(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Rabu,
tgl 12 Juli 2017, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
ALLAH
TRITUNGGAL(5)
b) Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya
dengan Allah:
1.
Kata ganti orang bentuk jamak.
Contoh:
kata ‘Kita’
dalam Kej 1:26 3:22
11:7.
Kej 1:26
- “Berfirmanlah
Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi.’”.
Kej 3:22
- “Berfirmanlah
TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu
dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang
jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula
dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk
selama-lamanya.’”.
Kej
11:7 - “Baiklah
Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”.
Ada
2 macam bantahan terhadap argumentasi ini:
a. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’
dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu
tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’. Tetapi kata ‘Kita’
dalam Kej 1:26 itu tidak mungkin diartikan seperti itu karena:
(1)Tidak mungkin Allah
berunding dengan ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya, karena kalau
demikian maka akan bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Yes
40:13-14 - “(13)
Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai
penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian,
dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar
Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan
pengertian?”.
Ro 11:34
- “Sebab,
siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi
penasihatNya?”.
(2)Kalau kata ‘Kita’
menunjuk kepada ‘Allah dan malaikat’, maka itu berarti bahwa:
(a)Allah adalah pencipta / creator
dan malaikat adalah rekan pencipta (co creator).
(b)Manusia dicipta menurut
gambar dan rupa malaikat.
Kedua
kesimpulan ini jelas tidak alkitabiah.
b. Juga ada yang mengatakan bahwa bentuk jamak ini hanya merupakan ‘majestic
plural’ [= bentuk jamak yang bersifat / menunjukkan keagungan].
Bahkan
beberapa penafsir Kristen juga mengatakan seperti ini.
Keil
& Delitzsch (tentang Kej 1:26):
“The
plural ‘We’ was regarded by the fathers and earlier theologians almost
unanimously as indicative of the Trinity: modern
commentators, on the contrary, regard it either as ‘pluralis majestatis;’
or as an address by God to Himself, the subject and object being identical;”
[= Bentuk jamak ‘Kita’ dianggap oleh bapa-bapa gereja dan ahli-ahli
theologia mula-mula hampir dengan suara bulat sebagai suatu petunjuk tentang
Tritunggal: penafsir-penafsir modern, sebaliknya,
menganggapnya atau sebagai ‘bentuk jamak dari keagungan’; atau
sebagai suatu ucapan oleh Allah kepada diriNya sendiri, dimana subyeknya identik
dengan obyeknya;].
Bob
Utley (tentang Kej 1:26):
“There has been much discussion over the PLURAL ‘us.’ Philo and Eben Ezra
say it is ‘the plural of majesty,’ but this grammatical form does not occur
until much later in Jewish literary history (NET
Bible says it does not occur with VERBS, p. 5);”
[= Di sana telah ada banyak diskusi tentang bentuk
jamak ‘Kita’. Philo dan Eben Ezra
mengatakan bahwa itu adalah ‘bentuk jamak dari keagungan’, tetapi
bentuk gramatika ini tidak / belum muncul sampai jauh belakangan dalam sejarah
literatur Yahudi (Alkitab NET mengatakan itu tidak terjadi dengan kata-kata
kerja, hal 5.)] -
Libronix.
Saya
sama sekali tak setuju terhadap pandangan bahwa kata ganti orang ‘Kita’
menunjuk pada ‘majestic plural’, dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
(1)Kalau memang demikian,
mengapa hanya sedikit ayat-ayat yang menggunakan bentuk jamak seperti ini? Dan
kalau bentuk jamaknya menunjukkan keagungan, lalu bentuk tunggalnya menunjukkan
ketidak-agungan?
(2)Penggunaan kata ganti
orang bentuk jamak itu tidak terjadi pada waktu Alkitab menceritakan raja-raja
duniawi berbicara.
Perhatikan
komentar Albert Barnes di bawah ini.
Barnes’
Notes (tentang Kej 1:26):
“The
plural form of the sentence raises the question, With whom took he counsel on
this occasion? Was it with himself, and does he here simply use the plural of
majesty? Such was not the usual style of monarchs in the ancient East. Pharaoh
says, ‘I have dreamed a dream’ (Gen 41:15).
Nebuchadnezzar, ‘I have dreamed’ (Dan 2:3). Darius the Mede, ‘I make a
decree’ (Dan 6:26). Cyrus, ‘The Lord God of heaven hath given me all the
kingdoms of the earth’ (Ezra 1:2). Darius, ‘I make a decree’ (Ezra 5:8).
We have no ground, therefore, for transferring it to the style of the
heavenly King.”
[= Bentuk jamak dari kalimat itu menimbulkan pertanyaan, ‘Dengan siapa Ia
berunding pada peristiwa ini? Apakah dengan diriNya sendiri, dan apakah Ia di
sini sekedar / hanya menggunakan bentuk jamak dari keagungan? Yang seperti itu
bukanlah gaya biasanya dari raja-raja di Timur kuno. Firaun berkata, ‘Aku
bermimpi sebuah mimpi’ (Kej 41:15). Nebukadnezar, ‘Aku telah bermimpi’ (Dan 2:3). Darius orang Media, ‘Aku
membuat suatu ketetapan / dekrit’ (Dan 6:26). Koresh, ‘Tuhan Allah dari
surga telah memberi aku
semua kerajaan-kerajaan dari bumi’ (Ezra 1:2). Darius, ‘Aku
membuat suatu ketetapan / dekrit’ (Ezra 5:8). Karena itu, kita tidak mempunyai
dasar untuk mentransfer / mengubah / memindahkannya pada gaya dari Raja
surgawi.] - PC Study
Bible versi 5.
(3)Disamping itu, kata
ganti orang bentuk tunggal dan jamak
untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8.
Yes
6:8 - “Lalu
aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus,
dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’
Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’”.
Catatan:
Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun
baru) salah terjemahan! Kata ‘Aku’
itu seharusnya ‘Kami’.
NASB:
“Whom shall I send and who will
go for Us?”
[= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang
mau pergi untuk Kami?].
KJV/RSV/NIV
menterjemahkan seperti NASB.
Bahwa
terjemahan Alkitab bahasa Inggris ini yang benar, bisa dicek di Bible Works.
Dalam bahasa Ibrani digunakan kata Ibrani לָ֑נוּ (LANU)
yang artinya memang ‘for us’ [= untuk Kami].
Jadi,
mau ditafsirkan bagaimana ayat ini? Waktu digunakan ‘Us’ [= Kami] itu
menunjukkan keagungan Allah, dan waktu digunakan ‘I’ [= Aku] itu
menunjukkan ketidak-agungan Allah???
(4)Kalau kata
ganti orang bentuk jamak menunjukkan keagungan Allah, apakah kata kerja bentuk jamak dan kata sifat bentuk jamak juga demikian??
Catatan:
tentang penggunaan kata kerja bentuk jamak dan kata
sifat bentuk jamak untuk Allah, lihat di bawah.
Calvin
(tentang Kej 1:26): “Christians,
therefore, properly contend, from this testimony, that there exists a plurality
of Persons in the Godhead.”
[= Karena itu, orang-orang Kristen secara benar berpendapat / menegaskan, dari
kesaksian ini, bahwa di sana ada suatu kejamakan dari Pribadi-pribadi dalam diri
Allah.].
Matthew
Henry (tentang Kej 1:26):
“‘Let us make man.’ The three persons
of the Trinity, Father, Son, and Holy Ghost, consult about it and concur in
it,” [=
‘Marilah Kita membuat manusia’. Ketiga Pribadi dari Tritunggal, Bapa, Anak,
dan Roh Kudus, berkonsultasi tentangnya dan setuju / sependapat dalam hal itu,].
Adam
Clarke (tentang Kej 1:26):
“The
text tells us he was the work of ELOHIM,
the Divine Plurality, marked here more distinctly by the plural pronouns US and
OUR;” [=
Text ini memberitahu kita bahwa ia adalah pekerjaan dari ELOHIM, Kejamakan
Ilahi, ditandai di sini secara lebih jelas oleh kata-kata ganti orang ‘Kita’
(‘Us’) dan ‘Kita’
(‘Our’)].
Kej
1:26a - “Berfirmanlah
Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita,”.
KJV:
‘And God said, Let us
make man in our image, after our
likeness:’
[= Dan Allah berkata, Marilah Kita membuat
manusia dalam gambar Kita, menurut rupa Kita:].
Barnes’
Notes (tentang Kej 1:26):
“Only a plurality of persons can justify
the phrase. Hence, we are forced to conclude that the plural pronoun indicates a
plurality of persons or hypostases in the Divine Being.” [= Hanya suatu kejamakan Pribadi-pribadi bisa
membenarkan ungkapan itu. Maka, kita dipaksa untuk menyimpulkan bahwa kata ganti
orang bentuk jamak menunjukkan suatu kejamakan pribadi-pribadi dalam Keberadaan
Ilahi / Diri Allah.].
2.
Kata kerja bentuk jamak.
Contoh:
a. Kej 20:13 - “Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah
ayahku, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni:
katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia
saudaraku.’”.
Kata-kata
‘menyuruh
aku mengembara’ dalam
bahasa Ibraninya [הִתְע֣וּ (HITU)]
adalah kata kerja bentuk jamak.
b. Kej 35:7 - “Didirikannyalah mezbah di situ, dan
dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ,
ketika ia lari terhadap kakaknya”.
Kata
‘telah
menyatakan’ dalam
bahasa Ibraninya [נִגְל֤וּ (NIGLU)] adalah kata kerja bentuk jamak.
c. 2Sam 7:23 - “Dan bangsa manakah di bumi seperti
umatMu Israel, yang Allahnya pergi
membebaskannya menjadi umatNya, untuk mendapat nama bagiNya dengan melakukan
perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau
bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umatNya?”.
Kata ‘pergi’
dalam bahasa Ibraninya [הָלְכֽוּ
(HALEKU)] adalah kata kerja bentuk jamak.
Pulpit
Commentary (tentang 2Sam 7:23): “It
is remarkable that in this place the word for ‘God,’ Elohim, is followed
by a verb plural, the almost invariable rule in Hebrew being that, though
Elohim is itself plural, it takes a verb singular whenever it refers to the
true God. In the corresponding passage (1 Chron 17:21) the verb is in the
singular” [= Adalah hal yang luar
biasa / patut diperhatikan bahwa di tempat ini kata untuk ‘Allah’’,
ELOHIM, diikuti oleh suatu kata kerja bentuk jamak, karena peraturan yang
hampir konstan / tak berubah dalam bahasa Ibrani adalah bahwa sekalipun ELOHIM
itu sendiri adalah kata bentuk jamak, tetapi kata itu menggunakan suatu kata
kerja bentuk tunggal kapanpun kata itu menunjuk pada Allah yang benar. Dalam text yang sesuai /
paralel (1Taw 17:21) kata kerja itu ada dalam bentuk tunggal.].
1Taw
17:21 - “Dan
bangsa manakah di bumi seperti umatMu Israel, yang Allahnya pergi
membebaskannya menjadi umatNya, untuk mendapat nama bagiMu dengan
perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, dan dengan menghalau bangsa-bangsa
dari depan umatMu yang telah Kaubebaskan dari Mesir?”.
Kata
‘pergi’
dalam ayat ini dalam bahasa Ibraninya [הָלַ֙ךְ
(HALAK)] memang merupakan kata kerja bentuk tunggal.
d.
Maz 58:12 - “Dan
orang akan berkata: ‘Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya
ada Allah yang memberi
keadilan di bumi.’”.
Kata-kata
‘memberi
keadilan’ dalam bahasa
Ibraninya [שֹׁפְטִ֥ים
(SHOPTIM)] merupakan suatu kata kerja (participle) dalam bentuk jamak.
Padahal
dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan
untuk menyatakan Allah yang esa.
3.
Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam:
a. Pkh 12:1 - “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba
hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ‘Tak ada
kesenangan bagiku di dalamnya!’,”.
Kata
‘pencipta’
(creator), dalam bahasa Ibraninya [בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ
(BOREEKA)] merupakan suatu kata kerja (participle) dalam bentuk
jamak, sehingga seharusnya terjemahan hurufiahnya adalah ‘creators’
[= pencipta-pencipta].
b. Maz 149:2 - “Biarlah Israel bersukacita atas
Yang menjadikannya,
biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!”.
Kata-kata
‘atas
yang menjadikannya’,
dalam bahasa Ibraninya [בְּעֹשָׂ֑יו
(BEOSAV)] merupakan suatu kata kerja (participle) dalam bentuk jamak.
c. Yos 24:19 - “Tetapi Yosua berkata kepada bangsa
itu: ‘Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus,
Dialah Allah yang cemburu.
Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu”.
Dalam
bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’
[קְדֹשִׁ֖ים
(QEDOSHIM)] ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’
[קַנּ֣וֹא
(QANO)] ada dalam bentuk tunggal.
Jadi,
kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata
ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah,
maka dalam Yos 24:19 digunakan kata
sifat bentuk tunggal dan jamak untuk diri Allah.
c) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu dengan
Allah yang lain (seakan-akan
ada lebih dari satu Allah).
1. Maz 45:7-8 - “(7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan
selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. (8) Engkau mencintai
keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau
dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu”.
Karena
dalam ayat ini Alkitab Indonesia salah terjemahan, mari kita lihat terjemahan
NASB di bawah ini.
Psalm 45:6-7
(NASB): ‘Thy
throne, O God, is forever and ever ... Therefore God,
Thy God has anointed Thee’
[= TahtaMu, Ya Allah, kekal
selama-lamanya. ... Karena itu, Allah, AllahMu
telah mengurapi Engkau].
Bandingkan
dengan Ibr 1:8-9 - “(8)
Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata:
‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk
seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9)
Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai
tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’”.
2. Maz 110:1 - “[Mazmur Daud.] Demikianlah
firman TUHAN kepada tuanku:
‘Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan
kakimu.’”.
Juga
untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini.
Psalm 110:1
(NASB): ‘The
LORD says to my Lord ...’ [= TUHAN
berkata kepada Tuhanku].
Bandingkan
dengan Mat 22:41-45 - “(41) Ketika
orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42)
‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka
kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian,
bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia
berkata: (44)
Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai
musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya,
bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’”.
Catatan:
dalam Maz 110:1, RSV menterjemahkan ‘lord’
[= tuhan / tuan], tetapi KJV/NIV/NASB menterjemahkan ‘Lord’
[= Tuhan]. Sedangkan dalam Mat 22:43,44,45, KJV/RSV/NIV/NASB semua
menterjemahkan ‘Lord’ [= Tuhan]. Jelas bahwa terjemahan yang benar
adalah ‘Lord’
[= Tuhan], karena dalam Mat 22:41-45 itu jelas bahwa Yesus sedang berusaha
untuk membuktikan keilahianNya kepada orang-orang Yahudi.
H. P. Liddon: “David’s
Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his
‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees knew that
truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was merely human?
The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed
to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is God; the Lord
of David is David’s Son because He is God incarnate.”
[= ‘Anak dari Daud’ adalah ‘Tuhan dari Daud’. ... Daud menggambarkan
keturunannya yang agung, Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia
adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi
Ia juga adalah ‘Tuhan dari Daud’. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia
hanya manusia semata-mata? Hanya
kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang
ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. ‘Anak
dari Daud’ adalah ‘Tuhan dari Daud’ karena Ia adalah Allah; ‘Tuhan dari
Daud’ adalah ‘Anak dari Daud’ karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi /
menjadi manusia.]
- ‘The
Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’,
hal 43.
Jadi
dalam Maz 110:1 itu TUHAN (YAHWEH) berkata kepada Yesus, yang adalah Tuhan dan
Allah!
3. Hos 1:7 - “Tetapi Aku
akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi
(oleh / dengan) TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka
bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan
orang-orang berkuda.’”.
Catatan:
kata ‘demi’ itu salah terjemahan, seharusnya ‘oleh / dengan’.
NASB:
‘But
I will have compassion on the house of
Judah and deliver them by the LORD their God,
and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman’
[= Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada
kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh
TUHAN Allah mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan
busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penunggang kuda].
4. Kej 19:24 - “Kemudian TUHAN
menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari
TUHAN, dari langit;”.
KJV:
‘Then the LORD rained
upon Sodom and upon Gomorrah brimstone and fire from the LORD out of heaven;’
[= Lalu / maka TUHAN menghujani pada /
atas Sodom dan pada / atas Gomora, dari TUHAN dari
surga;].
Baca
ceritanya mulai Kej 18:1-dst, maka akan terlihat bahwa TUHAN
turun dalam bentuk manusia menemui Abraham. Sekarang di sini, TUHAN
yang turun / di bumi itu menurunkan hujan api dan belerang, yang ‘berasal
dari TUHAN, dari langit;’.
5. Amsal 8 berbicara tentang ‘hikmat Allah’.
Amsal 8:22-31
- “(22)
TUHAN telah menciptakan [KJV/NASB:
‘possessed’
{= memiliki}] aku sebagai permulaan pekerjaanNya,
sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. (23) Sudah pada zaman
purbakala aku dibentuk [Literal:
‘I was appointed’
{= Aku telah ditetapkan}],
pada mula pertama, sebelum bumi ada. (24) Sebelum air samudera raya ada, aku
telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. (25) Sebelum
gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;
(26) sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang
pertama. (27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris
kaki langit pada permukaan air samudera raya, (28) ketika Ia menetapkan
awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, (29) ketika
Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titahNya, dan
ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, (30) aku ada sertaNya sebagai anak
kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, dan senantiasa bermain-main
di hadapanNya; (31) aku bermain-main di atas muka bumiNya dan anak-anak manusia
menjadi kesenanganku.”.
Kalau
dilihat dari istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God
{= hikmat dari / milik Allah}], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak
sama dengan Allah.
Tetapi
Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan
menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata
lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24b - “Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”).
6. Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13
48:15,16 Kel 3:2,4,5
Hak 13:20-22).
Sama
seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka istilah ‘Malaikat TUHAN’
ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the Angel of the LORD)
ini tidak sama dengan Allah / TUHAN.
Tetapi,
sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TUHAN itu disebut sebagai
Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN
sendiri.
Contoh:
a.
Kej 16:7-13 - “(7)
Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun,
yakni dekat mata air di jalan ke Syur. (8) Katanya: ‘Hagar, hamba Sarai, dari
manakah datangmu dan ke manakah pergimu?’ Jawabnya: ‘Aku lari meninggalkan
Sarai, nyonyaku.’ (9) Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
‘Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah
kekuasaannya.’ (10) Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ‘Aku akan
membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena
banyaknya.’ (11) Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
‘Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan
menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
(12) Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak
itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan
melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.’
(13) Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu
dengan sebutan: ‘Engkaulah El-Roi.’ Sebab katanya: ‘Bukankah di sini
kulihat Dia yang telah melihat aku?’”.
Dalam
ay 7,9,10,11 - disebut sebagai ‘Malaikat
TUHAN’; tetapi dalam ay 13 disebut sebagai ‘TUHAN’
sendiri.
b.
Kej 22:11-16 - “(11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: ‘Abraham,
Abraham.’ Sahutnya: ‘Ya, Tuhan.’ (12) Lalu Ia berfirman: ‘Jangan
bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang,
bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepadaKu.’ (13) Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor
domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham
mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti
anaknya. (14) Dan Abraham menamai tempat itu: ‘TUHAN menyediakan’; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: ‘Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.’
(15) Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham, (16) kataNya: ‘Aku bersumpah demi diriKu sendiri - demikianlah
firman TUHAN -: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, ...”.
Dalam
dalam ay 11a,15 disebut sebagai ‘Malaikat
TUHAN’, tetapi dalam ay 11b disebut sebagai ‘Tuhan’.
Hal
lain yang menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri
adalah: Malaikat TUHAN itu bersumpah demi diriNya sendiri (Kej 22:16a).
Hal
seperti ini tidak dilakukan oleh seorang malaikat biasa, tetapi oleh Allah
sendiri.
Bdk.
Ibr 6:13,16,17 - “(13)
Sebab ketika Allah memberikan janjiNya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi
dari padaNya, ... (16) Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih
tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri
segala bantahan. (17) Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak
menerima janji itu akan kepastian putusanNya, Allah telah mengikat diriNya
dengan sumpah,”.
Hanya
Allah yang bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada yang lebih tinggi
dari Dia (Ibr 6:13).
Bandingkan
dengan:
Kel 32:13
- “Ingatlah
kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hambaMu itu, sebab kepada mereka Engkau
telah bersumpah demi diriMu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan
membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah
Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk
selama-lamanya.’”.
Yer 22:5
- “Tetapi jika kamu tidak mendengarkan
perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diriKu,
demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan”.
Yer 44:26
- “Maka
dengarkanlah firman TUHAN, hai semua orang Yehuda yang diam di tanah Mesir:
Sesungguhnya, Aku telah bersumpah demi namaKu yang besar - firman TUHAN -
bahwa namaKu tidak akan diserukan lagi oleh seseorang Yehuda di segenap tanah
Mesir, dengan berkata: Demi Tuhan ALLAH yang hidup!”.
Yer 49:13
- “Sebab
Aku telah bersumpah demi diriKu, demikianlah firman TUHAN, bahwa Bozra
akan menjadi ketandusan, cela, keruntuhan dan kutuk, dan segala kotanya akan
menjadi reruntuhan yang kekal.’”.
Yer
51:14 - “TUHAN semesta alam telah
bersumpah demi diriNya sendiri: Sungguhpun engkau penuh dengan
manusia-manusia seperti belalang, tetapi orang akan mengangkat pekik pertempuran
terhadapmu”.
Amos 6:8
- “Tuhan ALLAH telah bersumpah demi
diriNya, - demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam - : ‘Aku ini keji
kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota
serta isinya.’”.
Seorang
malaikat biasa akan bersumpah demi nama Tuhan, bukan demi dirinya sendiri /
namanya sendiri. Bandingkan dengan:
Daniel
12:7 - “Lalu kudengar orang yang berpakaian
kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang
hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit:
‘Satu masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak
bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!’”.
Catatan:
bahwa ‘orang’ ini adalah malaikat biasa terlihat dari Daniel 10.
Wah
10:5-6 - “(5) Dan malaikat yang kulihat
berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, (6)
dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah
menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan
segala isinya, katanya: ‘Tidak akan ada penundaan lagi!”.
Jadi,
dari fakta bahwa Malaikat TUHAN itu bersumpah demi diriNya sendiri, jelas bahwa
Malaikat TUHAN itu adalah Tuhan / Allah sendiri.
c.
Kel 23:20-23 - “(20)
‘Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk
melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah
Kusediakan. (21) Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah
engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya,
sebab namaKu ada di dalam dia. (22) Tetapi jika engkau sungguh-sungguh
mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan
memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu. (23) Sebab malaikatKu akan berjalan di
depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris, orang
Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka”.
Ada
2 hal yang perlu dipersoalkan:
(1)Dari
kata-kata ‘namaKu
ada di dalam dia’, Adam Clarke menganggap bahwa malaikat ini adalah Malaikat Perjanjian,
yaitu Yesus Kristus sendiri.
Semua
ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri.
(2)Kata-kata
‘pelanggaranmu
tidak akan diampuninya’, menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan
itu bisa mengampuni dosa. Tentang hal ini Adam Clarke memberikan komentar
sebagai berikut:
Adam
Clarke:
“‘He
will not pardon your transgressions.’ He is not like a man, with whom ye may
think that ye may trifle, were he either man or angel, in the common acceptation
of the term, it need not be said, He will not pardon your transgressions, for
neither man nor angel could do it.”
[= ‘Ia tidak akan mengampuni pelanggaranmu’. Ia bukan seperti seorang
manusia, dengan siapa engkau bisa berpikir / menganggap bahwa engkau boleh
menyepelekan; seandainya Ia adalah manusia atau
malaikat, dalam arti yang biasa diterima, tidak perlu dikatakan, ‘Ia tidak
akan mengampuni pelanggaranmu’, karena baik manusia maupun malaikat tidak bisa
melakukannya.].
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ