kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 12 Juli 2020, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

daniel 1:1-21(3)

 

Dan 1:1-21 - (1) Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. (2) Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. (3) Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, (4) yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. (5) Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja. (6) Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. (7) Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego. (8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; (10) tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: ‘Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.’ (11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: (12) ‘Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; (13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.’ (14) Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. (15) Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. (16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka. (17) Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. (18) Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar. (19) Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja. (20) Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. (21) Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresh..

 

II) Daniel ikut dalam pembuangan yang pertama.

 

1)   Nebukadnezar dan kemenangannya atas Yehuda.

 

a)         Saat dari peristiwa ini.

 

Ay 1: Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu..

 

Yer 25:1 - Firman yang datang kepada Yeremia tentang segenap kaum Yehuda dalam tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, yaitu dalam tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel..

 

Bible Knowledge Commentary: The first two verses of the Book of Daniel state when and how the prophet was taken to Babylon. The events in the book began in the third year of the reign of Jehoiakim king of Judah. This seems to conflict with Jeremiah’s statement that the first year of Nebuchadnezzar, king of Babylon, was in the fourth year of Jehoiakim’s reign (Jer 25:1). At least two explanations may be given for this apparent discrepancy. The first is the difference between Jewish and Babylonian reckoning. The Jewish calendar began the year in Tishri (September-October) while the Babylonian calendar began in the spring in the month of Nisan (March-April). If Babylonian reckoning were used, the year Nebuchadnezzar besieged Jerusalem was the fourth year of Jehoiakim’s reign. But if the Jewish reckoning were used it was Jehoiakim’s third year. Daniel, a Jew, may well have adopted the familiar Jewish calendar. A second explanation is based on the Babylonian method of reckoning the dates of a king’s reign. The portion of a king’s reign that preceded the beginning of a new year in the month Nisan, that is, the year of accession, was called the first year even if it was of short duration. If Jeremiah followed that method of reckoning, he counted Jehoiakim’s year of accession (which was only part of a full year) as the first year. And if Daniel used the Jewish method of reckoning (which did not count the first months of a king’s reign before the new year) he then counted only the three full years of Jehoiakim’s reign. The year was 605 B.C. [= Dua ayat pertama dari kitab Daniel menyatakan kapan dan bagaimana sang nabi dibawa ke Babilonia. Peristiwa-peristiwa dalam kitab itu mulai pada tahun ketiga dari pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda. Ini kelihatannya bertentangan dengan pernyataan Yeremia bahwa tahun pertama dari Nebukadnezar, raja Babilonia, adalah dalam tahun keempat dari pemerintahan Yoyakim (Yer 25:1). Sedikitnya ada dua penjelasan yang bisa diberikan untuk hal yang kelihatannya berbeda ini. Yang pertama adalah perbedaan antara perhitungan Yahudi dan Babilonia. Kalender Yahudi memulai tahun pada bulan Tisri (September-Oktober) sedangkan kalender Babilonia mulai pada musim semi di bulan Nisan (Maret-April). Jika perhitungan Babilonia yang digunakan, tahun dimana Nebukadnezar mengepung Yerusalem adalah tahun keempat dari pemerintahan Yoyakim. Tetapi jika perhitungan Yahudi yang digunakan, itu adalah tahun ketiga Yoyakim. Daniel, seorang Yahudi, mungkin telah mengambil kalender Yahudi yang akrab dengannya. Penjelasan yang kedua didasarkan pada metode Babilonia tentang perhitungan tanggal dari pemerintahan seorang raja. Bagian dari pemerintahan seorang raja yang mendahului permulaan dari suatu tahun yang baru di bulan Nisan, artinya / yaitu, tahun kenaikan takhta, disebut tahun pertama bahkan jika itu adalah suatu janga waktu yang pendek. Jika Yeremia mengikuti metode perhitungan itu, ia menghitung tahun kenaikan takhta Yoyakim (yang hanya sebagian dari suatu tahun penuh) sebagai tahun yang pertama. Dan jika Daniel menggunakan metode perhitungan Yahudi (yang tidak menghitung bulan-bulan pertama dari pemerintahan seorang raja sebelum tahun baru) maka ia menghitung hanya tiga tahun penuh dari pemerintahan Yoyakim. Tahun itu adalah tahun 605 S. M.].

 

b)         Yoyakim, raja Yehuda.

 

1.   Ia adalah raja yang jahat.

 

2Raja 23:34-37 - “(34) Firaun Nekho mengangkat Elyakim, anak Yosia, menjadi raja menggantikan Yosia, ayahnya, dan menukar namanya dengan Yoyakim. Tetapi Yoahas dibawanya; Yoahas tiba di Mesir dan mati di sana. (35) Yoyakim memberi emas dan perak itu kepada Firaun, tetapi ia menarik pajak dari negeri supaya dapat memberi uang itu, sesuai dengan titah Firaun. Ia menagih emas dan perak itu dari rakyat negeri, dari setiap orang menurut jumlah ketetapan pajaknya, untuk memberikannya kepada Firaun Nekho. (36) Yoyakim berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Zebuda binti Pedaya, dari Ruma. (37) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya.”.

 

2.   Sikap raja Yoyakim terhadap firman Tuhan.

 

Yer 26:1-24 - “(1) Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: (2) Beginilah firman TUHAN: ‘Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! (3) Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuata mereka yang jahat. (4) Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti TauratKu yang telah Kubentangkan di hadapanmu, (5) dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hambaKu, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, - tetapi kamu tidak mau mendengarkan - (6) maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.’ (7) Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. (8) Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: ‘Engkau harus mati! (9) Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?’ Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN. (10) Ketika para pemuka Yehuda mendengar tentang hal ini, pergilah mereka dari istana raja ke rumah TUHAN, lalu duduk di pintu gerbang baru di rumah TUHAN. (11) Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: ‘Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.’ (12) Tetapi Yeremia berkata kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: ‘Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. (13) Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkanNya atas kamu. (14) Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. (15) Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.’ (16) Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada imam-imam dan nabi-nabi itu: ‘Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama TUHAN, Allah kita.’ (17) Memang beberapa orang dari para tua-tua negeri itu tampil juga ke depan dan berkata kepada kumpulan rakyat itu, katanya: (18) ‘Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda. Dia telah berkata kepada segenap bangsa Yehuda: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan. (19) Apakah Hizkia, raja Yehuda, beserta segenap Yehuda membunuh dia? Tidakkah ia takut akan TUHAN, sehingga ia memohon belas kasihan TUHAN, agar TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkanNya atas mereka? Dan kita, maukah kita mendatangkan malapetaka yang begitu besar atas diri kita sendiri?’ (20) Ada juga seorang lain yang bernubuat demi nama TUHAN, yaitu Uria bin Semaya, dari Kiryat-Yearim. Dia bernubuat tentang kota dan negeri ini tepat seperti yang dikatakan Yeremia. (21) Ketika raja Yoyakim, bersama-sama dengan segenap perwiranya dan semua pemuka, mendengar perkataan orang itu, maka rajapun mencari ikhtiar untuk membunuhnya. Mendengar hal itu maka takutlah Uria, lalu melarikan diri dan tiba di Mesir. (22) Kemudian raja Yoyakim menyuruh orang ke Mesir, yaitu Elnatan bin Akhbor beserta beberapa orang. (23) Mereka mengambil Uria dari Mesir dan membawanya kepada raja Yoyakim. Raja menyuruh membunuh dia dengan pedang dan melemparkan mayatnya ke kuburan rakyat biasa. (24) Tetapi Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat untuk dibunuh.”.

 

Yer 36:1-32 - “(1) Dalam tahun yang keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: (2) ‘Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini. (3) Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.’ (4) Jadi Yeremia memanggil Barukh bin Neria, lalu Barukh menuliskan dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang telah difirmankan TUHAN kepadanya. (5) Pada suatu kali Yeremia memberi perintah kepada Barukh: ‘Aku ini berhalangan, tidak dapat pergi ke rumah TUHAN. (6) Jadi pada hari puasa engkaulah yang pergi membacakan perkataan-perkataan TUHAN kepada orang banyak di rumah TUHAN dari gulungan yang kautuliskan langsung dari mulutku itu; kepada segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya haruslah kaubacakannya juga. (7) Mungkin permohonan mereka sampai di hadapan TUHAN dan mereka masing-masing bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sebab besar murka dan kehangatan amarah yang diancamkan TUHAN kepada bangsa ini.’ (8) Lalu Barukh bin Neria melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepadanya oleh nabi Yeremia untuk membacakan perkataan-perkataan TUHAN dari kitab itu di rumah TUHAN. - (9) Adapun dalam tahun yang kelima pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, dalam bulan yang kesembilan, orang telah memaklumkan puasa di hadapan TUHAN bagi segenap rakyat di Yerusalem dan bagi segenap rakyat yang telah datang dari kota-kota Yehuda ke Yerusalem. - (10) Maka Barukh membacakan kepada segenap rakyat perkataan Yeremia dari kitab itu, di rumah TUHAN, di kamar Gemarya anak panitera Safan, di pelataran atas di muka pintu gerbang baru dari rumah TUHAN. (11) Ketika Mikhaya bin Gemarya bin Safan mendengar segala firman TUHAN dari kitab itu, (12) turunlah ia ke istana raja, ke kamar panitera. Di sana tampak duduk semua pemuka, yakni panitera Elisama, Delaya bin Semaya, Elnatan bin Akhbor, Gemarya bin Safan, Zedekia bin Hananya dan semua pemuka lain. (13) Lalu Mikhaya memberitahukan kepada mereka segala firman yang telah didengarnya, ketika Barukh membacakan kitab itu kepada orang banyak. (14) Kemudian para pemimpin itu menyuruh Yehudi bin Netanya bin Selemya bin Kusyi kepada Barukh mengatakan: ‘Bawalah gulungan yang telah kaubacakan kepada orang banyak itu dan datanglah ke mari!’ Maka Barukh bin Neria membawa gulungan itu dan datang kepada mereka. (15) Berkatalah mereka kepadanya: ‘Silakan duduk dan bacakan itu kepada kami!’ Lalu Barukh membacakannya kepada mereka. (16) Setelah mereka mendengar segala perkataan itu, maka terkejutlah mereka dan berkata seorang kepada yang lain: ‘Kita harus dengan segera memberitahukan segala perkataan ini kepada raja!’ (17) Bertanyalah mereka kepada Barukh, katanya: ‘Beritahukanlah kepada kami, bagaimana caranya engkau menuliskan segala perkataan ini!’ (18) Jawab Barukh kepada mereka: ‘Segala perkataan ini langsung dari mulut Yeremia kepadaku, dan aku menuliskannya dengan tinta dalam kitab.’ (19) Lalu berkatalah para pemuka itu kepada Barukh: ‘Pergilah, sembunyikanlah dirimu bersama Yeremia! Janganlah ada orang yang mengetahui di mana tempatmu!’ (20) Kemudian pergilah mereka menghadap raja di pelataran, sesudah mereka menyimpan gulungan itu di kamar panitera Elisama. Mereka memberitahukan segala perkataan ini kepada raja. (21) Raja menyuruh Yehudi mengambil gulungan itu, lalu ia mengambilnya dari kamar panitera Elisama itu. Yehudi membacakannya kepada raja dan semua pemuka yang berdiri dekat raja. (22) Waktu itu adalah bulan yang kesembilan dan raja sedang duduk di balai musim dingin, sementara di depannya api menyala di perapian. (23) Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga empat lajur, maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan ke dalam api yang di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu. (24) Baik raja maupun para pegawainya, yang mendengarkan segala perkataan ini, seorangpun tidak terkejut dan tidak mengoyakkan pakaiannya. (25) Elnatan, Delaya dan Gemarya memang mendesak kepada raja, supaya jangan membakar gulungan itu, tetapi raja tidak mendengarkan mereka. (26) Bahkan raja memerintahkan pangeran Yerahmeel, Seraya bin Azriel dan Selemya bin Abdeel untuk menangkap juru tulis Barukh dan nabi Yeremia, tetapi TUHAN menyembunyikan mereka. (27) Sesudah raja membakar gulungan berisi perkataan-perkataan yang dituliskan oleh Barukh langsung dari mulut Yeremia itu, maka datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: (28) ‘Ambil pulalah gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda. (29) Mengenai Yoyakim, raja Yehuda, haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membakar gulungan ini dengan berkata: Mengapakah engkau menulis di dalamnya, bahwa raja Babel pasti akan datang untuk memusnahkan negeri ini dan untuk melenyapkan dari dalamnya manusia dan hewan? (30) Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. (31) Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya.’ (32) Maka Yeremia mengambil gulungan lain dan memberikannya kepada juru tulis Barukh bin Neria yang menuliskan di dalamnya langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang ada di dalam kitab yang telah dibakar Yoyakim, raja Yehuda dalam api itu. Lagipula masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu.”.

 

Padahal dalam Allah menilai manusia, sikap orang itu terhadap firman sangat diperhitungkan!

 

Bdk. Kis 17:10-11 - “(10) Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. (11) Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”.

KJV/RSV/NIV: “more noble” [= lebih mulia].

 

Dari ayat ini terlihat jelas bahwa orang Kristen yang dianggap oleh Tuhan sebagai ‘lebih mulia’ adalah orang Kristen yang betul-betul menghargai otoritas Alkitab, dan tunduk pada otoritas Alkitab.

 

3.   Hukuman Tuhan terhadap Yoyakim.

 

Jamieson, Fausset & Brown: Nebuchadnezzar took away the captives as hostages for the submission of the Hebrews. Historical Scripture gives no positive account of this first deportation under Jehoiakim with which the Babylonian captivity - i.e., Judah’s subjection to Babylon for 70 years - begins (Jer 29:10); but 2 Chron 36:6-7 states that Nebuchadnezzar had intended ‘to carry Jehoiakim to Babylon,’ and that he ‘carried off the vessels of the house of the Lord’ there. But Jehoiakim died at Jerusalem before the conqueror’s intention as to him was carried into effect (Jer 22:18-19; 36:30), and his dead body, as was foretold, was dragged out of the gates by the Chaldean besiegers, and left unburied[= Nebukadnezar membawa tawanan-tawanan sebagai sandera-sandera untuk ketundukan dari orang-orang Ibrani. Sejarah Kitab Suci tidak memberikan cerita yang positif tentang pembuangan pertama di bawah Yoyakim dengan mana pembuangan Babilonia - yaitu ketundukan Yehuda kepada Babilonia selama 70 tahun - dimulai (Yer 29:10); tetapi 2Taw 36:6-7 menyatakan bahwa Nebukadnezar bermaksud ‘untuk membawa Yoyakim ke Babilonia’, dan bahwa ia ‘berhasil membawa perkakas-perkakas dari rumah Tuhan’ ke sana. Tetapi Yoyakim mati di Yerusalem sebelum maksud dari sang penakluk berkenaan dengannya dilaksanakan (Yer 22:18-19; 36:30), dan mayatnya, seperti sudah diramalkan, diseret keluar pintu gerbang oleh pengepung-pengepung Kadim, dan dibiarkan tidak terkubur].

 

Yer 22:18-19 - “(18) Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda: ‘Orang tidak akan meratapi dia: Aduhai abangku! Aduhai kakakku! Orang tidak akan menangisi dia: Aduhai tuan! Aduhai Seri Paduka! (19) Ia akan dikubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem.’.

 

Yer 36:30 - Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam..

 

Catatan: sekalipun Tuhan sering memberikan hukuman dalam bentuk mayat orang itu tidak dikubur dengan layak (seperti juga menimpa mayat Izebel, 2Raja 9:10,30-37), ini tidak berarti bahwa orang yang matinya tak dikubur dengan layak SELALU merupakan hukuman dari Tuhan! Bandingkan dengan orang-orang yang mati karena Covid 19 yang waktu penguburan / kremasi tidak dihadiri siapapun.

 

4.   Ini sekaligus juga merupakan hukuman terhadap tindakan raja Hizkia.

Matthew Henry mengatakan bahwa peristiwa pembuangan ke Babilonia ini merupakan penggenapan nubuat yang dinyatakan kepada raja Hizkia, karena ia telah memamerkan harta bendanya kepada utusan raja Babilonia (Yes 39:6-7).

 

Yes 39:1-7 - “(1) Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya dan sudah kuat kembali. (2) Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. (3) Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: ‘Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?’ Jawab Hizkia: ‘Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!’ (4) Lalu tanyanya lagi: ‘Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?’ Jawab Hizkia: ‘Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.’ (5) Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: ‘Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam! (6) Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. (7) Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.’.

 

Penerapan: hati-hati terhadap segala kesombongan, dan sikap pamer!

 

c)         Tuhan adalah penyebab kemenangan Nebukadnezar atas Yehuda.

 

1.   Kemenangan Nebukadnezar merupakan pekerjaan Tuhan.

 

Ay 1-2: (1) Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. (2) Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya..

 

The Biblical Illustrator: Secular history is generally written, just as it would have been, if no agent had the least influence on the affairs of the world, besides those who are visible to our senses. It traces the actions of man, as if man was all. It takes no notice, or but little notice, of God. But Scripture history is written on a different plan. It begins with God, as the creator of the world, and throughout, it exhibits him as its governor, everywhere present, and always operating. In an especial manner, it traces all the revolutions that take place in kingdoms - their origin - their progress - their decline and fall - to his sovereign and holy will, as the ultimate cause. ‘And the Lord gave into his hand Jehoiakim king of Judah,’ - a mode of expression which signifies that Divine displeasure was the true and proper cause of this calamity.[= Sejarah sekuler biasanya ditulis, sama seperti seandainya tak ada agen yang mempunyai pengaruh yang terkecil pada urusan-urusan dunia, selain mereka yang terlihat oleh indera kita. Itu melacak tindakan-tindakan manusia, seakan-akan manusia adalah segala-galanya. Itu tidak memperhatikan / mengamati, atau memperhatikan / mengamati hanya sedikit, tentang Allah. Tetapi sejarah Kitab Suci ditulis berdasarkan suatu rencana yang berbeda. Itu mulai dengan Allah, sebagai Pencipta dari dunia / alam semesta, dan dalam sepanjang waktu, itu menunjukkan Dia sebagai pemerintahnya, hadir dimana-mana, dan selalu bekerja / beroperasi. Dengan suatu cara yang khusus, itu melacak semua revolusi-revolusi yang terjadi dalam kerajaan-kerajaan - asal usul mereka - kemajuan mereka - penurunan dan kejatuhan mereka - pada kehendakNya yang berdaulat dan kudus, sebagai penyebab tertinggi / terakhir. ‘Dan Tuhan menyerahkan ke dalam tangannya Yoyakim raja Yehuda’, - suatu cara pernyataan yang menunjukkan bahwa ketidak-senangan Ilahi adalah penyebab yang benar dan tepat dari bencana ini.].

 

Calvin: “As to his assertion that Jehoiakim was delivered into the hand of King Nebuchadnezzar by God’s command, this form of speech takes away any stumbling block which might occur to the minds of the pious. Had Nebuchadnezzar been altogether superior, God himself might seem to have ceased to exist, and so his glory would have been depressed. But Daniel clearly asserts that King Nebuchadnezzar did not possess Jerusalem, and was not the conqueror of the nation by his own valor, or counsel, or fortune, or good luck, but because God wished to humble his people.” [= Berkenaan dengan pernyataan / penegasannya bahwa Yoyakim diserahkan ke dalam tangan / kuasa dari Raja Nebukadnezar oleh perintah Allah, bentuk dari gaya bicara ini menyingkirkan batu sandungan apapun yang bisa terjadi pada pikiran-pikiran dari orang-orang yang saleh. Seandainya Nebukadnezar sepenuhnya superior, Allah sendiri kelihatan telah berhenti mempunyai keberadaan, dan dengan demikian kemuliaanNya telah ditekan / dikurangi. Tetapi Daniel dengan jelas menyatakan bahwa Raja Nebukadnezar tidak memiliki Yerusalem, dan bukanlah penakluk dari bangsa itu oleh keberanian, atau rencana, atau keberuntungan, atau nasib baiknya sendiri, tetapi karena Allah ingin merendahkan bangsaNya.] - hal 86.

 

Calvin: “Therefore, Daniel here sets before us the providence and judgments of God, that we may not think Jerusalem to have been taken in violation of God’s promise to Abraham and his posterity.” [= Karena itu, di sini Daniel meletakkan di depan kita Providensia dan penghakiman Allah, supaya kita tidak berpikir Yerusalem telah dirampas / dikuasai dalam pelanggaran terhadap janji Allah kepada Abraham dan keturunannya.] - hal 86.

 

The Biblical Illustrator: Nebuchadnezzar invested Jerusalem, and took it, by the union of his own skill, and the courage of his army, and yet it is here said, ‘the Lord gave Jehoiakim into his hand.’ From this, we may learn, that there is a twofold agency concerned in all the events that take place in this world, - the agency of man on the earth, and the agency of God in the heavens. This twofold agency, however, is not co-ordinate. God and man are not possessed (?) of equal efficiency in the production of events. Nebuchadnezzar besieges Jerusalem, but it is the Lord who gives Jehoiakim into his hand. Jehovah is the God of gods, and the King of kings, the First Cause of all events, as well as the First Cause of all beings. Men may form their plans, and gratify their passions, with the most entire freedom from all control, and yet they will only do ‘what God determined before to be done.’[= Nebukadnezar mengepung Yerusalem, dan mengalahkannya, oleh perpaduan dari keahliannya sendiri, dan keberanian dari pasukannya, tetapi di sini dikatakan, ‘Tuhan menyerahkan Yoyakim ke dalam tangannya’. Dari sini, kita bisa belajar, bahwa di sana ada suatu tindakan rangkap dua berkenaan dengan semua peristiwa yang terjadi dalam dunia ini, - tindakan dari manusia di bumi, dan tindakan dari Allah di surga. Tetapi, tindakan rangkap dua ini tidaklah bersesuaian / bekerja sama secara harmonis. Allah dan manusia tidaklah mempunyai keefisienan yang setara dalam menghasilkan peristiwa-peristiwa. Nebukadnezar mengepung Yerusalem, tetapi adalah Tuhan yang menyerahkan Yoyakim ke dalam tangannya. Yehovah adalah Allah dari allah-allah, dan Raja dari raja-raja, Penyebab Pertama dari semua peristiwa, dan juga Penyebab Pertama dari semua keberadaan. Manusia boleh membentuk rencana-rencana mereka, dan memuaskan nafsu-nafsu mereka, dengan kebebasan penuh dari semua pengendalian, tetapi mereka hanya akan melakukan ‘apa yang Allah tentukan sebelumnya untuk dilakukan’.].

Catatan: rasanya ayat dikutip dari Kis 4:28.

Kis 4:28 - untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu..

 

The Bible Exposition Commentary: For decades, the prophets had warned the rulers of Judah that their idolatry, immorality, and injustice toward the poor and needy would lead to the nation’s ruin. The prophets saw the day coming when God would bring the Babylonian army to destroy Jerusalem and the temple and take the people captive to Babylon. A century before the fall of Jerusalem, the Prophet Isaiah had proclaimed this message (Isa 13; 21; and 39), and Micah his contemporary shared the burden (Mic 4:10). The Prophet Habakkuk couldn’t understand how Jehovah could use the godless Babylonians to chasten His own people (Hab 1), and Jeremiah lived to see these prophecies, plus his own prophecies, all come true (Jer 20; 25; 27). God would rather have His people living in shameful captivity in a pagan land than living like pagans in the Holy Land and disgracing His name.[= Selama puluhan tahun, nabi-nabi telah memperingatkan penguasa-penguasa Yehuda bahwa penyembahan berhala mereka, ketidak-bermoralan mereka, dan ketidak-adilan mereka terhadap orang-orang miskin dan yang membutuhkan, akan membimbing pada kehancuran nasional. Nabi-nabi melihat hari itu mendatang pada waktu Allah membawa pasukan Babilonia untuk menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci dan membuang bangsa itu ke Babilonia. Satu abad sebelum kejatuhan Yerusalem, nabi Yesaya telah memberitakan pesan ini (Yes 13; 21; dan 39), dan Mikha, rekan sejamannya, mengambil bagian dalam beban itu (Mik 4:10). Nabi Habakuk tidak bisa mengerti bagaimana Yehovah bisa menggunakan orang-orang Babilonia yang jahat / tanpa Allah untuk menghajar bangsaNya sendiri (Hab 1), dan Yeremia hidup untuk melihat nubuat-nubuat ini, ditambah dengan nubuat-nubuatnya sendiri, semua menjadi kenyataan (Yer 20; 25; 27). Allah lebih memilih umatNya hidup dalam pembuangan yang memalukan di suatu negara kafir dari pada hidup seperti orang-orang kafir di Tanah Suci dan mempermalukan namaNya.].

Catatan: saya hanya memberikan satu ayat, karena yang lain terlalu panjang. Silahkan membacanya sendiri.

Mikha 4:10 - Menggeliatlah dan mengaduhlah, hai puteri Sion, seperti perempuan yang melahirkan! Sebab sekarang terpaksa engkau keluar dari kota dan tinggal di padang, terpaksa engkau berjalan sampai Babel; di sanalah engkau akan dilepaskan, di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu..

 

2.   Perkakas-perkakas Bait Suci diambil oleh Nebukadnezar dan dibawa ke Babilonia.

 

The Biblical Illustrator: In a period of defection from God, superstition often usurps the place of religion. When men have ceased to confide in God himself, they often place their confidence in something pertaining to him, and trust in it for protection from danger. To reprove such a spirit, God usually permits that in which they confide to fall into the enemy’s hand. But while they had no confidence in God, they placed the most overweening confidence in the temple. They thought, that so long as it remained among them, they was safe. In one of the earlier messages of Jeremiah, God warned them against this delusion (Jer 4:4,12,13,14). This threatening God now began to execute. Literally, ‘judgment began at the house of God.’ [= Dalam suatu masa dari kemunduran dari Allah, takhyul sering menggantikan tempat dari agama. Pada waktu manusia telah berhenti untuk mempercayai Allah sendiri, mereka sering menempatkan keyakinan mereka pada sesuatu yang berhubungan dengan Dia, dan mempercayainya untuk perlindungan dari bahaya. Untuk mencela kecondongan seperti itu, Allah biasanya mengizinkan apa yang mereka percayai itu jatuh ke tangan musuh. Tetapi pada waktu mereka tidak mempunyai keyakinan kepada Allah, mereka menempatkan keyakinan yang paling berlebihan pada Bait Suci. Mereka berpikir, bahwa selama Bait Suci itu tetap ada bersama mereka, mereka aman. Dalam salah satu dari pesan-pesan yang lebih awal dari Yeremia, Allah memperingatkan mereka terhadap kepercayaan yang salah ini (Yer 4:4,12,13,14). Ancaman Allah ini sekarang mulai dilaksanakan. Secara hurufiah, ‘penghakiman mulai pada rumah Allah’.].

Catatan: Yer 4:4,12-14 itu pasti salah cetak. Kelihatannya yang benar adalah Yer 7:4,12-14.

 

Yer 7:4,12-14 - “(4) Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, ... (12) Tetapi baiklah pergi dahulu ke tempatKu yang di Silo itu, di mana Aku membuat namaKu diam dahulu, dan lihatlah apa yang telah Kulakukan kepadanya karena kejahatan umatKu Israel! (13) Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga, demikianlah firman TUHAN, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan, sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu, (14) karena itulah kepada rumah, yang atasnya namaKu diserukan dan yang kamu andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo;.

 

1Pet 4:17 - Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?.

 

Calvin: He also speaks by name of the vessels of the temple. Now, this might seem altogether out of place, and would shock the minds of the faithful. For what does it mean? That God’s temple was spoiled by a wicked and impious man. Had not God borne witness that his rest was there? This shall be my rest for ever, here will I dwell because I have chosen it. (Psalm 132:14.) ... When, therefore, it was robbed and its sacred vessels profaned, and when an impious king had also transferred to the temple of his own god what had been dedicated to the living God, would not, as I have said, such a trial as this cast down the minds of the holy? No one was surely so stout-hearted whom that unexpected trial would not oppress. Where is God, if he does not defend his own temple? Although he does not dwell in this world, and is not enclosed in walls of either wood or stone, yet he chose this dwelling-place for himself, (Psalm 80:1, and Psalm 99:1, and Isaiah 37:16,) and often by means of his Prophets asserted his seat to between the Cherubim. What then is the meaning of this? As I have already said, Daniel recalls us to the judgment of God, and by a single word assures us that we ought not to be surprised at God inflicting such severe punishments upon impious and wicked apostates. For under the name of God, there is a silent antithesis; as the Lord did not deliver Jehoiakim into the hand of the Babylonians without just reason: God, therefore, exposed him as a prey that he might punish him for the revolt of his impious people. [= Ia juga menyebutkan perkakas-perkakas dari Bait Suci. Ini bisa kelihatan sama sekali tidak cocok, dan akan mengejutkan pikiran dari orang-orang yang setia / percaya. Karena apa artinya? Bahwa Bait Allah dijarah oleh seorang yang jahat dan tidak menghormati Allah. Tidakkah Allah telah memberikan kesaksian bahwa tempat perhentianNya ada di sana? ‘Inilah tempat perhentianKu selama-lamanya, di sini Aku akan tinggal, sebab Aku telah memilihnya.’ (Maz 132:14). ... Karena itu, pada waktu Bait Allah dirampok dan perkakas-perkakasnya yang kudus diperlakukan dengan tidak hormat, dan pada waktu seorang raja yang jahat / tidak menghormati Allah juga telah memindahkan ke kuil dari dewanya sendiri apa yang telah dibaktikan bagi Allah yang hidup, tidakkah, seperti yang telah saya katakan, ujian seperti itu menekan / mengecilkan hati dari orang-orang kudus? Tak seorangpun begitu keras hati yang tidak ditekan oleh ujian yang tak diharapkan itu. Dimanakah Allah, jika Ia tidak mempertahankan Bait SuciNya sendiri? Sekalipun Ia tidak tinggal dalam dunia ini, dan tidak dibatasi / dikurung dalam tembok-tembok dari kayu atau batu, tetapi Ia memilih tempat tinggal ini untuk diriNya sendiri, (Maz 80:1, dan Maz 99:1, dan Yes 37:16), dan sering melalui nabi-nabiNya menegaskan tempat tinggal / kedudukanNya di antara kerub-kerub. Lalu apa artinya ini? Seperti yang telah saya katakan, Daniel mengingatkan kita pada penghakiman Allah, dan oleh suatu kata ia meyakinkan kita bahwa kita tidak seharusnya kaget / terkejut pada pemberian hukuman-hukuman yang begitu keras kepada orang-orang jahat dan orang-orang murtad yang jahat. Karena di bawah nama Allah, di sana ada suatu pertentangan yang tidak dinyatakan; karena Tuhan tidak menyerahkan Yoyakim ke dalam tangan dari orang-orang Babilonia tanpa alasan yang benar: karena itu, Allah membukakan dia sebagai suatu mangsa supaya Ia bisa menghukumnya untuk pemberontakan dari bangsanya (Nya?) yang jahat.] - hal 86-87.

 

Maz 132:14 - “‘Inilah tempat perhentianKu selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.”.

 

Maz 80:2 - “Hai gembala Israel, pasanglah telinga, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba! Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar”.

 

Maz 99:1 - “TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.”.

 

Yes 37:16 - “‘Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.”.

 

The Biblical Illustrator: Having entered the temple, Nebuchadnezzar carried away part of the vessels of the Lord’s house. These he took into the land of Shinar, the ancient name of the region in which Babylon was situated, and placed them in the treasure-house of his god. Considering the place from which these vessels had been taken, and to whose service they had been consecrated for ages, they may certainly be regarded as one of the most remarkable trophies that ever a conqueror presented at the shrine of his deity. But victories obtained over God’s people, when they are also triumphs over God himself, will in the end be found pregnant with disaster. Thus, when the Philistines took the ark captive, God glorified himself in a very remarkable manner. And, when he summons the nations to the overthrow of Babylon, one reason mentioned is, to take vengeance on her for what she had done to his temple. ‘Make bright the arrows; gather the shields; the Lord hath raised up the spirit of the kings of the Medes; for his device is against Babylon to destroy it; because it is the vengeance of the Lord, the vengeance of his temple.’ In a subsequent chapter of the Book of Daniel, we shall meet again with these vessels, and see them prostituted, by an impious monarch, to bacchanalian purposes. [= Setelah memasuki Bait Suci, Nebukadnezar membawa sebagian dari perkakas-perkakas dari rumah Tuhan. Ini ia bawa ke tanah Sinear, nama kuno dari daerah dalam mana Babilonia terletak, dan menempatkan mereka dalam rumah-perbendaharaan dari dewanya. Mempertimbangkan tempat dari mana perkakas-perkakas ini telah diambil, dan bagi pelayanan siapa mereka telah dikuduskan selama berzaman-zaman, mereka pasti bisa dianggap sebagai salah satu dari piala-piala yang paling menarik yang pernah bisa diberikan / dipersembahkan oleh seorang penakluk di kuil dari dewanya. Tetapi kemenangan-kemenangan yang didapatkan atas umat Allah, pada waktu mereka juga merupakan kemenangan-kemenangan atas Allah sendiri, pada akhirnya akan didapati mengandung dengan bencana. Demikianlah, pada waktu orang-orang Filistin menawan tabut, Allah memuliakan diriNya sendiri dengan suatu cara yang sangat menyolok. Dan, pada waktu Ia memanggil bangsa-bangsa untuk menjatuhkan Babilonia, salah satu alasan yang disebutkan adalah, membalasnya karena apa yang telah ia lakukan pada BaitNya. ‘Lancipkanlah anak-anak panah, siapkanlah perisai-perisai! TUHAN telah membangkitkan semangat raja-raja Media, sebab rencanaNya terhadap Babel ialah untuk memusnahkannya: itulah pembalasan TUHAN, pembalasan karena bait suciNya!’ (Yer 51:11). Dalam pasal yang selanjutnya dari kitab Daniel, kita akan bertemu lagi dengan perkakas-perkakas ini, dan melihat mereka digunakan untuk tujuan yang tidak layak, oleh seorang raja yang jahat, untuk tujuan pesta mabuk.].

 

The Bible Exposition Commentary: The fall of Jerusalem looked like the triumph of the pagan gods over the true God of Israel. Nebuchadnezzar burned the temple of God and even took the sacred furnishings and put them into the temple of his own god in Babylon. Later Belshazzar would use some of those holy vessels to praise his own gods at a pagan feast, and God would judge him (Dan 5). No matter how you viewed the fall of Jerusalem, it looked like a victory for the idols; but it was actually a victory for the Lord! He kept His covenant with Israel and He fulfilled His promises. In fact, the same God who raised up the Babylonians to defeat Judah later raised up the Medes and Persians to conquer Babylon. The Lord also ordained that a pagan ruler decree that the Jews could return to their land and rebuild their temple.[= Kejatuhan Yerusalem kelihatan seperti kemenangan dari dewa-dewa kafir atas Allah yang benar dari Israel. Nebukadnezar membakar Bait Allah dan bahkan mengambil perkakas-perkakas kudus dan memasukkan mereka ke dalam kuil dari dewanya sendiri di Babilonia. Belakangan Belsyazar menggunakan beberapa dari perkakas-perkakas kudus itu untuk memuji dewa-dewanya sendiri pada suatu perayaan / pesta kafir, dan Allah menghakimi dia (Dan 5). Tak peduli bagaimana kamu memandang kejatuhan Yerusalem, itu kelihatan seperti suatu kemenangan bagi berhala-berhala; tetapi itu sesungguhnya adalah suatu kemenangan bagi Tuhan! Ia memelihara perjanjianNya dengan Israel dan Ia menggenapi janji-janjiNya. Dalam faktanya, Allah yang sama yang membangkitkan Babilonia untuk mengalahkan Yehuda, belakangan membangkitkan Media dan Persia untuk menaklukkan Babilonia. Tuhan juga menentukan bahwa seorang penguasa kafir menetapkan bahwa orang-orang Yahudi bisa kembali ke negara mereka dan membangun kembali Bait Suci mereka.].

 

 

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali