Seminar

 

Pembahasan ajaran

 

Pdt. Erastus Sabdono

 

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

 

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Rabu, tgl 10 Oktober 2018, pk 19.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Session II

 

Corpus Delicti (2)

 

Dari link resmi: http://college.rhemachurch.org.au/topic/menemukan-kekristenan-yang-hilang-05-menjadi-corpus-delicti/

 

MENEMUKAN KEKRISTENAN YANG HILANG 5 – Menjadi “Corpus Delicti” (By Dr. Erastus Sabdono)

 

Sebenarnya Betapa Hebat makhluk yang disebut manusia itu. Kehebatannya bukan hanya terletak pada kemampuannya berpikir menciptakan teknologi dan seni budaya, tetapi manusia adalah satu-satunya makhluk di bumi yang diciptakan dengan kemampuan dapat menghormati Tuhan dengan sengaja dan sadar. Menghormati Tuhan artinya melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan serta rencana-Nya. Inilah ketaatan yang benar.

 

Hukum

 

Allah kita memiliki hukum dalam diri-Nya yang juga merupakan hakekat-Nya yang permanen. Di sini yang dimaksud dengan hukum bukan hanya bertalian dengan peraturan atau syariat, tetapi juga tatanan dan kodrat. Memang hukum tidak selalu berkaitan dengan peraturan. Hukum alam (Latin: lex naturalis) adalah sistem tatanan yang berlaku secara universal sebagai kodrat alami. Ini misalnya mencakup hukum Archimedes, hukum gravitasi universal Newton, dan sebagainya. Hukum yang ada pada Allah lebih mirip dengan sistem tatanan alam tersebut daripada peraturan. Seluruh tindakan Allah selalu berdasarkan hukum yang ada pada-Nya.

Dengan memahami bahwa di dalam diri Allah ada tatanan atau kodrat yang mendasari semua tindakan-Nya maka orang percaya akan menemukan jawaban mengapa Allah menciptakan manusia, mengapa harus ada dua pohon di tengah taman Eden, mengapa Tuhan Yesus harus mati, mengapa Ia kemudian bangkit, dan sebagainya. Hal ini akan membuka pengertian orang percaya terhadap kebenaran Alkitab yang menakjubkan dan membuktikan bahwa Kekristenan memuat kebenaran Allah yang tidak tertandingi.

Allah kita Allah yang tertib (2 Tim. 1:7). Ia memiliki tatanan di dalam diri-Nya, dan Ia juga konsisten dengan apa yang telah ditetapkannya sebagai aturan tersebut. Ia tidak akan pernah bertindak secara sembarangan tanpa tatanan. Di dalam diri-Nya ada tatanan dan Allah bertindak berdasarkan tatanan-Nya yang tentu saja mengekspresikan kebijakan-kebijakan dari kecerdasan-Nya yang tiada batas.

 

Pelanggaran Iblis

 

Iblis itu dahulu dikenal sebagai Lucifer, yang kemudian memberontak terhadap Allah.

 

==========Saya potong kata-kata ES di sini==============

 

Tanggapan Budi Asali:

 

Apa yang akan saya bahas di sini, adalah apakah Lucifer memang merupakan nama dari komandan setan / Iblis, atau bukan. Bahwa Lucifer merupakan nama Iblis memang bukan pandangan khas dari ES, tetapi bahkan merupakan pandangan dari mayoritas pendeta / orang Kristen. Juga banyak bapa-bapa gereja, penafsir-penafsir, ahli-ahli theologia yang mempercayai hal ini! Tetapi ingat, bahwa benar atau salah bukan urusan demokrasi (yang banyak yang menang)!

 

Hal ini juga bukan hal yang terlalu besar (sekalipun ES anggap ini sangat penting), karena hanya mempersoalkan nama dari Iblis, dan ayat yang menunjukkan atau tak menunjukkan kejatuhan dari Iblis. Jadi, dalam pandangan saya, orang yang salah dalam hal ini bukan orang sesat. Hanya salah.

 

Lalu mengapa saya membahas hal ini? Karena hal ini saya lihat muncul dalam banyak tulisan dan khotbah-khotbah ES. Jadi, kalau saya bisa menunjukkan kesalahan ES dalam hal ini, itu akan mempengaruhi kebenaran atau ketidak-benaran dari banyak tulisan-tulisan dan khotbah-khotbahnya. Juga karena saya melihat bahwa ES menganggap penting hal ini (dalam hubungannya dengan ‘Corpus Delicti’), sekalipun saya sendiri tidak bisa, atau belum bisa, melihat apa pentingnya hal ini bagi ajaran ES.

 

Saya berpendapat bahwa ‘Lucifer’ bukan nama dari komandan setan / Iblis. Kata ‘Lucifer’, hanya muncul 1 x dalam Alkitab, yaitu dalam Yes 14:12, dan itu hanya dalam versi-versi tertentu seperti KJV dan NKJV [dan tentu saja dalam Alkitab bahasa Latin (Latin Vulgate)], karena kata ‘Lucifer’ itu merupakan kata bahasa Latin.

 

Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”.

KJV/NKJV: O Lucifer.

RSV: O Day Star.

NIV: O morning star.

NASB: O star of the morning.

ASV: O day-star.


Lucifer adalah kata bahasa Latin yang sebetulnya berarti ‘light bearer’ [= pembawa terang]. Kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang Lucifer, saudara bisa melihatnya dalam: https://en.wikipedia.org/wiki/Lucifer

Ini ada dalam bahasa Inggris, tetapi saudara bisa mencarinya yang menggunakan bahasa Indonesia.

 

Mengapa saya tidak percaya bahwa Lucifer adalah nama dari Iblis? Karena kita harus menafsirkan ayat manapun sesuai dengan kontextnya, dan kalau kita membaca Yes 14 itu dari ay 1-nya, terlihat dengan jelas bahwa yang dibicarakan dalam text ini adalah Raja Babel, bukan Iblis!

 

Yes 14:4 - “maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: ‘Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim!”.

 

Untuk jelasnya, sebaiknya kita baca Yes 14 mulai ay 1.

 

Yes 14:1-23 - “(1) Sebab TUHAN akan menyayangi Yakub dan akan memilih Israel sekali lagi dan akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, maka orang asing akan menggabungkan diri kepada mereka dan akan berpadu dengan kaum keturunan Yakub. (2) Bangsa-bangsa lain akan mengantar Israel pulang ke tempatnya, lalu kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN sebagai hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan. Demikianlah mereka akan menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan berkuasa atas para penindas mereka. (3) Maka pada hari TUHAN mengakhiri kesakitan dan kegelisahanmu dan kerja paksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, (4) maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: ‘Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! (5) TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, (6) yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya. (7) Segenap bumi sudah aman dan tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai. (8) Juga pohon-pohon sanobar dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhanmu, katanya: ‘Dari sejak engkau rebah terbaring, tidak ada lagi orang yang naik untuk menebang kami!’ (9) Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari takhta mereka. (10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: ‘Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!’ (11) Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.’ (12) ‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. (16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, (17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah? (18) Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya. (19) Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke batu-batu liang kubur seperti bangkai yang terinjak-injak. (20) Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya. (21) Dirikanlah bagi anak-anaknya tempat pembantaian, oleh karena kesalahan nenek moyang mereka, supaya mereka jangan bangun dan menduduki bumi dan memenuhi dunia dengan kota-kota.’ (22) ‘Aku akan bangkit melawan mereka,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam, ‘Aku akan melenyapkan nama Babel dan sisanya, anak cucu dan anak cicitnya,’ demikianlah firman TUHAN. (23) ‘Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam.”.

 

Kata ‘Babel’ muncul lagi dalam Yes 14:22,23. Jadi memang seluruh text berbicara tentang Babel dan raja Babel, bukan tentang komandan setan. Lalu bagaimana tahu-tahu ay 12 kita tafsirkan menunjuk pada komandan setan dan kejatuhannya??

 

Dan hal lain yang harus diperhatikan adalah, Yes 14 ini merupakan cerita sejarah. Sejarah tentang apa? Tentang Allah yang berjanji akan membebaskan Yehuda dari penindasan Babilonia (baca ay 1-4).

Karena ini cerita sejarah, maka dalam menafsir tidak boleh ditafsirkan sebagai simbol, atau dialegorikan. Ini rumus Hermeneutics!

 

Saya memberikan sebuah ilustrasi untuk menunjukkan hal ini:

Saya bercerita kepada seseorang bahwa saya pergi ke Tretes, dan di sana saya melihat seekor sapi yang disembelih oleh seorang penjagal, lalu dimasak, dimakan, dan sebagainya. Ini cerita ‘sejarah’, dalam arti, itu sungguh-sungguh terjadi.

 

Apakah orang itu berhak untuk ‘menafsirkan’ cerita saya dengan mengatakan ‘Tretes’ adalah simbol dari ‘surga’, ‘sapi’ simbol dari ‘manusia’, dan ‘penjagal’nya adalah simbol dari ‘setan’? Siapapun yang menafsirkan seperti ini adalah orang gila, bukan?

 

Mungkin saudara berkata, itu kan cerita biasa, sedangkan Yes 14 cerita Alkitab. Saya jawab: tidak ada bedanya. Dan memang rumus-rumus Hermeneutics pada umumnya didasarkan pada akal sehat.

 

Sekarang mari kita melihat text ini.

 

Kel 3:1-5 - “(1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (3) Musa berkata: ‘Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?’ (4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: ‘Musa, Musa!’ dan ia menjawab: ‘Ya, Allah.’ (5) Lalu Ia berfirman: ‘Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.’”.

 

Cerita tentang Musa melihat semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar dalam Kel 3, merupakan cerita sejarah, tetapi sering diartikan secara salah dengan cara menafsirkan secara simbolis. Banyak orang yang mengatakan bahwa ‘kasut’ adalah simbol dari dosa. Jadi, orang yang mau mendekat kepada Tuhan, harus meninggalkan dosanya. Sepintas lalu ‘tafsiran’ seperti ini menghasilkan ajaran yang bagus, bukan?

 

Tetapi mari kita analisa lebih jauh.

 

1. Dengan alasan apa kasut dijadikan simbol dari dosa? Bagaimana kalau orang lain menafsirkan kasut itu simbol dari istri? Jadi, mau mendekat kepada Tuhan harus buang istrinya??? Atau didasarkan pada Ef 6:15 kita artikan kasut sebagai ‘kerelaan untuk memberitakan Injil’, sehingga kalau mau mendekat kepada Tuhan harus membuang kerelaan untuk memberitakan Injil itu. Ini bisa jadi ajaran-ajaran yang gila! Dan kalau menafsirkan ‘kasut’ sebagai dosa diijinkan, dengan alasan apa kita melarang orang lain menafsirkan sebagai ‘istri’ dsb?? Jadi, kalau penafsiran seperti ini diijinkan, boleh dikatakan kita bisa mendapat ajaran yang bagaimanapun dari cerita sejarah manapun. Alkitab kita jadi kacau balau tidak karuan.

 

2. Dalam Kel 3 itu, pada waktu Musa mau mendekati semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar itu, Tuhan suruh dia tanggalkan kasutnya. Kira-kira bagaimana Musa meninggalkan tempat itu? Dia tetap berjalan tanpa kasut?? Dan selanjutnya terus berjalan tanpa kasut? Itu mustahil dan tidak masuk akal sama sekali. Dia pasti memakai kembali kasutnya. Nah, sekarang ajarannya jadi bagaimana kalau begitu? Pada waktu mau mendekat kepada Tuhan (misalnya pada waktu mau berdoa, berbakti dsb), kita harus buang dosa. Dan pada waktu meninggalkan Tuhan (berhenti berdoa, pulang dari kebaktian, dsb), kita harus ambil lagi dosa itu??? Ini jadi konyol bukan main!

 

Sekarang, kembali pada Yes 14. Kalau tidak boleh diartikan secara simbolis, bagaimana kalau dianggap sebagai TYPE (typology)? Apakah cerita ini, khususnya raja Babel, bisa dianggap sebagai TYPE? Sebelum membahas Yes 14 itu, mari kita melihat contoh-contoh dari cerita-cerita yang merupakan TYPE.

 

Bil 21:1-9 - “(1) Raja negeri Arad, orang Kanaan yang tinggal di Tanah Negeb, mendengar, bahwa Israel datang dari jalan Atarim, lalu ia berperang melawan Israel, dan diangkutnya beberapa orang tawanan dari pada mereka. (2) Maka bernazarlah orang Israel kepada TUHAN, katanya: ‘Jika Engkau serahkan bangsa ini sama sekali ke dalam tangan kami, kami akan menumpas kota-kota mereka sampai binasa.’ (3) TUHAN mendengarkan permintaan orang Israel, lalu menyerahkan orang Kanaan itu; kemudian orang-orang itu dan kota-kotanya ditumpas sampai binasa. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Horma. (4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. (5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: ‘Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.’ (6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. (7) Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: ‘Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.’ Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. (8) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.’ (9) Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.”.

 

Ini cerita sejarah, tetapi Yesus sendiri menafsirkan ‘ular tembaga’ yang dibuat oleh Musa itu dalam ayat di bawah ini.

 

Yoh 3:14-15 - “(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.”.

 

Jadi, ular yang dalam Alkitab sering merupakan simbol dari setan, di sini oleh Yesus diartikan merupakan TYPE dari diriNya sendiri!!! Ingat, TYPE beda dengan simbol!!! Menafsirkan cerita sejarah secara simbolis tidak boleh. Tetapi kalau itu memang TYPE, itu lain lagi. Tetapi tidak semua cerita merupakan type. Harus ada dasar untuk mengatakan bahwa itu merupakan TYPE.

 

Secara sama, domba korban / domba Paskah merupakan TYPE dari Kristus yang dikorbankan.

 

Yoh 1:29 - “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”.

 

1Kor 5:7b - “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.”.

 

Imam juga merupakan TYPE dari Yesus.

 

Ibr 7:25-28 - “(25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, (27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. (28) Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.”.

 

Yunus itu cerita sejarah, tetapi Yunus merupakan TYPE dari Kristus.

 

Mat 12:39-41 - “(39) Tetapi jawab-Nya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”.

 

Adam adalah TYPE dari Kristus!

 

Ro 5:14 - “Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.”.

 

Kata ‘gambaran’ dalam bahasa Yunani adalah TUPOS, dari mana kata TYPE berasal.

 

Menurut saya, ‘raja Babel’ dalam Yes 14 tidak bisa ditafsirkan sebagai suatu TYPE, karena TYPE selalu menunjuk ke depan / masa yang akan datang, bukan ke belakang / masa lalu. Misalnya domba korban / domba Paskah merupakan TYPE dari Yesus, dan Yesus adalah ani-TYPEnya atau penggenapannya. Imam merupakan TYPE dari Yesus, dan Yesus adalah anti-TYPEnya atau penggenapannya. Semua TYPE menunjuk ke masa yang akan datang, dan anti-TYPEnya atau penggenapannya datang belakangan.

 

Tetapi kalau ‘raja Babel dan kehancurannya’ ini dianggap TYPE dari ‘Iblis dan kejatuhannya’, maka ‘TYPE’ ini menunjuk ke masa lalu, dan karena itu tidak cocok! Tidak pernah ada anti-TYPE yang terjadi lebih dulu dari TYPEnya!!! Anti-TYPE itu penggenapannya! Mana bisa penggenapannya datang duluan baru TYPEnya??

 

Henry A. Virkler: Third, a type ‘must prefigure something in the future.’ Antitypes in the New Testament present truth more fully realized than in the Old Testament. The correspondence in the New Testament reveals what was nascent in the Old. Typology is thus a special form of prophecy. [= Ketiga, suatu TYPE ‘harus membayangkan lebih dahulu sesuatu di masa yang akan datang’. AntiTYPE-antiTYPE dalam Perjanjian Baru menyatakan kebenaran yang direalisasikan secara lebih penuh dari pada dalam Perjanjian Lama. Persesuaian dalam Perjanjian Baru menyatakan apa yang mulai timbul dalam Perjanjian Lama. Jadi typology adalah sejenis nubuat yang khusus.] - ‘Principles and Processes of Biblical Interpretation’, hal 186 (Libronix, hal 183).

 

Pada pelajaran yang akan datang, saya akan memberikan video yang menunjukkan bahwa ES menganggap raja Babel ini sebagai typology (TYPE). Saya berpendapat, hermeneutics-nya salah, karena anti-TYPEnya / penggenapannya ada lebih dulu dari TYPEnya / ‘nubuat’nya!

 

Silahkan ES menjawab serangan saya ini.

 

Karena itu, kalau ‘raja Babel’ dalam Yes 14 tidak boleh dianggap sebagai simbol dari komandan setan, dan juga tidak boleh dianggap sebagai TYPE dari komandan setan, dsb, maka harus ditafsirkan secara hurufiah sebagai ‘raja Babel’.

 

Sekarang mari kita melihat beberapa tafsiran dari para penafsir tentang Yes 14:12 atau tentang ayat-ayat dalam Yes 14 itu. Saya akan membagi menjadi 3 kelompok:

 

1) Penafsir-penafsir yang percaya bahwa Yes 14:12 ini memang menunjuk kepada Iblis dan / atau pada kejatuhannya.

 

The Preacher’s Commentary (tentang Yes 14): “The holy war between the forces of good and evil is not a moral abstraction. As the city of Babylon represents the evil opponent of the holy city of Jerusalem, so the king of Babylon personifies Satan, the evil antagonist against God. Again, Isaiah’s prophecy has current and endtime implications. On the day in history when Babylon will be utterly ruined and the house of Jacob will be restored, the Jews will sing a song taunting the king of Babylon as he falls into disgrace and loses his place in human history (v. 3). In the apocalyptic context, a similar fate awaits Satan when he, his name, and his influence over humanity are utterly broken by the conquest of Jesus Christ. Whether in the historical or the apocalyptic context, Isaiah prophesies that the results will be the same for the king of Babylon or Satan. Utter disgrace and absolute destruction await the person of evil when Isaiah declares, ‘How the oppressor has ceased!’ (v. 4). ... Heaven does its own rejoicing over the downfall of the king of Babylon. Lucifer is now identified as the person of evil and iniquity whom the king of Babylon symbolizes and the protagonist of God in the final battle of the ages. ‘How you are fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning!’ (v. 12) may be duly interpreted as a realistic insight into Satan’s original fall from heaven and as a symbolic representation of the heights from which the king of Babylon fell. Both Lucifer and the king of Babylon had said in their hearts, ‘I will ascend into heaven, I will exalt my throne above the stars of God; I will also sit on the mount of the congregation. On the farthest sides of the north; I will ascend above the heights of the clouds, I will be like the Most High.’ - Isaiah 14:12–14[= Apakah dalam kontext sejarah atau dalam kontext apocaliptik, Yesaya menubuatkan bahwa hasilnya akan sama untuk raja Babel atau Iblis. Aib / kehinaan sepenuhnya dan kehancuran mutlak menantikan pribadi dari kejahatan pada waktu Yesaya menyatakan, ‘Wah, sudah berakhir si penindas!’ (ay 4). ... Surga melakukan sukacitanya sendiri atas kejatuhan dari raja Babel. Lucifer sekarang diidentifikasi sebagai pribadi dari kejahatan dan kesalahan yang disimbolkan raja Babel dan pendukung (penentang?) Allah dalam pertempuran akhir yang terhebat dalam sepanjang jaman. ‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lucifer, Putera Fajar!’ (ay 12) bisa diterjemahkan dengan sepatutnya sebagai suatu pengertian yang realistik kepada kejatuhan mula-mula Iblis dari surga dan sebagai suatu wakil simbolis dari ketinggian dari mana raja Babel jatuh. Baik Lucifer maupun Raja Babel telah berkata dalam hati mereka, ‘Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara; Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi.’ - Yesaya 14:12-14] - Libronix.

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.

 

The Bible Exposition Commentary (tentang Yes 14:1-23): “The picture in Isa 14:1-23 is that of a mighty monarch whose pride has brought him to destruction. This is what happened to Belshazzar when Darius the Mede captured Babylon in 539 B.C. (Dan 5). Isaiah described the king’s arrival in sheol, the world of the dead, where the king’s wealth, glory, and power vanished. The dead kings already in sheol stood in tribute to him (Isa 14:9), but it was all a mockery. Death is the great leveler; there are no kings in the world of the dead. ‘Lucifer’ (v. 12) is Latin for ‘morning star’ and suggests that this king’s glory did not last very long. The morning star shines but is soon swallowed up by the light of the sun. The prophet saw in this event something far deeper than the defeat of an empire. In the fall of the king of Babylon, he saw the defeat of Satan, the ‘prince of this world,’ who seeks to energize and motivate the leaders of nations (John 12:31; Eph 2:1-3). Dan 10:20 indicates that Satan has assigned ‘princes’ (fallen angels) to the various nations so that he can influence leaders to act contrary to the will of God. This highest of God’s angels tried to usurp the throne of God and capture for himself the worship that belongs only to God (Matt 4:8-10). The name ‘Lucifer’ (‘morning star’) indicates that Satan tries to imitate Jesus Christ, who is ‘the bright and morning star’ (Rev 22:16). ‘I will be like the Most High’ reveals his basic strategy, for he is an imitator (Isa 14:14; 2 Cor 11:13-15). Like the king of Babylon, Satan will one day be humiliated and defeated. He will be cast out of heaven (Rev 12) and finally cast into hell (20:10). Whether God is dealing with kings or angels, Prov 16:18 is still true: ‘Pride goes before destruction, and a haughty spirit before a fall’ (NKJV). [= ‘Lucifer’ (ay 12) adalah kata bahasa Latin untuk ‘bintang pagi’ dan menunjukkan bahwa kemuliaan raja ini tidak berlangsung terlalu lama. Bintang pagi bersinar tetapi segera ditelan oleh terang dari matahari. Sang nabi melihat dalam peristiwa ini sesuatu yang jauh lebih dalam dari pada kekalahan dari suatu kekaisaran. Dalam kejatuhan dari raja Babel, ia melihat kekalahan dari Iblis, ‘pangeran dunia ini’, yang berusaha untuk memberi kekuatan dan memotivasi pemimpin-pemimpin bangsa (Yoh 12:31; Ef 2:1-3). Dan 10:20 menunjukkan bahwa Iblis telah menugaskan ‘pangeran-pangeran’ (malaikat-malaikat yang jatuh) kepada berbagai bangsa-bangsa sehingga ia bisa mempengaruhi pemimpin-pemimpin untuk bertindak bertentangan dengan kehendak Allah. Yang tertinggi dari murid-murid Allah mencoba untuk merebut takhta Allah dan merebut untuk dirinya sendiri apa yang hanya merupakan milik Allah (Mat 4:8-10). Nama ‘Lucifer’ (‘bintang pagi’) menunjukkan bahwa Iblis mencoba untuk meniru Yesus Kristus, yang adalah ‘bintang pagi yang gilang gemilang’ (Wah 22:16). ‘Aku mau menjadi seperti Yang Maha Tinggi’ menyatakan strategi dasarnya, karena ia adalah seorang peniru (Yes 14:14; 2Kor 11:13-15). Seperti raja Babel, Iblis suatu hari akan direndahkan dan dikalahkan. Ia akan dilemparkan dari surga (Wah 12) dan pada akhirnya dilemparkan ke neraka (20:10). Apakah Allah sedang menangani raja-raja atau malaikat-malaikat, Amsal 16:18 tetap benar: ‘Kesombongan mendahului kehancuran, dan roh yang tinggi hati mendahului kejatuhan’ (NKJV).].

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.

 

Mat 4:8-10 - “(8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: ‘Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.’ (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.

 

Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.

KJV: the bright and morning star.’ [= bintang pagi yang terang.].

 

Catatan: Perlu diketahui bahwa dalam Latin Vulgate kata-kata bahasa Latin yang digunakan dalam Wah 22:16 ini berbeda dengan Yes 14:12 dimana Latin Vulgate menterjemahkan ‘Lucifer’. Demikian juga kata Yunani dari LXX / Septuaginta dalam Yes 14:12 berbeda dengan kata Yunani yang digunakan dalam Wah 22:16.

 

Amsal 16:18 - “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”.

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yes 14:12): “‘How art thou fallen from heaven, O Lucifer’ - day-star. A title truly belonging to Christ: Rev 22:16, ‘the bright and morning star,’ and therefore hereafter to be assumed by Antichrist, of whom Babylon is a type; also applied to the angelic ‘sons of God,’ ‘the morning stars’ (Job 38:7). ... The fall of Babylon as a self-idolizing power, the type of mystical Babylon in the Apocalypse (Rev 17:4-5), before the providence of God, is described in language drawn from the fall of Satan himself, the spirit that energized the pagan world-power, and now energizes the apostate Church, and shall hereafter energize the last secular Antichrist. Thus Lucifer has naturally come to be applied to Satan (Luke 10:18; Rev 12:8-9; Jude 6).[= ‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur / Lucifer’ - bintang pagi. Suatu gelar yang secara tepat adalah milik Kristus: Wah 22:16, ‘bintang Timur yang gilang gemilang’, dan karena itu setelahnya dipakai oleh Anti Kristus, tentang siapa Babel / Babilonia adalah suatu TYPE; juga diterapkan pada ‘anak-anak Allah’ yang bersifat / adalah malaikat, ‘bintang-bintang pagi’ (Ayub 38:7). ... Kejatuhan Babel sebagai suatu kuasa yang mendewakan diri sendiri, TYPE dari Babel yang bersifat mistik dalam kitab Wahyu (Wah 17:4-5), di depan Providensia Allah, digambarkan dalam bahasa / kata-kata yang diambil dari kejatuhan Iblis sendiri, roh yang memberi kekuatan kepada kuasa dunia kafir, dan sekarang memberi kekuatan kepada Gereja yang murtad, setelahnya akan memberi kekuatan kepada sang Anti Kristus sekuler yang terakhir. Jadi / maka, Lucifer secara wajar telah diterapkan kepada Iblis (Luk 10:18; Wah 12:8-9; Yudas 6).].

 

Ayub 38:7 - “pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?”.

KJV/RSV/NIV/NASB: the morning stars [= bintang-bintang pagi].

Catatan: kata Ibrani yang digunakan di sini berbeda dengan dalam Yes 14:12, dan juga di sini digunakan kata bentuk jamak.

 

Wah 17:4-5 - “(4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: ‘Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.’”.

Catatan: bahwa kata ‘Babel’ di sini mempunyai arti simbolis, tak berarti bahwa dalam Yes 14 kata itu juga harus diartikan secara simbolis. Bahwa dalam Wah 5:5 kata ‘singa’ (singa Yehuda) menunjuk kepada Yesus, tak berarti bahwa singa yang dibunuh oleh Simson (Hak 14:5-6), juga menunjuk kepada Yesus atau mempunyai arti simbolis yang lain! Jadi, kontext menentukan kata itu harus diartikan sebagai simbol atau secara hurufiah!

 

Luk 10:18 - “Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.”.

Wah 12:7-9 - “(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya (8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. (9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”.

Yudas 6 - “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,”.

 

H. A. Ironside (tentang Yes 14:12): We come to something now that enables us to understand how sin began in the heavens, and also to comprehend something of the unseen powers that throughout the centuries have dominated the minds of evil-disposed men, seeking to thwart the purpose of God. The fall of Lucifer portrays the fall of Satan. The passage links very closely with Ezekiel 28, which should be carefully considered in the effort to understand this fully. "Hell from beneath is moved for thee to meet thee at thy coming: it stirreth up the dead for thee, even all the chief ones of the earth; it hath raised up from their thrones all the kings of the nations. All they shall speak and say unto thee, Art thou also become weak as we? art thou become like unto us? Thy pomp is brought down to the grave, and the noise of thy viols: the worm is spread under thee, and the worms cover thee. How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations! For thou hast said in thine heart, I will ascend into heaven, I will exalt my throne above the stars of God: I will sit also upon the mount of the congregation, in the sides of the north: I will ascend above the heights of the clouds; I will be like the most High. Yet thou shalt be brought down to hell, to the sides of the pit" (verses 9–15). These words cannot apply to any mere mortal man. Lucifer (the light-bearer) is a created angel of the very highest order, identical with the covering cherub of Ezekiel 28. He was, apparently, the greatest of all the angel host and was perfect before God until he fell through pride. It was his ambition to take the throne of Deity for himself and become the supreme ruler of the universe. Note his five ‘I wills.’ It was the assertion of the creature’s will in opposition to the will of the Creator that brought about his downfall, and so an archangel became the devil! Cast down from the place of power and favor which he had enjoyed, he became the untiring enemy of God and man, and down through the millennia since has exerted every conceivable device to ruin mankind and rob God of the glory due to His name. It is of him our Lord speaks in John 8:44. The Lord there shows that Satan is an apostate, having fallen from a position once enjoyed, and we know from other Scriptures how he ever goes about as a roaring lion, seeking whom he may devour. The Cross was the precursor of Satan’s doom, but he is determined to wreak his vengeance upon mankind so far as he can before his own final judgment takes place, because his heart is filled with hatred against God and against those whom God loves. We know from other passages that Lucifer was not alone in his rebellion (2 Pet. 2:4), and our Lord speaks of ‘the devil and his angels’ (Matt. 25:41), and this is confirmed in Revelation 12:7, where we read of the coming war in heaven between Michael and his angels, and the dragon and his. These evil angels are the world-rulers of this darkness (Eph. 6:12, literal rendering). They seek to dominate the hearts and minds of the rulers of the nations, stirring them up to act in opposition to the will of God. Therefore we need not be surprised to find in the next verses of our chapter that the king of Babylon seems to be, as it were, confounded with Lucifer. The actual meaning, of course, is that he was controlled or dominated by him. [= Kejatuhan Lucifer menggambarkan kejatuhan Iblis. ... Kata-kata ini (Yes 14:9-15) tidak bisa diterapkan kepada sekedar manusia yang fana manapun. Lucifer (sang pembawa terang) adalah seorang malaikat ciptaan dari tingkatan yang tertinggi, identik dengan kerub yang menutupi dalam Yeh 28. Ia dulunya jelas adalah yang terbesar dari semua pasukan malaikat dan adalah sempurna di hadapan Allah sampai ia jatuh melalui kesombongan. Merupakan ambisinya untuk merebut takhta Allah untuk dirinya sendiri dan menjadi pemerintah / penguasa tertinggi dari alam semesta. Perhatikan 5 x kata-kata ‘Aku mau’ / ‘Aku hendak’. Itu merupakan pernyataan dari kehendak mahluk ciptaan dalam pertentangan dengan kehendak dari sang Pencipta, yang menyebabkan kejatuhannya, dan demikianlah seorang penghulu malaikat menjadi setan / Iblis! ... Kita tahu dari text-text lain bahwa Lucifer tidak sendirian dalam pemberontakannya (2Pet 2:4), dan Tuhan kita berbicara tentang Iblis dan malaikat-malaikatnya’ (Mat 25:41), dan ini diteguhkan dalam Wah 12:7, dimana kita membaca tentang perang yang mendatang di surga antara Mikhael dan malaikat-malaikatnya, dan naga dan malaikat-malaikatnya. Malaikat-malaikat jahat ini adalah pemerintah-pemerintah dunia kegelapan ini (Ef 6:12, terjemahan hurufiah). Mereka berusaha untuk menguasai hati dan pikiran dari pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa, menggerakkan mereka untuk bertindak dalam pertentangan dengan kehendak Allah. Karena itu kita tidak perlu kaget untuk mendapati dalam ayat-ayat selanjutnya dari pasal kita bahwa raja Babel kelihatannya, seakan-akan, dicampur-adukkan dengan Lucifer. Arti yang benar, tentu saja, adalah bahwa ia dikontrol atau dikuasai olehnya.] - Libronix.

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.

 

2) Penafsir-penafsir yang hanya membuka kemungkinan, tetapi tidak memastikan, bahwa ini menunjuk kepada Iblis dan / atau pada kejatuhannya.

 

Matthew Henry (tentang Yes 14:12): Great pride and haughtiness. Notice is here taken of his pomp, the extravagancy of his retinue, v. 11. He affected to appear in the utmost magnificence. But that was not the worst: it was the temper of his mind, and the elevation of that, that ripened him for ruin (v. 13,14): Thou has said in thy heart, like Lucifer, I will ascend into heaven. Here is the language of his vainglory, borrowed perhaps from that of the angels who fell, who not content with their first estate, the post assigned them, would vie with God, and become not only independent of him, but equal with him. Or perhaps it refers to the story of Nebuchadnezzar, who, when he would be more than a man, was justly turned into a brute, Dan 4:30.[= Engkau telah berkata dalam hatimu, seperti Lucifer, Aku mau / hendak naik ke surga. Ini adalah bahasa / kata-kata dari kesombongannya yang sia-sia, mungkin dipinjam dari bahasa / kata dari malaikat-malaikat yang jatuh, yang tidak puas dengan keadaan pertama / mula-mula mereka, posisi yang diberikan / ditetapkan bagi mereka, mau bersaing dengan Allah, dan menjadi bukan hanya tidak tergantung kepadaNya, tetapi setara dengan Dia. Atau mungkin itu menunjuk pada cerita tentang Nebukadnezar, yang pada waktu ia mau menjadi lebih dari manusia, secara adil dibalikkan menjadi seekor binatang, Dan 4:30.].

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.

 

Dalam Alkitab sangat sedikit diceritakan tentang asal usul Iblis, dan kejatuhannya. Dari mana Matthew Henry tahu kata-kata dari Iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh itu?

 

Wilmington’s Bible Handbook (tentang Yes 14:12): “The fall of a king and an angel. When the Israelites were freed from bondage and returned to their homeland, they would gloat over the fall of their oppressor Babylon (14:1-4). Many scholars see in Israel’s ‘taunt’ (14:4-23) a reference both to the humiliating fall of Babylon’s king and to Satan’s fall from heaven. Such a view gains credence from the similar passage in Ezek 28:11-19, which also seems to describe an angelic being who, because of pride, was cast out of heaven (see also Luke 10:18). Whether or not Satan’s fall is in view, he would have at least influenced the king’s fall; and the fatal ‘I wills’ of 14:13-14 are characteristic of Satan’s efforts to promote self-worship (see Gen 3:1-5). [= Banyak sarjana melihat dalam ejekan Israel (14:4-23) suatu hubungan baik dengan kejatuhan yang merendahkan dari raja Babel maupun kejatuhan Iblis dari surga. Pandangan seperti itu mendapatkan rekomendasi dari text yang mirip dalam Yeh 28:11-19, yang kelihatannya juga menggambarkan seorang makhluk yang bersifat malaikat yang, karena kesombongan, dilemparkan dari surga (lihat juga Luk 10:18). Apakah kejatuhan Iblis dipertimbangkan di sini atau tidak, ia sedikitnya telah mempengaruhi kejatuhan sang raja, dan kata yang fatal ‘Aku hendak’ dalam 14:13-14 merupakan karakteristik dari usaha-usaha Iblis untuk mempromosikan penyembahan diri sendiri (lihat Kej 3:1-5).].

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.

 

3) Penafsir-penafsir yang hanya mengarahkan ini kepada raja Babel, dan sama sekali tak menyinggung Iblis dan kejatuhannya, atau penafsir-penafsir yang sama sekali tak setuju kalau ini menunjuk kepada Iblis dan / atau pada kejatuhannya.

 

a) Penafsir-penafsir yang hanya mengarahkan ini kepada raja Babel, dan sama sekali tak menyinggung Iblis dan kejatuhannya.

 

Word Biblical Commentary (tentang Yes 14:13): “Whatever the myth might have said, the text in Isaiah tells of a tyrant king who is overcome, not by the resistance of a god but by his own ambition to be as high as a god, to ‘ascend to heaven,’ to reign above the stars, to sit in ‘the mountain assembly,’ and to be ‘like the Most High.’” [= Apapun yang mitos bisa telah katakan, text dalam Yesaya memberitahu / menceritakan tentang seorang raja tiran yang dikalahkan, bukan oleh tolakan dari seorang dewa / allah tetapi oleh ambisinya sendiri untuk menjadi seperti seorang dewa / allah, untuk ‘naik ke surga’, untuk memerintah di atas bintang-bintang, untuk duduk dalam ‘gunung / bukit pertemuan’, dan untuk menjadi ‘seperti Yang Maha Tinggi’.].

 

The Biblical Illustrator (tentang Yes 14:12): Lucifer (ver. 12): - In his splendour (the King of Babylon) is likened to the morning star, which was worshipped by the Babylonians under the name of Istar.[= Lucifer (ay 12): - Dalam kemegahannya (Raja Babel) dibandingkan dengan bintang pagi, yang disembah oleh orang-orang Babel dengan nama Istar.].

 

IVP Bible Background Commentary (tentang Yes 14:12): “‘morning star.’ The Hebrew word behind this translation, ‎helel‎, is not used anywhere else in the Old Testament. Many interpreters, ancient and modern, see it as a designation of Venus, the morning star. It is this interpretation that was behind the early Greek translation of the term, as well as the Latin Vulgate’s luciferos (shining one, i.e., Venus). Most modern interpreters believe that Isaiah is using a well-known mythological tale as an analogy to the failure and consequences of the king of Babylon’s rebellion and arrogance, but no known literature matches the details of Helel’s rebellion.” [= ‘bintang pagi’. Kata Ibrani di belakang terjemahan ini, HELEL, tidak digunakan di tempat lain manapun dalam Perjanjian Lama. Banyak penafsir, kuno dan modern, melihatnya sebagai suatu nama / sebutan dari Venus, bintang pagi. Penafsiran inilah yang ada di belakang terjemahan Yunani awal / mula-mula dari istilah ini, maupun kata LUCIFEROS dalam Latin Vulgate (‘yang bersinar’, yaitu, Venus). Kebanyakan penafsir modern percaya bahwa Yesaya sedang menggunakan suatu cerita mitos yang terkenal sebagai suatu analogi bagi kegagalan dan konsekwensi-konsekwensi dari pemberontakan dan sikap arogan dari raja Babel, tetapi tidak ada literatur yang dikenal yang cocok dengan detail-detail dari pemberontakan HELEL.].

 

Barnes’ Notes (tentang Yes 14:12): There can be no doubt that the object in the eye of the prophet was the bright morning star; and his design was to compare this magnificent oriental monarch with that. The comparison of a monarch with the sun, or the other heavenly bodies, is common in the Scriptures.” [= Di sana tidak bisa ada keraguan bahwa fokus / tujuan dalam mata dari sang nabi adalah bintang pagi yang terang; dan rancangannya adalah untuk membandingkan raja Timur yang besar / megah ini dengan hal itu. Perbandingan dari seorang raja dengan matahari, atau benda-benda langit yang lain, merupakan hal yang umum dalam Kitab Suci.].

 

Barnes’ Notes (tentang Yes 14:4): “‎It is evidently used in this sense here - to denote a taunting speech, a song of triumph over the prostrate king of Babylon. In this beautiful song, there are all the elements of the most pungent satire, and all the beauties of the highest poetry.” [= Itu secara jelas digunakan dalam arti ini di sini - untuk menunjukkan suatu ucapan yang mengejek, suatu nyanyian kemenangan atas raja Babel yang dihancurkan kekuatannya. Dalam nyanyian yang indah ini, di sana ada semua elemen dari ironi / sarkasme yang paling tajam, dan semua keindahan dari puisi yang tertinggi.].

 

Pulpit Commentary (tentang Yes 14:12): “Ver. 12. - ‘How art thou fallen from heaven, O Lucifer!’ Babylon’s sudden fall is compared, with great force and beauty, to the (seeming) fall of a star from heaven. The word translated ‘Lucifer’ means properly ‘shining one,’ and no doubt here designates a star; but whether any particular star or no is uncertain. The LXX. translated by ἑωσφόρος, whence our ‘Lucifer.’ The subjoined epithet, ‘son of the morning’ or ‘of the dawn,’ accords well with this rendering.” [= Ay 12. - ‘Betapa engkau telah jatuh dari surga’ O Lucifer!’ Kejatuhan Babel yang mendadak dibandingkan, dengan kekuatan dan keindahan yang besar, dengan (kelihatannya) kejatuhan dari suatu bintang dari surga / langit. Kata yang diterjemahkan ‘Lucifer’ secara tepat berarti ‘yang bersinar’, dan tak diragukan di sini menunjuk pada suatu bintang; tetapi apakah suatu bintang yang khusus atau tidak, itu tidak pasti. LXX / Septuaginta menterjemahkan dengan ἑωσφόρος (HEOSPHOROS), dari mana muncul kata ‘Lucifer’ kita. Istilah yang ditambahkan, ‘anak dari pagi’ atau ‘dari dini hari’, sesuai dengan baik dengan terjemahan ini.] - hal 245.

 

b) Penafsir-penafsir yang sama sekali tidak setuju kalau ini menunjuk kepada Iblis dan / atau pada kejatuhannya.

 

Pulpit Commentary (tentang Yes 14:12): “Ver. 12. - The ambitious spirit in man. The word ‘Lucifer’ means the ‘light-bringer,’ and so has been in modern times associated with our matches. As standing in this text, it has often been taken as a synonym for Satan; but it really is a highly poetical description of the King of Babylon, and the Babylonian empire is in Scripture represented as the type of the ambitions, aspiring, tyrannical, and self-idolizing power.” [= Ay 12. - Roh / kecenderungan yang bersifat ambisius dari diri manusia. Kata ‘Lucifer’ berarti sang ‘pembawa terang’, dan karena itu dalam jaman modern telah dihubungkan dengan korek api kita. Karena posisinya dalam text ini, itu telah sering digunakan sebagai suatu sinonim dari Iblis; tetapi itu sesungguhnya merupakan suatu penggambaran yang bersifat sangat puitis dari Raja Babel, dan kekaisaran Babilonia dalam Kitab Suci digambarkan sebagai TYPE dari ambisi, keinginan, sifat tiran, dan kuasa pendewaan diri sendiri.] - hal 265.

Catatan: menurut saya, anak kalimat terakhir (yang saya beri warna hijau) hanya cocok untuk ayat-ayat tertentu, dan bukan untuk Yes 14 ini.

 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yes 14:12-15): “In his military might this great king had laid low the nations, ... But he would fall like a ‘morning star.’ The brilliance of a star in the early dawn suddenly vanishes when the sun rises. Sennacherib, because of his great power, thought himself godlike, but now by startling contrast he would be in the grave. In the ancient Near East, kings had supreme power; many were deified by their subjects. The people taunting this tyrant pictured him ascribing godlike characteristics to himself. Ascending ‘to heaven... above the stars’ and being ‘enthroned on... the sacred mountain’ recalls the belief of several Semitic peoples that the gods lived on Mount Zaphon. ‘Sacred mountain’ translates sapon (lit., ‘the north’). By ascending the mountain ‘above... the clouds,’ he was seeking to make himself like God, ‘the Most High.’ (The language used here, of course, is hyperbolical.) Yet he would be brought low ‘to the grave’ (pit is a synonym for grave). Nothing could save him from death and from decay in the grave.” [= Dalam kuasa militernya raja yang besar / agung ini telah menjatuhkan / menghancurkan bangsa-bangsa, ... Tetapi ia akan jatuh seperti suatu ‘bintang pagi’. Terang dari suatu bintang pada dini hari tiba-tiba hilang pada waktu matahari terbit. Sanherib, karena kuasanya yang besar, menganggap dirinya sendiri seperti allah / dewa, tetapi sekarang oleh kontras yang mengejutkan ia berada dalam kuburan. Di Timur Dekat kuno, raja-raja mempunyai kuasa tertinggi; banyak raja didewakan oleh bawahan-bawahan mereka. Bangsa itu mengejek tiran ini yang menggambarkan dia menganggap ciri-ciri yang seperti dewa kepada dirinya sendiri. Naik ‘ke surga ... di atas bintang-bintang’ dan ‘bertakhta di ... gunung yang kudus’ mengingat kepercayaan dari beberapa bangsa-bangsa Semitik bahwa allah-allah / dewa-dewa tinggal di Gunung Zafon. ‘Gunung yang kudus’ menterjemahkan SAPON (Secara hurufiah, ‘utara’). Dengan naik gunung ‘di atas ... awan-awan’, ia sedang berusaha untuk membuat dirinya sendiri seperti Allah, ‘yang Maha Tinggi’. (Bahasa yang digunakan di sini, tentu saja, adalah bahasa hyperbolik.) Tetapi ia akan direndahkan ‘ke kuburan’ (pit / lubang di tanah adalah suatu sinonim untuk kuburan). Tak ada yang bisa menyelamatkan dia dari kematian dan dari pembusukan dalam kuburan.].

Catatan: Dalam tafsirannya tentang ay 12, Bible Knowledge Commentary sama sekali tidak membicarakan bahwa ini menunjuk pada kejatuhan Iblis. Tetapi Bible Knowledge Commentary (John Walvoord) membicarakan hal itu dalam tafsirannya tentang ay 3-4, yang saya berikan di bawah ini.

 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yes 14:3-4): “Who is this king of Babylon? Many expositors hold the view that he is Satan, the ultimate personification of pride. Tertullian (ca.  A.D. 160-230) and Gregory the Great (ca. 540 A.D. - 604 A.D.) were the first to present this view, now widely accepted. Though verses 12-14 seem to support the view, little else in the chapter does. Though many hold that verses 12-14 refer to the entrance of sin into the cosmos by Satan’s fall, that subject seems a bit forced in this chapter. (However, Ezek 28:12-19 does refer to Satan’s fall; see comments there.)” [= Siapa raja Babel ini? Banyak penafsir memegang pandangan bahwa ia adalah Iblis, personifikasi yang tertinggi dari kesombongan. Tertullian (sekitar 160-230 M.) dan Gregory yang Agung (sekitar 540-604 M.) adalah orang-orang pertama yang memperkenalkan pandangan ini, yang sekarang diterima secara luas. Sekalipun ay 12-14 kelihatannya mendukung pandangan ini, sedikit / tidak banyak yang lain dalam pasal ini yang mendukung pandangan ini. Sekalipun banyak orang mempertahankan bahwa ay 12-14 menunjuk pada masuknya dosa ke dalam kosmos oleh kejatuhan Iblis, subyek itu kelihatannya agak dipaksakan dalam pasal ini. (Tetapi, Yeh 28:12-19 memang menunjuk pada kejatuhan Iblis; lihat komen-komen di sana.)].

Catatan: Bible Knowledge Commentary (John Walvoord) jelas tidak percaya bahwa Yes 14:12 menunjuk pada kejatuhan setan, tetapi anehnya ia percaya bahwa Yeh 28 memang menunjuk pada kejatuhan setan, dan saya tak setuju dengan hal ini. Tetapi ini akan saya bahas pada waktu saya membahas Yeh 28.

 

Martin Luther: “‘How you are fallen from heaven, Lucifer!’ This is not said of the angel who once was thrown out of heaven but of the king of Babylon, and it is figurative language.” [= ‘Betapa kamu jatuh dari surga, Lucifer!’ Ini tidak dikatakan tentang malaikat yang pernah dilempar keluar dari surga tetapi tentang raja Babel, dan itu merupakan bahasa figurative / kiasan.] - Libronix.

 

Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary (tentang Yes 14:12): The Hebrew behind ‘morning star’ (hêlēl) occurs only here in the Old Testament, though the root means ‘shine’ (13:10; 31:26). This ‘shining one’ probably refers to Venus and is found also in Ugaritic mythology, with mention of ‘daughters of the morning star.’ The Vulgate translators rendered this as ‘luciferos,’ also the morning star, Venus. This led English interpreters to associate this passage with Satan, though it is not he who is the subject under discussion, but rather the Babylonian king.[= Kata Ibrani di belakang ‘bintang pagi’ (HELEL) muncul hanya di sini dalam Perjanjian Lama, melalui akar kata yang artinya ‘bersinar’ (13:10; 31:26). ‘Yang Bersinar’ ini mungkin menunjuk pada Venus dan ditemukan juga dalam mitos Ugaritic, dengan penyebutan ‘puteri-puteri bintang pagi’. Penterjemah-penterjemah Vulgate menterjemahkan ini sebagai ‘LUCIFEROS’, juga bintang pagi, Venus. Ini membimbing penafsir-penafsir berbahasa Inggris untuk menghubungkan text ini dengan Iblis, sekalipun bukanlah dia yang merupakan pokok / subyek yang didiskusikan, tetapi sebaliknya Raja Babel.] - Libronix.

 

Keil & Delitzsch (tentang Yes 14:12): “Lucifer, as a name given to the devil, was derived from this passage, which the fathers (and lately Stier) interpreted, without any warrant whatever, as relating to the apostasy and punishment of the angelic leaders. The appellation is a perfectly appropriate one for the king of Babel, ...” [= Lucifer, sebagai suatu nama yang diberikan kepada Iblis / setan, didapatkan dari text ini, yang bapa-bapa gereja (dan baru-baru ini Stier) tafsirkan, tanpa dasar apapun, sebagai berhubungan dengan kemurtadan dan hukuman dari pemimpin-pemimpin yang bersifat malaikat. Nama / sebutan itu merupakan suatu nama / sebutan yang cocok secara sempurna untuk raja Babel, ... ].

 

Adam Clarke (tentang Yes 14:12): “And although the context speaks explicitly concerning Nebuchadnezzar, yet this has been, I know not why, applied to the chief of the fallen angels, who is most incongruously denominated Lucifer, (the bringer of light!) an epithet as common to him as those of Satan and Devil. That the Holy Spirit by his prophets should call this arch-enemy of God and man the light-bringer, would be strange indeed. But the truth is, the text speaks nothing at all concerning Satan nor his fall, nor the occasion of that fall, which many divines have with great confidence deduced from this text. O how necessary it is to understand the literal meaning of Scripture, that preposterous comments may be prevented!” [= Dan sekalipun kontexnya berbicara secara explicit tentang Nebukadnezar, tetapi entah mengapa kontex ini telah diterapkan kepada kepala dari malaikat-malaikat yang jatuh, yang secara sangat tidak pantas disebut / dinamakan Lucifer (pembawa terang!), suatu julukan yang sama umumnya bagi dia, seperti Iblis dan Setan. Bahwa Roh Kudus oleh nabiNya menyebut musuh utama dari Allah dan manusia sebagai pembawa terang, betul-betul merupakan hal yang sangat aneh. Tetapi kebenarannya adalah, text ini tidak berbicara sama sekali tentang Setan maupun kejatuhannya, ataupun saat / alasan kejatuhan itu, yang dengan keyakinan yang besar telah disimpulkan dari text ini oleh banyak ahli theologia. O alangkah pentingnya untuk mengerti arti hurufiah dari Kitab Suci, supaya komentar-komentar yang gila-gilaan / tidak masuk akal bisa dicegah!] - hal 82.

 

Calvin (tentang Yes 14:12): “The exposition of this passage, which some have given, as if it referred to Satan, has arisen from ignorance; for the context plainly shows that these statements must be understood in reference to the king of the Babylonians. But when passages of Scripture are taken at random, and no attention is paid to the context, we need not wonder that mistake of this kind frequently arise. Yet it was an instance of very gross ignorance, to imagine that Lucifer was the king of devils, and that the Prophet gave him this name. But as these inventions have no probability whatever, let us pass by them as useless fables.” [= Exposisi yang diberikan oleh beberapa orang tentang text ini, seakan-akan text ini menunjuk kepada setan / berkenaan dengan setan, muncul / timbul dari ketidaktahuan; karena kontex secara jelas menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan raja Babel. Tetapi pada waktu bagian-bagian Kitab Suci diambil secara sembarangan, dan kontex tidak diperhatikan, kita tidak perlu heran bahwa kesalahan seperti ini muncul / timbul. Tetapi itu merupakan contoh dari ketidaktahuan yang sangat hebat, untuk membayangkan bahwa Lucifer adalah raja dari setan-setan, dan bahwa sang nabi memberikan dia nama ini. Tetapi karena penemuan-penemuan ini tidak mempunyai kemungkinan apapun, marilah kita mengabaikan mereka sebagai dongeng / cerita bohong yang tidak ada gunanya.] - hal 442.

 

Bob Utley: How you have fallen from heaven’ The verb (BDB 656, KB 709, Qal perfect) denotes a settled condition. The question is, ‘Is this literal or figurative?’ The verb is used for a violent death (BDB 657, v. 2a). Isaiah uses it in 3:8; 8:15 for the destruction of a city. But the added phrase, ‘from heaven,’ is what causes commentators to assert an angelic being, as well as the similar words of Jesus in Luke 10:18. ... The terms ‘star of the morning’ (Helal) and ‘dawn’ (Shabar) are both the names of deities in Canaanite mythology, as is a mountain of the gods in the north (Mount Zaphon, cf. Ps. 48:2). Also the title for deity, ‘Most High,’ is common in Ugaritic poems and refers to Ba’al Shamim (‘Lord of heaven’). In Canaanite mytho-poetry Helal, a lesser god, tries to usurp power, but is defeated. This is behind Isaiah’s imagery of an arrogant eastern potentate. This description of a proud, arrogant Near Eastern king is extended from vv. 8–11. Only v. 12, taken literally following the Vulgate, and a lack of knowledge of Ugaritic literature can use this context as referring to a rebellious angelic leader. See Contextual Insights, B. [= ‘Bagaimana / betapa kamu telah jatuh dari surga’ Kata kerja (BDB 656, KB 709, Qal Perfect) menunjuk suatu keadaan yang tetap. Pertanyaannya adalah, ‘Apakah ini bersifat hurufiah atau kiasan / simbolis?’ Kata kerja itu digunakan untuk suatu kematian yang disebabkan oleh kekerasan (BDB 657, ay 2a). Yesaya menggunakannya dalam 3:8; 8:15 untuk kehancuran dari semua kota. Tetapi ungkapan tambahan ‘dari surga’, adalah apa yang menyebabkan penafsir-penafsir menegaskan / mempertahankan seorang makhluk yang bersifat malaikat, seperti juga kata-kata yang mirip dari Yesus dalam Luk 10:18. ... Istilah-istilah ‘bintang pagi’ (HELAL) dan ‘pagi’ (SHABAR) keduanya adalah nama-nama dari allah-allah / dewa-dewa dalam mitologi Kanaan, seperti gunung dari allah-allah / dewa-dewa di utara (Gunung Zafon, bdk. Maz 48:3). Juga gelar dari allah / dewa, ‘Yang Maha Tinggi’ merupakan sesuatu yang umum dalam puisi-puisi Ugarit dan menunjuk pada Baal Shamim (‘Tuhan dari surga’). Dalam puisi yang berhubungan dengan mitos / dongeng HELAL, seorang allah / dewa yang lebih kecil, berusaha untuk merebut kuasa, tetapi dikalahkan. Ini ada di belakang penggunaan bahasa simbolis oleh Yesaya tentang seorang raja Timur yang arogan. Penggambaran tentang seorang raja Timur Dekat yang sombong, arogan ini diperluas dari ay 8-11. Hanya ay 12, diterima / dianggap secara hurufiah mengikuti Vulgate, dan suatu kekurangan pengetahuan tentang literatur Ugarit, bisa menggunakan kontext ini sebagai menunjuk kepada seorang pemimpin malaikat yang memberontak. Lihat Pengertian-pengertian Kontextual, B.] - Libronix.

Catatan:

1. Istilah ‘bintang pagi’ dalam bahasa Ibrani seharusnya adalah HEYLEL, bukan HELAL. Dan kata ‘pagi’ seharusnya adalah SHAKHAR, bukan SHABAR. Buku yang saya gunakan ini adalah e-book (dari Libronix), sehingga bisa saja terjadi kesalahan-kesalahan seperti itu.

2. Dalam e-book-nya di Libronix, pada waktu huruf B yang terakhir dalam kutipan di atas ini (warna hijau) diklik, maka muncul penjelasannya, dan sebagian saya kutip di bawah ini.

 

Bob Utley: C. I personally am feeling more and more uncomfortable using Isaiah 14 and Ezekiel 28 as biblical texts for the origin and demise of an angelic tempter. I think our curiosity drives us to use contexts inappropriately. The Bible is silent on many issues that we are curious about. Systematic Theology must start with exegesis! In many ways the spiritual realm is purposefully clouded, concealed. [= C. Secara pribadi saya sedang merasa makin lama makin tidak nyaman dengan penggunaan Yes 14 dan Yeh 28 sebagai text-text Alkitab untuk asal usul dan kegagalan dari seorang pencoba yang bersifat malaikat. Saya kira keingin-tahuan kita mendorong kita untuk menggunakan kontext-kontext ini secara tidak tepat. Alkitab diam tentang banyak pokok yang kita ingin tahu. Theologia Sistimatis harus mulai dengan exegesis! Dalam banyak hal daerah rohani secara sengaja dikaburkan, disembunyikan.] - Libronix.

 

Saya beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh Bob Utley ini penting. Banyak orang punya rasa ingin tahu berkenaan dengan Iblis dan kejatuhannya. Dan rasa ingin tahu yang kelewat batas ini mendorong mereka untuk mencari dasar Alkitab tentang hal-hal itu! Padahal Alkitab sebetulnya ‘diam’ / tak berkata apa-apa tentang hal-hal itu. Ada banyak hal yang MANUSIA kira penting, tetapi Alkitab tak berikan, karena ALLAH anggap tidak penting!

 

Sebagai contoh, tidak ada cerita dalam Alkitab tentang Yesus pada usia 12-30 tahun. Banyak rasul yang setelah kenaikan Yesus ke surga sama sekali tidak pernah diceritakan. Kematian dari kebanyakan rasul juga tidak diceritakan. Jadi memang Alkitab tidak menceritakan segala sesuatu! Ada banyak hal yang Alkitab tidak ceritakan. Jelas apa yang tidak diceritakan, Allah anggap tidak penting!

 

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

Yoh 20:30-31 - “(30) Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, (31) tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.”.

Yoh 21:25 - Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.”.

 

The Wesleyan Bible Commentary (catatan kaki tentang Yes 14:12): Heb. helel, used only here, and variously explained, but probably meaning ‘shining one.’ ‘Day-star’ is thus an extension of the literal meaning, but one that fits the context. The Latin lucifer (light-bearer) is thus a good literal translation. But since Tertullian, Jerome, Gregory the Great, and others considered this a description of the fall of Satan (cf. Luke 10:18), the Latin word has come to be used as a name for Satan, and for most people has lost its original connotation. Since this passage clearly depicts the end of a reign, it does not fit the fall of Satan, though it is in some sense analogous to it. This passage describes the fall of the king of Babylon. [= Kata Ibrani HELEL, digunakan hanya di sini, dan dijelaskan secara bervariasi, tetapi mungkin berarti ‘(Seseorang) yang bersinar’. Jadi ‘bintang pagi’ merupakan suatu perluasan dari arti hurufiahnya, tetapi cocok dengan kontextnya. Jadi kata bahasa Latin LUCIFER (pembawa terang) merupakan suatu terjemahan hurufiah yang bagus. Tetapi sejak Tertullian, Jerome, Gregory yang Agung, dan yang lain-lain, menganggap ini sebagai suatu penggambaran tentang kejatuhan Iblis (bdk. Luk 10:18), kata Latin itu telah menjadi suatu kata yang digunakan sebagai suatu nama untuk Iblis, dan bagi kebanyakan orang telah kehilangan konotasi / arti orisinilnya. Karena text ini secara jelas menggambarkan akhir dari suatu pemerintahan, itu tidak cocok untuk kejatuhan Iblis, sekalipun itu dalam arti tertentu mirip dengannya. Text ini menggambarkan kejatuhan rasa Babel.] - Libronix.

 

E. J. Young (tentang Yes 14:12): “Tertullian, Gregory the Great, and others have referred this verse to the fall of Satan, described in Luke 10:18. But the present passage pictures the end of a tyrannical reign. The Babylonian king had desired to be above God, and so fell from heaven. He falls to Sheol, and his power is done away. Not so Satan. His fall was against God, but he continues yet his tyrannical acts against God’s people. ‘His doom is sure,’ for Christ has died, but not until the final judgment will he be confined to the lake of fire. Inasmuch, then, as this passage describes a king’s downfall and removal from the scene, it cannot apply to Satan.” [= Tertulian, Gregory yang Agung, dan orang-orang lain telah mengarahkan / menghubungkan ayat ini pada kejatuhan Iblis, yang digambarkan dalam Luk 10:18. Tetapi text yang sekarang ini menggambarkan akhir dari suatu pemerintahan yang bersifat tiran. Raja Babel telah menginginkan untuk menjadi di atas Allah, dan karena itu jatuh dari surga. Ia jatuh ke Sheol, dan kuasanya diakhiri. Tidak demikian dengan Iblis. Kejatuhannya adalah terhadap / menentang Allah, tetapi ia meneruskan tindakannya yang bersifat tiran terhadap / menentang umat Allah. ‘Kehancuran / penghukumannya adalah pasti’, karena Kristus telah mati, tetapi baru pada penghakiman akhir ia dibatasi pada lautan api. Jadi, dengan mempertimbangkan bahwa text ini menggambarkan kejatuhan seorang raja dan penyingkirannya dari tempat kejadian / ruang lingkup aktivitas, itu tidak bisa diterapkan kepada Iblis.].

 

Jadi, E. J. Young dan penafsir dari ‘The Wesleyan Bible Commentary’ itu memberi argumentasi mengapa mereka tidak setuju kalau ‘raja Babel’ menunjuk kepada Iblis. Text Yes 14 itu mengatakan orang itu dihancurkan, kuasanya diakhiri. Kalau untuk raja Babel itu cocok. Tetapi untuk Iblis itu tidak cocok. Sampai sekarang Iblis tetap punya kuasa, dan terus berjuang untuk melawan Allah dan anak-anakNya! Baru pada akhir jaman nanti (kedatangan Yesus yang kedua-kalinya), ia dibuang ke neraka selama-lamanya (Wah 20:10).

 

Silahkan ES menjawab argumentasi ini.

 

Dari 21 penafsir yang saya gunakan, 4 masuk grup 1, 2 masuk grup 2, dan 15 masuk grup 3. Jadi, kalau dari sudut para penafsir, maka mayoritas justru menentang kalau Yes 14:12 itu menunjuk kepada Iblis dan kejatuhannya!

 

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali