Nabi Elisa

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


II Raja-Raja 3:1-27

I) Yoram, raja Israel, dan perangnya melawan Moab.

1)   Pertama-tama, supaya saudara tidak bingung oleh persamaan nama, perhatikan silsilah di bawah ini.

 

Ahab

 

 

Izebel

 

 

 

Yosafat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ahazia

 

Yoram

 

Atalya

 

 

Yoram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ahazia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(2Raja 8:25)

 

2)   Yoram, anak Ahab, menjadi raja Israel dalam tahun ke 18 zaman Yosafat, raja Yehuda (ay 1).

Ada hal-hal yang kelihatannya bertentangan dan perlu dijelaskan:

a)     1Raja 22:52 mengatakan bahwa Ahazia bin Ahab menjadi raja atas Israel dalam tahun ke 17 zaman Yosafat, raja Yehuda, dan Ahazia bin Ahab memerintah 2 tahun lamanya. Tetapi Yoram, adik Ahazia, anak Ahab menggantikan kakaknya menjadi raja atas Israel dalam tahun ke 18 zaman Yosafat raja Yehuda (2Raja 3:1). Ini bukan kontradiksi, karena kalau dikatakan 2 tahun, bisa saja itu cuma sebagian dari tahun pertama dan sebagian dari tahun kedua (bandingkan dengan Yesus bangkit pada hari ke 3).

b)     2Raja 1:17 mengatakan bahwa Yoram bin Ahab itu menjadi raja pada tahun kedua zaman Yoram bin Yosafat, raja Yehuda.

2Raja 3:1 mengatakan Yoram bin Ahab ini menjadi raja dalam tahun ke 18 zaman Yosafat, raja Yehuda.

2Raja 8:16 mengatakan bahwa Yoram bin Yosafat menjadi raja pada tahun ke 5 dari zaman Yoram bin Ahab.

Pengharmonisan:

                  Yoram bin Ahab                                                                                tahun ke 5

jadi raja                                                                                              Yoram bin Ahab                                                             

------------------|-----------------------------------------------------|-----------------------------

Yoram bin Yosafat

jadi raja bersama                                                                                                            Yoram bin Yosafat

Yosafat                                                                                                                             jadi raja sendirian

        1                        2

-------|----------|------------------------------------------------------|-----------------------------

       17                     18

Pada waktu Yosafat masih menjadi raja anaknya sudah diangkat menjadi raja (tahun ke 17 dari Yosafat), sehingga mereka memerintah bersama-sama, dan tahun ke 18 dari Yosafat sama dengan tahun ke 2 dari Yoram bin Yosafat. Lalu akhirnya, 2 tahun sebelum kematiannya, Yosafat menyerahkan takhta sepenuhnya kepada Yoram bin Yosafat, dan ini terjadi pada tahun ke 5 dari Yoram bin Ahab.

3)   Yoram juga jahat, tetapi agak berkurang jahatnya dibandingkan dengan Ahab dan Izebel, karena ia membuang Baal (ay 2), tetapi ia masih berpegang pada dosa Yerobeam (ay 3), yaitu penyembahan anak lembu.

Pulpit Commentary (hal 42) menyoroti ay 2 yang mengatakan bahwa patung-patung Baal itu tidak dihancurkan tetapi hanya dijauhkan / disingkirkan. Jadi, ini masih kurang baik. Disamping itu, penyingkiran Baal yang ia lakukan tidak berhasil, karena terlihat dari 2Raja 10:18-dst bahwa penyembahan Baal masih terus berlangsung di negerinya, dan baru dihancurkan pada jaman Yehu. Ini tidak mengherankan karena Izebel, ibunya, masih hidup dalam sepanjang pemerintahannya (bdk. 2Raja 9:30-37). Kalau ia mau bertobat dengan sungguh-sungguh, ia bukan hanya harus menghancurkan penyembahan anak lembu (dosa Yerobeam), tetapi juga harus menghukum mati ibunya (bdk. Ul 13:6-dst. Catatan: tentu hukum ini tidak berlaku lagi pada jaman sekarang).

Penerapan:

Orang berhenti ganja tetapi masih rokokan. Menjadi orang kristen / pergi ke gereja, tetapi masih memegangi agama lain. Berhenti ngerpek, tetapi masih nyontoh pada waktu ulangan / ujian. Rajin Kebaktian, malas Pemahaman Alkitab / pelayanan. Semua ini cuma menunjukkan ‘setengah bertobat’, atau ‘reformasi sebagian’.

4)   Perang melawan Moab.

a)     Orang Moab, yang tadinya takluk dan membayar upeti kepada Israel, berontak. Dan Yoram bin Ahab lalu mengajak Yosafat, raja Yehuda, untuk berperang melawan Moab.

b)     Yosafat mau saja untuk diajak berperang (ay 7), padahal sudah 2 x ia dihukum / dihajar Tuhan gara-gara aliansinya dengan Israel (1 x dengan Ahab dan 1 x dengan Ahazia).

Mungkin ia mau karena:

·        Yoram membuang penyembahan Baal.

·        ia sendiri baru diserang oleh Moab (bdk. 2Taw 20:1-35).

·        ada hubungan keluarga antara mereka, karena Yoram anak Yosafat menikah dengan Atalya, anak Ahab (2Raja 8:18,26  2Taw 18:1  2Taw 21:6).

c)      Raja Edom ikut bergabung dengan Israel dan Yehuda (ay 9).

Dalam 2Taw 20 ia bergabung dengan Moab dan Amon melawan Yehuda, tetapi akhirnya bani Moab dan Amon justru menyerang mereka (Catatan: Seir adalah daerah Edom - bdk. Kej 32:3). Ini yang menyebabkan sekarang Edom mau bergabung dengan Israel dan Yehuda untuk menyerang Moab.

5)   Problem air (ay 9).

Pada waktu menghadapi bahaya / problem ini, Yoram putus asa. Ia bukannya lari kepada Tuhan tetapi bahkan mencela Tuhan (ay 10). Tetapi Yosafat justru lari kepada Tuhan dengan berusaha menemukan seorang nabi Tuhan yang bisa memberi petunjuk (ay 11).

Pulpit Commentary: “Undoubtedly he ought to have had inquiry made of the Lord before he consented to accompany Jehoram on the expedition. But one neglect of duty does not justify persistence in neglect” (= Tak diragukan lagi ia seharusnya bertanya kepada Tuhan sebelum ia menyetujui untuk menemani Yoram dalam expedisi itu. Tetapi satu kelalaian terhadap kewajiban tidak membenarkan ketekunan dalam kelalaian) - hal 43.

6)   Seorang pegawai raja Israel lalu mengatakan bahwa di sana ada Elisa, yang dahulu melayani Elia (ay 11b).

Kata-kata ‘yang dahulu melayani Elia’ (ay 11b) diterjemahkan secara hurufiah oleh KJV: ‘which poured water on the hands of Elijah’ (= yang mencurahkan air pada tangan Elia).

II) Yoram dan Yosafat menghadap Elisa.

1)   Sikap Elisa terhadap Yoram.

Pada waktu Yoram dan Yosafat menghadap Elisa, Elisa mengucapkan kata-kata yang bukan saja keras tetapi juga sangat tidak enak didengar telinga, dan menyerang Yoram secara frontal (ay 13a).

Yoram merendahkan diri dengan mengucapkan ay 13b, tetapi Elisa lagi-lagi mengucapkan kata-kata keras dalam ay 14: ‘jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu’.

Ini menunjukkan bahwa Elisa menghormati seseorang bukan karena kedudukan ataupun kekayaannya, tetapi karena kerohaniannya.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sini:

a)     Mengapa Elisa bisa tidak memandang muka dan bersikap keras terhadap seorang raja? Karena ia selalu mengingat bahwa ia melayani Tuhan (ay 14: ‘Demi Tuhan semesta alam yang hidup, yang di hadapanNya aku menjadi pelayan’).

Penerapan:

Ini perlu dicamkan oleh semua hamba Tuhan. Selalulah mengingat bahwa saudara adalah hamba Tuhan, dan karena itu janganlah memandang muka ataupun menjadi hamba manusia!

b)     ‘Reformasi’ setengah-setengah yang dilakukan Yoram, belum cukup untuk menyenangkan Tuhan / Elisa.

Pulpit Commentary: “Jehoram must not be allowed to suppose that he has done enough by his half-repentance and partial reformation; he must be rebuked and shamed, that he may, if possible, be led on to a better frame of mind” (= Yoram tidak boleh dibiarkan untuk menganggap bahwa setengah pertobatan dan sebagian reformasi yang ia lakukan itu sudah cukup; ia harus ditegur dan dipermalukan, sehingga jika mungkin ia bisa dibimbing pada kerangka berpikir yang lebih baik) - hal 43.

c)      Tuhan tetap memperhatikan dan melindungi Yosafat yang adalah orang saleh, dan demi dia Elisa / Tuhan mau memberikan pertolongan. Dan Yoram yang jahat ‘kecipratan berkat’ karena dekat dengan orang saleh. Bandingkan dengan Potifar yang diberkati karena adanya Yusuf, dan Laban yang diberkati karena adanya Yakub.

Tetapi perlu diingat bahwa dekat dengan orang saleh seringkali juga kecipratan serangan setan!

2)   Elisa meminta untuk dipanggilkan seorang pemain kecapi (ay 15).

a)   Kemarahan yang suci sekalipun (terhadap Yoram) membuat hati / pikiran Elisa tidak tenang, sehingga sukar bersekutu dengan Allah dan mendengar suaraNya.

Penerapan:

Kalau saudara berbakti di gereja dimana khotbahnya sesat atau tidak karuan, maka ada 2 kemungkinan:

·        saudara ‘sabar’ dan tidak marah. Ini menunjukkan saudara adalah orang brengsek yang tidak menghargai kebenaran (bdk. Wah 2:2  2Kor 11:4).

·        saudara marah, dengan kemarahan yang suci, dan ini tetap mengganggu kebaktian saudara dan persekutuan saudara dengan Allah.

Jadi, apakah baik kalau pergi ke gereja yang saudara tahu adalah gereja sesat / brengsek?

b)   Elisa minta dipanggilkan seorang pemain kecapi untuk menenangkan hatinya sehingga ia bisa mendengar suara Tuhan.

Andaikata Elisa mengalami ketidaktenangan karena dosa, maka pasti musik apapun tak akan bisa menenangkan hatinya. Dalam kasus ada dosa, maka yang dibutuhkan adalah pertobatan / pengakuan dosa. Tetapi karena ketidaktenangan yang ia alami bukan terjadi karena dosa, maka musik / lagu rohani bisa menenangkan hati / pikirannya.

Ini menunjukkan:

·        betapa pentingnya penenangan pikiran / hati untuk bisa bersekutu dengan Tuhan, mendengar suara Tuhan, dsb.

·        musik / nyanyian merupakan alat yang penting sekali untuk menenangkan pikiran / hati. Mungkin jenis musik / lagunya juga menentukan. Misalnya menenangkan pikiran / hati dengan band saya kira tidak cocok, juga lagu yang kalem tentu berbeda dengan lagu yang gembira / cepat. Ini harus dipikirkan oleh chairman / pemimpin liturgi.

Pulpit Commentary: “Music was cultivated in the school of the prophets (1Sam 10:5; 1Chron 25:1-3), and was employed to soothe and quiet the soul, to help it to forget things earthly and external, and bring it into that ecstatic condition in which it was most open to the reception of Divine influence” [= Musik dilatih dalam sekolah nabi-nabi (1Sam 10:5; 1Taw 25:1-3), dan digunakan untuk menyejukkan dan menenangkan jiwa, menolongnya untuk melupakan hal-hal duniawi dan luar / lahiriah, dan membawanya pada kondisi yang sangat gembira dimana ia paling terbuka pada penerimaan pengaruh ilahi] - hal 44. Bdk. dengan Daud yang main kecapi di hadapan Saul.

Penerapan:

¨      jangan datang terlambat dalam Kebaktian atau Pemahaman Alkitab sehingga saudara harus langsung mendengar Firman Tuhan tanpa penenangan hati / pikiran. Nyanyian sebelum Firman Tuhan sangat penting, bukan hanya sebagai pujian kepada Tuhan, tetapi juga untuk menenangkan hati / pikiran kita sehingga kita bisa mendengar Firman Tuhan dengan lebih baik.

¨      kalau mau berdoa / Saat Teduh dan hati sedang kacau, cobalah untuk menyanyi beberapa lagu lebih dulu. Atau bisa juga saudara menggunakan cassette lagu rohani.

Clarke (hal 488) mengatakan bahwa ada imam-imam kafir yang meniru apa yang dilakukan nabi-nabi dalam penggunaan musik, tetapi akibatnya sangat berbeda. Kalau nabi-nabi dipenuhi Roh Allah dan mendapatkan ketenangan, maka imam-imam kafir itu justru dirasuk setan dan melakukan gerakan-gerakan yang liar (Bandingkan dengan jaran kepang yang juga pakai musik). Jadi, iman seseorang menentukan pengaruh lagu / musik baginya.

Penerapan:

Jangan terlalu berharap untuk menghibur / menenangkan orang yang non kristen (baik ia kristen KTP atau kafir total) dengan menggunakan musik / lagu rohani. Paling-paling orang itu akan mendapatkan penenangan semua / sementara, seperti yang didapat Saul ketika Daud memainkan kecapi baginya (1Sam 16:14-23). Bisa-bisa itu tak berguna sama sekali baginya.

Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah bahwa Elisa menggunakan musik ini hanya sebagai persiapan bagi dirinya untuk bisa mendapatkan pesan Tuhan dan menubuatkannya. Ini tidak berarti bahwa pada waktu ia bernubuat / menyampaikan pesan Tuhan, musiknya terus berjalan. Jadi, jangan menggunakan bagian ini sebagai dasar untuk mengiringi pembacaan Kitab Suci / penyampaian khotbah dengan musik. Ini mungkin lebih jelek lagi dari mengiringi doa dengan musik.

3)   Pesan Tuhan melalui Elisa (ay 16-19).

a)   Mereka disuruh membuat parit (ay 16-17).

·        Parit itu berfungsi untuk menahan air. Rupanya tempat itu menurun, sehingga kalau tidak ada parit, nanti airnya turun ke bawah.

Sebetulnya ini perintah yang tidak masuk akal dan bahkan menggelikan!

·        Ay 17b: ‘ternak sembelihan dan hewan pengangkut’.

Binatang yang ada pada mereka, sebagian dibawa sebagai bahan makanan, dan sebagian yang lain sebagai binatang pengangkut.

b)   Ay 18a: ‘Dan itupun adalah perkara ringan di mata Tuhan.

Apa yang sukar / mustahil bagi manusia, merupakan hal yang mudah bagi Tuhan.

c)   Elisa juga menubuatkan kekalahan Moab (ay 18b-19).

Ay 19b: ‘kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik’.

Ini kelihatannya bertentangan dengan Ul 20:19-20 - “Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya; buahnya boleh kaumakan, tetapi batangnya janganlah kautebang; sebab, pohon yang di padang itu bukan manusia, jadi tidak patut ikut kaukepung. Hanya pohon-pohon, yang engkau tahu tidak menghasilkan makanan, boleh kaurusakkan dan kautebang untuk mendirikan pagar pengepungan terhadap kota yang berperang melawan engkau, sampai kota itu jatuh”.

Untuk ini ada macam-macam penafsiran:

·        Elisa bukan memerintahkan tetapi hanya menubuatkan.

·        Elisa mengecualikan Moab.

·        Ul 20:19-20 itu dianggap hanya sebagai kebijaksanaan, bukan sebagai larangan, dan karena itu hanya diterapkan terhadap negara yang akan mereka duduki, bukan terhadap negara yang sekedar akan mereka kalahkan.

III) Penggenapan nubuat Elisa.

1)   Ay 20: rupanya Tuhan memberi hujan di atas sehingga banjir, dan airnya mengalir ke arah perkemahan mereka, dan mengisi parit-parit itu.

2)   Ay 22: pantulan sinar matahari pada air oleh orang Moab terlihat merah seperti darah. Dan mereka berpikir bahwa Israel, Yehuda dan Edom telah berperang satu sama lain. Tetapi pada waktu mereka mendatangi perkemahan orang Israel untuk menjarah, mereka diserang dan dikalahkan.

3)   Ay 27a: raja Moab mempersembahkan anak sulungnya sebagai korban bakaran.

Dalam banyak agama kafir, mempersembahkan anak sebagai korban adalah sesuatu yang umum. Alangkah berbedanya dengan kekristenan, dimana Allahlah yang mengorbankan Anak TunggalNya bagi kepentingan kita.

Pulpit Commentary: “The practice rested on the idea that God was best pleased when men offered to him what was dearest and most precious to them; ... The Law condemned it in the strongest terms as a profanation of the Divine Name (Lev 18:21; 20:1-5)” [= Praktek ini didasarkan pada gagasan bahwa Allah paling diperkenan pada waktu manusia mempersembahkan apa yang paling dikasihinya dan yang paling berharga baginya; ... Hukum Taurat menyalahkan hal itu dengan istilah yang terkuat sebagai suatu pencemaran terhadap nama ilahi (Im 18:21; 20:1-5)] - hal 47.

4)   Ay 27b sangat membingungkan.

Pulpit Commentary (hal 47) mengatakan bahwa yang marah adalah rakyat Moab, dan mereka lalu meninggalkan kota itu.

Adam Clarke menganggap yang marah adalah Allah, dan orang Israel sendiri begitu ngeri melihat pengorbanan anak tersebut sehingga mereka meninggalkan kota itu.

Matthew Poole menganggap yang marah adalah Israel, dan mereka lalu meninggalkan kota itu.

Kesimpulan.

Seluruh nubuat Elisa terjadi dengan tepat, dan petunjuk Tuhan melalui Elisa menyelamatkan Yoram, Yosafat dan Edom dan bahkan memberikan kemenangan kepada mereka atas Moab. Karena itu, kalau menghadapi bahaya atau problem, mintalah petunjuk / pimpinan Tuhan.

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali