itu untuk menolong. Karena itu kita tidak boleh lupa bersyukur kepada Tuhan / memuji Tuhan atas pemberian yang kita peroleh (bdk. ay 10,20).

Tetapi kita juga tidak boleh mengabaikan orang yang dipakai oleh Allah untuk memberikan pemberian kepada kita itu. Kita juga harus berterima kasih kepada dia dan menghargainya (ay10,14).

Ada orang yang kalau menerima suatu pemberian merasa begitu malu sehingga tidak bisa mengucapkan terima kasih. Ini adalah kesombongan yang sama sekali tidak sopan, dan harus saudara buang dari hidup saudara!

3) Supaya kata-katanya tidak disalah mengerti, maka Paulus lalu menam-bahkan:

a) Ay 11-12:

Untuk berbuat jahat kita tidak perlu belajar karena memang kita lahir dalam dosa dan condong pada dosa (Maz 51:7 Maz 58:4 Kej 6:5 Kej 8:21). Tetapi untuk berbuat baik, kita harus belajar (bdk. Yes 1:17)!

Penerapan:

Apakah saudara betul-betul belajar untuk berbuat baik, seperti hidup / berkata jujur, berlaku tulus / tidak munafik, hidup dalam kasih / kesabaran, bersikap rendah hati, hidup bersandar kepada Tuhan dengan banyak berdoa dsb? Ingat bahwa tanpa mau belajar, saudara tidak mungkin bisa berbuat baik!

NIV: 'to be content' (= puas).

Puas jelas tidak sama dengan 'mencukupkan diri'! Ada banyak orang yang bisa mencukupkan diri dengan penghasilannya, tetapi tidak merasa puas.

Puas juga tidak sama dengan suatu penyerahan yang apatis pada takdir!

Puas berarti kita tidak iri kepada orang lain, tidak bersungut-sungut, tidak marah / kecewa kepada Tuhan, tidak lari ke dalam dosa, tetapi bisa tetap bersukacita dan beriman!

Apakah saudara mau belajar untuk puas dalam segala keadaan?

NIV: 'I have learned the secret of being content in any and every situation, whether well fed or hungry, whether living in plenty or in want' (= aku telah belajar rahasia untuk puas dalam sembarang dan setiap keadaan, apakah kenyang atau lapar, apakah hidup dalam kelimpahan atau kekurangan).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

Jadi, ada banyak keadaan dimana kita harus belajar untuk puas. Dalam hal apa saudara sering merasa tidak puas? Maukah saudara belajar untuk puas dalam hal itu?

Kelimpahan memberikan banyak pencobaan seperti: som-bong, lupa Tuhan, dosa-dosa yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang kelebihan uang (seperti punya istri ke 2 dsb).

Disamping itu, kekayaan tidak biasanya memberikan kepu-asan kepada pemiliknya, tetapi sebaliknya biasanya mem-berikan kehausan akan kekayaan yang lebih banyak lagi!

Ini menyebabkan banyak penafsir yang berkata bahwa lebih sukar untuk puas dalam kelimpahan dari pada dalam keku- rangan!

Perubahan-perubahan seperti ini justru sangat menyukarkan untuk puas! Kalau seseorang sudah biasa tidur beralaskan tikar, makan nasi dengan tahu tempe dsb, maka itu tidak lagi merupakan problem bagi dia. Tetapi kalau ia lalu jadi kaya sehingga bisa tidur di kasur yang empuk, makan steak dsb, dan suatu kali ia kembali miskin, maka pasti akan sukar sekali untuk bisa puas!

Kalau saudara mengalami keadaan yang berubah-ubah seperti ini, bersyukurlah bahwa Tuhan mempercayai saudara untuk 'belajar di 2 buah sekolah' sekaligus!

Bahwa Paulus bisa puas dalam kondisi yang berubah-ubah ini, betul-betul merupakan sesuatu yang luar biasa!

b) Ay 13:

Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

Saya lebih setuju pandangan ini, dengan alasan: ayat ini seharusnya bukan berbunyi 'segala hal dapat kutanggung', tetapi 'segala hal dapat kulakukan' ('I can do all things' - NASB).

Ini tentu tak berarti bahwa Paulus menjadi orang yang mahakuasa. Tentu ia tetap dibatasi oleh kehendak Tuhan!

Inilah 'rahasia' yang ia maksudkan dalam ay 12. Rahasia sehingga ia bisa puas dalam segala keadaan, adalah karena ia selalu bersandar kepada Tuhan!

Seseorang mengatakan: 'Without Him we can do nothing; in Him we can do everything' (= tanpa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa; di dalam Dia kita bisa melakukan segala sesuatu)!

c) Ay 17: ini salah terjemahan!

NIV: 'Not that I am looking for a gift, but I am looking for what may be credited to your account' (= bukannya aku mencari pemberian, tetapi aku mencari apa yang bisa ditambahkan pada rekeningmu).

Ini menunjukkan bahwa Paulus bukannya senang karena pemberian itu sendiri, tetapi karena pemberian itu akan memberikan pahala kepada jemaat Efesus di surga!

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa ia bebas dari segala egoisme dan ketamakan!

Kesimpulan:

Paulus menerima pemberian dengan sikap yang memuliakan Tuhan! Ada orang-orang kristen yang menerima pemberian dengan sikap yang mempermalukan Tuhan, seperti:

Kesimpulan:

·  Kalau saudara bisa memberi kepada orang yang membutuhkan, berilah! Sebaliknya, kalau saudara memang membutuhkan dan ada orang yang memberi kepada saudara, terimalah dengan sikap yang memuliakan Tuhan!

 

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali