Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Minggu, tgl 29 November 2009, pk 17.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(HP: 7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

Doa dan pengusiran setan

Markus 9:14-29

 

Mark 9:14-29 - “(14) Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. (15) Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. (16) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?’ (17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-muridMu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ (19) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!’ (20) Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: ‘Sudah berapa lama ia mengalami ini?’ Jawabnya: ‘Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’ (23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’ (24) Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’ (25) Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: ‘Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!’ (26) Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: ‘Ia sudah mati.’ (27) Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. (28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

 

I) Anak yang kerasukan setan dan para murid Yesus.

 

1)   Anak yang kerasukan setan.

Ay 17-18a: “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18a) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang.

 

Dalam Mat 17:15 dikatakan ia sakit ayan dan sangat menderita. Dan dalam Mark 9:17 dikatakan bahwa roh jahat itu membisukan dia. Dalam Luk 9:39b dikatakan bahwa roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Juga dalam Mark 9:18 dikatakan bahwa roh itu sering membanting-bantingnya, dan Mark 9:22 dan Mat 17:15 bahkan mengatakan bahwa ia sering diseret / dijatuhkan ke air atau ke api. Tindakan setan membanting-banting ini menyebabkan mulut anak itu berbusa, giginya berkertakan, dan tubuhnya kejang. Dan dalam Luk 9:42 bahkan dikatakan bahwa pada saat anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. 

 

Mat 17:15 - “katanya: ‘Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air”.

Mark 9:17,18,22 - “(17) Kata seorang dari orang banyak itu: ‘Guru, anakku ini kubawa kepadaMu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. (18a) Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. ... (22a) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya.

Luk 9:39,42 - “(39) Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. ... (42) Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya.

 

Hal-hal ini kelihatannya mirip dengan apa yang banyak terjadi dalam kalangan Kharismatik / Pentakosta, tetapi yang mereka anggap sebagai pekerjaan Roh Kudus, seperti nggeblak, Toronto Blessing, dan sebagainya. Tetapi ingat, bahwa Kitab Suci menceritakan kepada kita bahwa setan, dan bukan Tuhan, yang suka membanting-banting orang (apalagi kalau orang itu seorang anak Tuhan). Jadi jelas bahwa text ini tidak bisa dijadikan dasar dari ‘nggeblak’ ataupun ‘Toronto Blessing’.

 

2)      Komentar Calvin tentang anak yang kerasukan ini.

Calvin: “Let us learn from this how many ways Satan has of injuring us, were it not that he is restrained by the hand of God. Our infirmities both of soul and body, which we feel to be innumerable, are so many darts with which Satan is supplied for wounding us. We are worse than stupid, if a condition so wretched does not arouse us to prayer” (= Hendaklah kita belajar dari sini betapa banyak cara yang dimiliki setan untuk melukai kita, seandainya ia tidak dikekang oleh tangan Allah. Kelemahan kita yang kita rasakan sangat banyak, baik jiwa maupun tubuh, adalah anak-anak panah yang begitu banyak dengan mana setan disuplai untuk melukai kita. Kita sangat bodoh, jika kondisi yang begitu buruk itu tidak membangunkan kita untuk berdoa) - hal 322-323.

 

Ay 21: anak itu ada dalam keadaan seperti itu sejak masa kecilnya.

Calvin: “If Satan was permitted to exert his power, to such an extent, on a person of that tender age, what reason have not we to fear, who are constantly exposing ourselves by our crime to deadly strokes, who even supply our enemy with darts, and on whom he might justly be permitted to spend his rage, if it were not kept under restraint by the astonishing goodness of God?” (= Jika setan diijinkan untuk menggunakan kekuatannya, sampai pada tingkat tertentu, pada seseorang yang begitu muda, apa alasannya yang membuat kita tidak takut, kita yang terus menerus membuka diri kita sendiri oleh kejahatan kita terhadap pukulan-pukulan yang mematikan, yang bahkan menyuplai musuh kita dengan anak panah, dan pada siapa ia secara benar bisa diijinkan untuk mengeluarkan kemarahannya, seandainya itu tidak dikekang oleh kebaikan yang mengherankan dari Allah?) - hal 323.

 

Jadi Calvin berpendapat bahwa dosa-dosa kita sebetulnya bisa menyebabkan Allah secara benar mengijinkan setan untuk menyerang kita. Bahkan dosa-dosa kita itu ia ibaratkan sebagai suatu suplai senjata dari kita kepada setan untuk ia gunakan menyerang kita! Tetapi Allah yang penuh dengan kasih karunia itu memang tidak memberikan kepada kita apa yang layak kita dapatkan, dan karena itu Ia mengekang setan, sehingga setan tidak bisa berbuat apapun selain yang Ia ijinkan.

 

3)   Para murid Yesus tidak dapat mengusir setan itu.

Ay 18b: anak itu sudah dibawa kepada murid-murid Yesus. Yang dimaksud dengan para murid di sini hanyalah 9 murid (kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus, karena yang tiga ini baru turun dari bukit bersama Yesus). Tetapi para murid ini tidak dapat mengusir setan itu. Padahal para murid pernah diberi kuasa mengusir setan (Mat 10:1,8  Mark 3:14,15  Mark 6:7  Luk 9:1), dan mereka pernah melakukannya dengan berhasil (Mark 6:13). Tetapi dalam kasus ini mereka gagal.

 

II) Anak itu dibawa kepada Yesus dan disembuhkan.

 

1)   Para murid tak mampu mengusir setan itu, sehingga anak itu dibawa kepada Yesus (ay 17-20).

Barclay: “It sometimes happens that people get less than they hoped for from some church or from some servant of the church. When that happens they ought to press beyond the church to the Master of the church, beyond the servant of Christ to Christ himself. The church may at times disappoint us, and God’s servant on earth may disappoint us. But when we battle our way face to face with Jesus Christ, he never disappoints us” (= Kadang-kadang terjadi dimana orang-orang mendapatkan lebih sedikit dari yang mereka harapkan dari gereja atau pelayan gereja tertentu. Pada saat itu terjadi, mereka harus mendesak melampaui gereja kepada Tuan dari gereja, melampaui pelayan Kristus kepada Kristus sendiri. Gereja kadang-kadang bisa mengecewakan kita, dan pelayan Allah di bumi bisa mengecewakan kita. Tetapi pada waktu kita berjuang untuk bertemu muka dengan muka dengan Yesus Kristus, Ia tidak pernah mengecewakan kita) - hal 218.

 

2)   Pada saat anak itu dibawa ke hadapan Yesus, setan itu menggoncang-goncangnya / membanting-bantingnya sehingga anak itu terpelanting dan mulutnya berbusa.

Ay 20: “Lalu mereka membawanya kepadaNya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa”.

 

Waktu anak itu dibawa kepada Kristus, setannya marah. Karena itu kalau kita sendiri mendekat kepada Kristus, kita harus waspada terhadap serangan setan. Calvin juga mengatakan (hal 324) bahwa ada sesuatu yang positif di sini, yaitu bahwa pada saat penderitaan / kesengsaraan kita sudah begitu hebat sehingga kita hampir mati, maka saat itulah Tuhan menolong kita.

 

3)   Ayah anak itu meminta tolong kepada Yesus.

 

a)      Ayah anak itu minta tolong tanpa iman, dan Yesus menekankan perlunya iman.

Ay 22b-23: “(22b) Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.’ (23) Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’”.

 

William Hendriksen: “Though it is not true that Jesus never healed anyone unless that person manifested genuine faith, it is true that he placed great emphasis on faith” (= Sekalipun merupakan sesuatu yang tidak benar bahwa Yesus tidak pernah menyembuhkan siapapun kecuali orang itu menyatakan iman yang sejati, tetapi merupakan sesuatu yang benar bahwa Ia memberikan penekanan yang besar pada iman) - hal 349.

 

Calvin: “it is not the Lord that prevents his benefits from flowing to us in large abundance, but that it must be attributed to the narrowness of our faith, that it comes to us only in drops, and that frequently we do not feel even a drop, because unbelief shuts up our heart” (= bukan Tuhan yang mencegah kebaikanNya mengalir kepada kita secara berlimpah-limpah, tetapi karena sempitnya iman kita maka kebaikanNya datang kepada kita hanya dalam tetes-tetes, dan seringkali kita bahkan tidak merasa satu tetespun, karena ketidak-percayaan menutup hati kita) - hal 325.

 

Calvin juga mengatakan (hal 325) bahwa bagian ini tidak menunjukkan bahwa seseorang bisa mengusahakan iman dengan kekuatannya sendiri. Bagian ini hanya mencela orang yang tidak / kurang beriman.

 

b)      Ayah itu menyatakan iman, tetapi mengakui bahwa imannya lemah / tidak sempurna.

Ay 24: “Segera ayah anak itu berteriak: ‘Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!’”.

Calvin: “These two statements may appear to contradict each other, but there is none of us that does not experience both of them in himself. As our faith is never perfect, it follows that we are partly unbelievers, but God forgives us, and exercises such forbearance towards us, as to reckon us believers on account of a small portion of faith” (= Kedua pernyataan ini kelihatannya bertentangan satu sama lain, tetapi tidak ada satupun dari kita yang tidak mengalami keduanya dalam dirinya sendiri. Karena iman kita tidak pernah sempurna, sebagai akibatnya kita tidak percaya sepenuhnya, tetapi Allah mengampuni kita, dan sabar terhadap kita, sehingga menganggap kita percaya sekalipun kita hanya mempunyai sebagian kecil iman) - hal 325-326.

Tetapi tetap merupakan kewajiban kita untuk berjuang dan berdoa supaya iman kita diteguhkan.

 

4)   Yesus mengusir roh jahat itu dan menyembuhkan anak itu (ay 25-27).

 

III) Mengapa para murid tidak bisa menyembuhkan?

 

1)   Ini setan yang kuat.

Mark 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

 

William Hendriksen: “‘This kind’ says Jesus, ‘can come out only by prayer.’ He is saying, therefore, that in the world of the demon there are differences: some are more powerful and more malignant than others. The disciples, therefore, should not have allowed their faith to flag, their prayers to take a holiday. Not only does Jesus urge his followers to pray; he also encourages them to persevere in prayer” (= ‘Jenis ini’, kata Yesus, ‘bisa keluar hanya dengan doa’. Ia memaksudkan bahwa dalam dunia setan ada perbedaan-perbedaan: sebagian lebih kuat dan lebih jahat / membahayakan dari pada yang lain. Karena itu, murid-murid tidak boleh mengijinkan iman mereka merosot, ataupun libur dalam berdoa. Yesus bukan hanya mendesak para pengikutNya untuk berdoa; tetapi Ia juga mendorong mereka untuk bertekun dalam doa) - hal 352.

Pulpit Commentary: “there are different degrees of malice and energy in evil spirits” (= ada tingkat-tingkat yang berbeda tentang kejahatan dan tenaga dalam roh-roh jahat) - hal 6.

 

Ada 2 hal yang ingin saya bahas:

 

a)      Dalam kalangan setan ada perbedaan tingkat kejahatan, dalam arti setan yang satu lebih jahat dari pada yang lain.

Bdk. Mat 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.

Tetapi ini tidak berarti ada setan yang baik! Semua dukun, white magic, jin dsb, tetap jahat!

 

b)      Dalam kalangan setan ada perbedaan tingkat kekuatan, dalam arti setan yang satu lebih kuat dari setan yang lain.

Dalam persoalan ini ada 2 hal yang perlu dicamkan / dihayati:

 

1.   Setan yang paling kuatpun tidak ada artinya dibandingkan dengan Tuhan yang maha kuasa. Semua mereka adalah makhluk ciptaan, sehingga tentu tak ada artinya dibandingkan dengan si Pencipta. Disamping itu, dengan kebangkitan Kristus, semua setan ini sebetulnya sudah dikalahkan. Sekarang mereka masih diijinkan untuk menggoda / menakut-nakuti kita, tetapi nasib akhir mereka sudah pasti, yaitu dilempar ke neraka.

Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

Setan-setan itu sendiri tahu akan hal ini.

Mat 8:29b - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.

 

2.   Setan yang paling lemahpun adalah ex malaikat yang hanya kehilangan kesuciannya tetapi tidak kehilangan kekuatannya, sehingga jauh lebih kuat dari kita.

 

Kita perlu menghayati kedua point di atas ini, karena point pertama penting, supaya kita tidak takut kepada setan. Sedangkan point kedua penting supaya kita tidak meremehkan setan dan bersikap sembrono / mengandalkan kekuatan diri kita sendiri. Sikap yang benar adalah: tidak takut, tidak meremehkan, tetapi waspada dan bersandar kepada Tuhan.

 

2)   Mereka kurang beriman dan mereka kurang berdoa.

Mat 17:19-21 - “(19) Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?’ (20) Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (21) [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]’”.

Mark 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

 

a)      Perhatikan bahwa Mat 17:21 ada dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat itu diragukan keasliannya. Tetapi ayat paralelnya, yaitu Mark 9:29, tidak berada dalam tanda kurung tegak, dan merupakan ayat yang asli dari Kitab Suci. Tetapi berbeda dengan Mat 17:21, Mark 9:29 tidak mempunyai kata ‘berpuasa’.

 

b)            Kurang percaya / iman.

Yesus berkata mereka kurang percaya. Calvin menghubungkan iman ini dengan iman yang dibicarakan oleh Paulus dalam 1Kor 12:9 - “Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan”.

Calvin: “Christ is now speaking expressly about special faith, which had its secret instincts, as the circumstances required” (= Kristus sedang berbicara secara jelas tentang iman yang khusus, yang mempunyai naluri rahasia, seperti yang dibutuhkan oleh keadaan) - hal 327.

 

Clarke mengatakan (hal 179) bahwa ada orang yang menganggap bahwa ini adalah iman tingkat tertinggi, tetapi Clarke sendiri menganggap bahwa iman ini adalah iman yang bertumbuh / maju. Perlu diketahui bahwa kata ‘saja’ dalam Mat 17:20 sebetulnya tidak ada.

Mat 17:20 - “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.

Bdk. Mat 13:32 - “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.’”.

Iman itu bertumbuh / maju, tentu saja kalau orangnya:

1.   Rajin belajar Firman Tuhan.

2.   Tekun berdoa.

3.   Sungguh-sungguh berusaha untuk mentaati Firman Tuhan. Ini mencakup pelayanan.

 

Pulpit Commentary (tentang Mat 17:20): “He means a faith real and trustful, though it be small and weak” (= Ia memaksudkan suatu iman yang nyata / sejati / sungguh-sungguh dan bisa dipercaya, sekalipun iman itu kecil dan lemah).

 

c)      Kurang berdoa.

Mark 9:29 tidak boleh diartikan bahwa para murid gagal karena pada saat itu mereka tidak berdoa. Ingat bahwa Yesus sendiri juga tidak berdoa pada saat itu. Yang dimaksud adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka kurang berdoa / kurang dekat dengan Allah, sehingga pada saat itu mereka gagal mengusir setan.

 

Barclay: “When they were by themselves the disciples asked the cause of their failure. They were no doubt remembering that Jesus had sent them out to preach and heal and cast out devils (Mark 3:14,15). Why, then, had they this time so signally failed? Jesus answered quite simply that this kind of cure demanded prayer. In effect he said to them, ‘You don’t live close enough to God.’ They had been equipped with power, but it needed prayer to maintain it” (= Ketika mereka sedang sendirian murid-murid menanyakan penyebab dari kegagalan mereka. Tidak diragukan bahwa mereka ingat bahwa Yesus pernah mengutus mereka untuk berkhotbah dan menyembuhkan dan mengusir setan (Mark 3:14-15). Lalu mengapa pada saat ini mereka gagal dengan begitu menyolok? Yesus menjawab secara cukup sederhana bahwa jenis penyembuhan ini menuntut doa. Dengan kata lain Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak hidup cukup dekat dengan Allah’. Mereka telah diperlengkapi dengan kuasa, tetapi dibutuhkan doa untuk memeliharanya) - hal 219.

 

Mereka kurang percaya, dan mereka kurang berdoa. Itu sebabnya mereka tidak dapat mengusir setan yang kuat itu.

William Hendriksen: “Of course, these two go together. Where there is little faith, there is little prayer. Conversely, where there is an abundance of genuine, persevering faith, there is also fervent, unrelenting prayer” (= Tentu saja, dua hal ini berjalan bersama-sama. Dimana ada iman yang kecil, di sana ada doa yang sedikit. Sebaliknya, dimana ada banyak iman yang bertekun yang asli, di sana juga ada doa yang tak henti-hentinya dan yang sungguh-sungguh) - hal 351-352.

 

Kesimpulan / penutup.

 

Kalau mau menang terhadap setan, mendekatlah kepada Tuhan dengan banyak berdoa, belajar Firman Tuhan, dan mentaatinya. Tuhan memberkati saudara.

 

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali