Golgotha
School of Ministry
(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Rabu,
tgl 27 Juni 2012, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
f)
Pembahasan tentang 1Tim 4:10.
1Tim 4:10
- “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah
yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.
1.
Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10.
Adam Clarke: “‘Who
is the Saviour of all men’. Who has provided salvation for the whole human
race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit.
‘Specially of those that believe’. What God intends for ALL, he actually
gives to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and
tasted death for every man. As all have been purchased by his blood so all may
believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through
their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang
telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan telah
menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya.
‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang
Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan merasakan
kematian untuk setiap orang. Karena semua telah dibeli oleh darahNya maka semua bisa percaya; dan
karena itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang
binasa, binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.
Keberatan:
kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak
menerimanya (tidak percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai
Juruselamat mereka?
Lenski:
“All
that we have said regarding ‘Savior’ in 1:1 and 2:3 might be repeated here.
He wants all men to be saved (2:3) and is thus called ‘Savior of all men.’
We know why so many are not saved (Matt. 23:37). Therefore Paul adds:
‘especially of believers’ just as in 1:1 he says ‘our Savior,’ and in
2:3: ‘he wants all men to come to realization of truth.’ This does not mean
that his will to save some men is stronger than his will to save others, or that
there is a duality in God’s antecedent will (Calvin). Μάλιστα,
‘especially,’ pertains to ‘believers’ because God’s good and gracious
saving will is being accomplished in them and is not frustrated by obdurate
unbelief. Paul is thinking not only of the believers already brought to a
realization of the saving gospel truth, to godliness and to its sure and certain
promise, but also of all believers of the future”
[= Semua yang telah kami katakan berkenaan dengan ‘Juruselamat’ dalam 1:1
dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia menginginkan semua
manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut ‘Juruselamat semua
manusia’. Kita tahu mengapa begitu banyak
orang tidak diselamatkan (Mat 23:37). Karena itu, Paulus menambahkan
kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia berkata
‘Juruselamat kita’, dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang memperoleh
pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak berarti bahwa
kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih kuat dari pada kehendakNya
untuk menyelamatkan orang-orang lain, atau bahwa di sana ada suatu dualisme
dalam kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα
(MALISTA), ‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-orang percaya’
karena kehendak yang baik dan murah hati yang menyelamatkan dari Allah sedang
digenapi dalam mereka dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang keras
kepala. Paulus sedang
memikirkan bukan hanya tentang orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada
suatu realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada kesalehan dan
pada janji yang pasti, tetapi juga tentang semua orang-orang percaya dari masa
yang akan datang].
1Tim
1:1 - “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah,
Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,”.
1Tim
2:3-4 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah,
Juruselamat kita, (4) yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran”.
Mat 23:37
- “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali
Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.
2.
Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10.
Tentang
1Tim 4:10 ini, John Owen berkata:
“That
God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is
here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear
from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general
towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa
sering disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan bahwa
di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui oleh semua penafsir yang
sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas dari persoalan yang sedang kita
tangani, yang merupakan providensia Allah yang
melindungi, secara umum bagi semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works
of John Owen’, vol 10, ‘The Death
of Christ’, hal 190.
John
Owen melanjutkan: “For the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ
the mediator; and for the predicate, it is a providential preservation,
and not a purchased salvation that is intimated; - that is, the providence
of God protecting and governing all, but watching in an especial manner for the
good of them that are his” (= Untuk subyeknya,
‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk
predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat providensial, dan bukan
menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu,
providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga dengan
cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, ‘The
Death of Christ’, hal 191.
Jadi
ada 2 hal yang ditekankan oleh John Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu:
a.
Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa.
b.
Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan keselamatan rohani,
tetapi keselamatan jasmani / duniawi.
Calvin
mempunyai pandangan / penafsiran yang sama dengan Owen.
Calvin:
“the
word swthr is here a general term, and denotes one who defends
and preserves. He means that the kindness of God extends to all men” [= kata swthr
(SOTER
- Juruselamat) di sini merupakan suatu
istilah yang bersifat umum, dan menunjuk
pada seseorang yang mempertahankan / membela dan memelihara. Ia
memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua manusia] - hal 112.
Calvin: “The
word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and strict
meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his elect, but
it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he is called
‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their
souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore, our
Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most
wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak
diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan dengan keselamatan kekal yang
dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi
menunjuk kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam
arti ini Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan
berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi
karena Ia menyokong
semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah
Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang paling
jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).
William
Hendriksen memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban
dari pihaknya, yaitu:
a.
Allah adalah Juruselamat dari semua manusia, dalam arti bahwa pada
akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan semua manusia (Universalisme).
Bantahannya:
·
Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.
·
Kata-kata ‘terutama mereka yang
percaya’ pada akhir dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada artinya.
1Tim 4:10
- “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia,
terutama mereka yang
percaya”.
b.
Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada semua golongan
manusia.
Bantahannya:
ini juga tak sesuai dengan kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.
c.
Allah menginginkan / menghendaki keselamatan semua manusia, tetapi
kehendakNya digagalkan oleh ketidak-percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian,
seperti yang diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski di atas.
Bantahannya:
·
text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat, berarti seharusnya
Ia betul-betul menyelamatkan.
·
kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk. Ayub 42:2
Yes 14:24,26-27 Yes
46:10-11).
d.
Allah mampu menyelamatkan semua
manusia; tetapi hanya orang-orang percaya yang betul-betul Ia selamatkan.
Bantahannya:
text itu mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who
is the Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat semua
manusia)], bukannya sekedar mampu
menyelamatkan semua manusia.
Lalu
Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti
dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu
menunjukkan sederetan ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama
berbahasa Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
¨
Hak 3:9 - “Lalu
berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik
Kaleb”.
¨
Neh 9:27 - “Lalu
Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka.
Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari
langit dan karena kasih sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan
mereka dari tangan lawan mereka”.
¨
Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat
akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah
yang akan empunya kerajaan itu”.
¨
Ul 32:15 - “Lalu
menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau,
gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia
memandang rendah gunung batu keselamatannya
[Lit: ‘the rock
of his Saviour’ (= batu
karang Juruselamatnya)]”.
Catatan:
perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak
digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani /
hidup yang kekal, tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan
jasmani / duniawi / sementara.
Ayat-ayat
lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11
Yes 45:15,21 Yes 49:26 Yes
60:16 Yer 14:8
Hos 13:4.
Hendriksen
juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia
telah menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:
*
Maz 25:5 - “Bawalah
aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah
Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you
are God my Saviour’
(= Engkau adalah Allah Juruselamatku)],
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
*
Maz 106:21 - “Mereka
melupakan Allah yang
telah menyelamatkan mereka,
yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir”.
Tetapi
Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka’ (1Kor 10:5).
William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was
the Saviour or Soter of all, but especially of those who believed. With the
latter, with them alone, he was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu
Ia adalah Juruselamat atau SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya. Hanya kepada yang
terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.
Hendriksen
juga menyoroti Yes 63:8-10 - “(8) Bukankah
Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku
curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia
sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam
kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman
dahulu kala. (10) Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh
mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
Ayat
ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai Allah
sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka
tidak diselamatkan (secara rohani).
Hendriksen
lalu menyimpulkan: “According
to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his
everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all
those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi,
menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan
hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam arti
tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155.
Ia
menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan
tanaman (Maz 36:7 Maz 104:25-28
Maz 145:9,16,17 Yun 4:10-11 Mat
5:45 Luk 6:35 Kis 17:25,28).
William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in that sense ‘saves,’
and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not
only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam
Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu
‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak
terbatas pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke Roma, Allah
‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua mereka yang ada bersama
dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.
Bdk.
Kis 27:22,31,44 - “(22) Tetapi
sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap
bertabah hati, sebab tidak
seorangpun di antara kamu yang akan binasa,
kecuali kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan
prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu
tidak mungkin selamat.’
... (44) dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau
pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka
semua selamat naik ke darat”.
William Hendriksen: “This is really all that is needed in clarification of our present
passage, 1Tim 4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly, to this,
‘We have our hope set on the living God, and in this hope we shall not be
disappointed, for not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver,
Deliverer) of all men, showering blessings upon them, but he is in a very
special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace him and his
promise, for to them he imparts salvation, everlasting life in all its
fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan dalam penjelasan tentang text kita
saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami
meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam pengharapan ini
kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya merupakan Allah yang baik,
yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang mencurahkan
berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER
(Juruselamat) dari mereka yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada
mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh
kepenuhannya’] - hal 156.
Kesimpulan: kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat
dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua
Allah hanyalah SOTER dari orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’.
Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal
Atonement (= Penebusan Universal) ataupun menentang Limited
Atonement (= Penebusan terbatas).
g)
Tit 2:11 - “Karena kasih karunia
Allah yang menyelamatkan semua
manusia sudah
nyata”.
Catatan: ayat ini
diterjemahkan secara berbeda-beda.
KJV: ‘For the grace of God that bringeth salvation
hath appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa
keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
RSV:
‘For the grace of God has appeared for
the salvation of all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul /
tampak untuk keselamatan semua orang).
NIV:
‘For the grace of God that brings
salvation has appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang
membawa keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang).
NASB:
‘For the grace of God has appeared,
bringing salvation to all men’ (= Karena kasih karunia Allah telah muncul
/ tampak, membawa keselamatan bagi semua orang).
Dari terjemahan KJV / NIV tak terlihat bahwa Allah
menyelamatkan semua orang, tetapi hanya bahwa keselamatan itu muncul / tampak (=
ditawarkan) kepada semua orang, sehingga jelas bahwa ayat ini tidak bertentangan
dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).
Adam
Clarke:
“Literally
translated, the words stand thus: ‘For the grace of God, that which saves,
hath shone forth upon all men.’ Or, as it is expressed in the margin of our
King James Version: ‘The grace of God, that bringeth salvation to all men,
hath appeared.’ Since God’s grace signifies God’s favour, any benefit
received from him may be termed God’s grace. In this place, and in Col
1:6, the Gospel, which points out God’s infinite mercy to the world, is termed
the grace of God; for it is not only a favour of infinite worth in itself, but
it announces that greatest gift of God to man, the incarnation and atoning
sacrifice of Jesus Christ. Now it cannot be said, except in a very refined and
spiritual sense, that this Gospel had then appeared to all men; but it may be
well said that it bringeth salvation to all men; this is its design; and it was
to taste death for every man that its author came into the world. There is a
beauty and energy in the word epephanee,
hath shined out, that is rarely noted; it seems to be a metaphor taken from the
sun. As by his rising in the east and shining out, he enlightens, successively,
the whole world; so the Lord Jesus, who is called the Sun of righteousness, Mal
4:2, arises on the whole human race with healing in his wings. And as the
light and heat of the sun are denied to no nation nor individual, so the grace
of the Lord Jesus, this also shines out upon all; and God designs that all
mankind shall be as equally benefited by it in reference to their souls, as they
are in respect to their bodies by the sun that shines in the firmament of
heaven. But as all the parts of the earth are not immediately illuminated, but
come into the solar light successively, not only in consequence of the earth’s
diurnal revolution round its own axis, but in consequence of its annual
revolution round its whole orbit; so this Sun of righteousness, who has shined
out, is bringing every part of the habitable globe into his divine light; that
light is shining more and more to the perfect day; so that gradually and
successively he is enlightening every nation, and every man; and, when his great
year is filled up, every nation of the earth shall be brought into the light and
heat of this unspotted, uneclipsed, and eternal Sun of righteousness and truth.
Wherever the Gospel comes, it brings salvation - it offers deliverance from all
sin to every soul that hears or reads it. As freely as the sun dispenses his
genial influences to every inhabitant of the earth, so freely does Jesus Christ
dispense the merits and blessings of his passion and death to every soul of man.
From the influences of this spiritual Sun no soul is reprobated anymore than
from the influences of the natural sun. In both cases, only those who willfully
shut their eyes, and hide themselves in darkness, are deprived of the gracious
benefit” (= Diterjemahkan secara
hurufiah, kata-katanya adalah demikian: ‘Karena kasih karunia Allah, itu yang
menyelamatkan, telah bersinar / memancar kepada semua orang’. Atau, seperti
dinyatakan di catatan tepi dari KJV kita: ‘kasih karunia Allah, yang membawa
keselamatan kepada semua orang, telah tampak / muncul’. Karena kasih karunia
Allah menunjukkan kebaikan Allah, manfaat apapun yang diterima dari Dia bisa
disebut kasih karunia Allah. Di tempat ini, dan dalam
Kol 1:6, Injil, yang menunjukkan belas kasihan yang tak terbatas dari Allah
kepada dunia, disebut kasih karunia Allah; karena itu bukan hanya suatu kebaikan
yang nilainya tak terbatas dalam dirinya sendiri, tetapi itu mengumumkan karunia
terbesar dari Allah kepada manusia itu, inkarnasi dan korban penebusan dari
Yesus Kristus. Tak bisa dikatakan, kecuali
dalam arti yang sangat diperhalus dan rohani, bahwa Injil ini pada saat itu
sudah muncul / tampak kepada semua orang; tetapi bisa dikatakan dengan baik
bahwa Injil itu membawa keselamatan kepada semua orang; ini adalah rancangan
dari Injil; dan adalah untuk mencicipi
kematian untuk setiap oranglah Penciptanya datang ke dalam dunia.
Di sini ada suatu keindahan dan kekuatan dalam kata EPEPHANEE, telah bersinar /
memancar, yang jarang diperhatikan; itu kelihatannya merupakan suatu kiasan yang
diambil dari matahari. Seperti terbitnya dan
memancarnya matahari di Timur dan, ia menerangi seluruh dunia secara berurutan;
demikianlah Tuhan Yesus, yang disebut Surya kebenaran, Mal 4:2, muncul kepada
seluruh umat manusia dengan kesembuhan pada sayapNya. Dan seperti terang dan
panas dari matahari tidak ditahan dari bangsa atau individu manapun, demikian
juga kasih karunia dari Tuhan Yesus, ini juga bersinar kepada semua orang; dan Allah
merancang supaya seluruh umat manusia akan mendapatkan manfaat secara sama
olehnya berkenaan dengan jiwa mereka, seperti mereka mendapat manfaat
berkenaan dengan tubuh mereka oleh matahari yang bersinar di cakrawala dari
langit. Tetapi seperti tidak semua bagian dari bumi diterangi dengan segera,
tetapi datang pada sinar matahari berturut-turut, bukan hanya dalam konsekwensi
dari perputaran tiap hari pada porosnya, tetapi dalam konsekwensi dari
perputaran tahunan sekeliling orbitnya; demikian juga Surya kebenaran ini, yang
telah bersinar, sedang membawa setiap bagian dari dunia yang dihuni kepada
terang ilahiNya; sehingga terang itu bersinar makin lama makin terang sampai
tengah hari; sehingga perlahan-lahan dan berturut-turut, Ia sedang menerangi
setiap bangsa, dan setiap orang; dan pada waktu tahunNya yang agung dipenuhi,
setiap bangsa dari bumi akan dibawa ke dalam terang dan panas dari Surya
kebenaran yang tak berbercak, tak tertutup dan kekal ini. Dimanapun Injil datang, itu membawa
keselamatan - itu menawarkan
pembebasan dari semua dosa kepada setiap jiwa yang mendengar atau membacanya.
Seperti bebasnya matahari membagikan pengaruhnya yang ramah / periang kepada
setiap penduduk bumi, demikian juga Yesus Kristus membagikan jasa / manfaat
dan berkat dari penderitaan dan kematianNya kepada setiap jiwa manusia. Dari
pengaruh dari Surya rohani ini tak ada
jiwa yang ditentukan binasa seperti tak ada jiwa yang tidak mendapat
pengaruh dari matahari alamiah. Dalam
kedua kasus, hanya mereka yang secara sengaja menutup mata mereka, dan
menyembunyikan diri mereka sendiri dalam kegelapan, tidak mendapatkan manfaat
yang penuh kasih karunia).
Kol
1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu
sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah
dengan sebenarnya”.
Mal
4:2 - “Tetapi kamu yang takut akan
namaKu, bagimu akan terbit surya
kebenaran
dengan kesembuhan pada sayapnya.
Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”.
Tanggapan saya:
1. Dengan
ilustrasi seperti itu, bagaimana Adam Clarke menjelaskan fakta, dalam Alkitab
maupun dalam kehidupan sekarang ini, tentang banyak sekali orang, yang sampai
mati tak pernah mendengar Injil?
Clarke kelihatannya juga memikirkan hal ini, dan ia
berusaha memecahkan problem ini dengan berkata sebagai berikut: “Light
being created, and in a certain measure dispersed, at least three whole days
before the sun was formed; (for his creation was a part of the fourth day’s
work;) so, previously to the incarnation of Christ, there was spiritual light in
the world; for he diffused his beams while his orb was yet unseen. And even now,
where by the preaching of his Gospel he is not yet manifested, he is that true
light which enlightens every man coming into the world; so that the moral world
is no more left to absolute darkness, where the Gospel is not yet preached, than
the earth was the four days which preceded the creation of the sun, or those
parts of the world are where the Gospel has not yet been preached”
[= Terang diciptakan, dan dalam ukuran tertentu disebarkan, sedikitnya 3 hari
penuh sebelum matahari dibentuk; (karena penciptaan matahari merupakan sebagian
dari pekerjaan pada hari keempat); demikian juga sebelum inkarnasi Kristus,
disana ada terang rohani dalam dunia; karena Ia menyebarkan sinarNya sementara
bulatan bumiNya belum terlihat. Dan bahkan sekarang, dimana oleh pemberitaan
InjilNya Ia belum dinyatakan, Ia adalah terang yang sejati itu, yang menerangi
setiap orang yang datang ke dalam dunia; sehingga dunia moral tidak ditinggalkan
dalam kegelapan mutlak, dimana Injil belum diberitakan, sama seperti bumi ada
selama 4 hari yang mendahului penciptaan matahari, atau bagian-bagian dari dunia
itu dimana Injil belum diberitakan].
Jawaban
saya:
Ini
adalah penyamaan dari dua hal yang sama sekali tidak sama dan merupakan
pengalegorian yang tidak pada tempatnya!
Memang
sebelum inkarnasi, ada terang dari hukum Taurat, sehingga orang-orang yang
mempunyai hukum Taurat, bisa saja selamat. Tetapi bagaimana dengan orang-orang
yang tidak punya hukum Taurat? Mereka memang mempunyai hukum hati nurani, tetapi
bisakah ‘terang itu’ menyelamatkan? Mustahil! Karena Ro 2:12 berbunyi: “Sebab
semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat;
dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum
Taurat”.
Dan keadaan ini (adanya banyak orang yang sampai mati
tidak pernah mendengar Injil) akan berlangsung sampai kedatangan Kristus yang
keduakalinya. Tetapi bagaimana dengan Mat 24:14?
Mat 24:14
- “Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
Ayat
ini tidak bisa ditafsirkan secara mutlak, bahwa Kristus baru akan datang kalau
setiap orang sudah mendengar Injil. Ayat ini hanya bisa diartikan bahwa secara
umum Injil sudah diberitakan di semua negara dan bangsa.
2. Dalam
dua kalimat yang terakhir, ia menganggap bahwa siapapun yang tidak mendapatkan
manfaat dari Injil, itu adalah karena kesalahan mereka sendiri, yang menutup
mata mereka sendiri, bukan karena mereka ditentukan untuk binasa (reprobate).
Tetapi dalam kasus orang yang sampai mati tak pernah mendengar Injil, jelas
bahwa mereka tidak mendapat manfaat dari Injil bukan karena mereka sengaja
menutup mata! Berapapun lebarnya mereka membuka mata mereka, mereka tak akan
mendapatkan manfaat dari injil, yang tidak pernah sampai ke mata / telinga
mereka!
Ro 10:13-14,17
- “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru
kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia,
jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang
memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman
timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus”.
3. Pada
bagian yang saya beri garis bawah ganda, Clarke mula-mula mengatakan ‘membawa
keselamatan’ tetapi lalu mengubahnya menjadi ‘menawarkan
pembebasan’. Padahal dua istilah ini sangat
berbeda!
4. Clarke
menggunakan ayat ini untuk menentang, baik predestinasi maupun penebusan
terbatas. Tetapi kalau ayat-ayat ini diterjemahkan seperti dalam KJV / NIV,
tentu saja dengan penafsiran bahwa kata-kata ‘all men’ (= semua orang) tidak dimutlakkan, maka ayat ini tidak
menentang kedua doktrin Reformed / Calvinisme ini!
Lenski: “Here
is the universality of this saving grace, which is in direct contradiction to
Calvin’s limited grace” (= Di sini
ada ke-universal-an dari kasih karunia yang menyelamatkan, yang ada dalam
kontradiksi langsung dengan kasih karunia yang terbatas dari Calvin).
Padahal di bagian awal dari tafsirannya tentang ayat ini
Lenski mengakui bahwa text dari ayat ini membicarakan golongan-golongan manusia.
Lenski: “This
summary of ‘the teaching’ presents the salvation purchased and won for all
men, ... Paul reserves this summary until the last because it is not pertinent
only to ‘slaves’ (v. 9), for he admonishes all
the different classes of Christians to do good works. He speaks of slaves
only as being one of these classes; nor can this gospel summary be restricted to
slaves” [=
Ringkasan dari ‘pengajaran’ ini menyajikan keselamatan yang telah dibeli dan
dimenangkan untuk semua orang, ... Paulus mencadangkan ringkasan ini sampai
akhir karena itu berhubungan bukan hanya dengan ‘budak-budak / hamba-hamba’
(ay 9), karena ia menasehati semua golongan-golongan yang berbeda dari orang-orang Kristen untuk melakukan perbuatan / pekerjaan baik. Ia berbicara
tentang budak-budak / hamba-hamba sebagai salah satu dari golongan-golongan ini;
juga ringkasan Injil ini tidak bisa dibatasi kepada budak-budak / hamba-hamba].
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali