Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

 

Minggu, tgl 2 Oktober 2011, pk 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

[email protected]

 

II SAMUEL 4:1-12(2)

 

2Sam 4:1-12 - “(1) Ketika didengar anak Saul, bahwa Abner sudah mati di Hebron, maka hilanglah keberaniannya, dan terkejutlah seluruh orang Israel. (2) Anak Saul mempunyai dua orang sebagai kepala gerombolan, yang satu bernama Baana dan yang kedua bernama Rekhab, keduanya anak Rimon, orang Benyamin dari Beerot. - Sebab Beerotpun terhitung daerah Benyamin. (3) Orang Beerot sudah melarikan diri ke Gitaim dan menjadi pendatang di sana sampai sekarang. - (4) Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset. (5) Anak-anak Rimon, orang Beerot itu, yakni Rekhab dan Baana, pergi, lalu sampai pada waktu hari panas terik ke rumah Isyboset, ketika ia sedang berbaring siang hari. (6) Kebetulan penjaga pintu rumah itu mengantuk dan tertidur, ketika sedang membersihkan gandum. Demikianlah Rekhab dan Baana menyusup ke dalam. (7) Mereka masuk ke dalam rumah itu, ketika Isyboset sedang berbaring di atas tempat tidurnya di dalam kamar tidurnya, membunuh dia lalu memenggal kepalanya. Mereka membawa kepalanya itu, lalu berjalan semalam-malaman melalui jalan dari Araba-Yordan. (8) Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron dan mereka berkata kepada raja: ‘Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuhmu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya.’ (9) Tetapi Daud menjawab Rekhab dan Baana, saudaranya, anak-anak Rimon, orang Beerot itu, katanya kepada mereka: ‘Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan! (10) Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya; (11) terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?’ (12) Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. Tetapi kepala Isyboset diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron”.

 

3)   Pelaksanaan pembunuhan terhadap Isyboset.

Ay 5:Anak-anak Rimon, orang Beerot itu, yakni Rekhab dan Baana, pergi, lalu sampai pada waktu hari panas terik ke rumah Isyboset, ketika ia sedang berbaring siang hari..

 

Matthew Henry menganggap bahwa ayat ini menunjukkan kemalasan Isyboset. Dalam keadaan kritis seperti ini, dimana ia seharusnya memimpin pasukannya di luar, ia justru berbaring di siang hari. Tetapi Adam Clarke mengatakan bahwa itu memang kebiasaan di sana pada saat itu. Mereka melakukan perjalanan atau bekerja atau sangat pagi atau pada sore / malam, sedangkan pada siang hari mereka beristirahat.

Saya lebih setuju dengan Matthew Henry, karena saat itu keadaan darurat / kritis, maka kebiasaan seperti itu seharusnya ditinggalkan.

 

Ay 6-7: “(6) Kebetulan penjaga pintu rumah itu mengantuk dan tertidur, ketika sedang membersihkan gandum. Demikianlah Rekhab dan Baana menyusup ke dalam. (7) Mereka masuk ke dalam rumah itu, ketika Isyboset sedang berbaring di atas tempat tidurnya di dalam kamar tidurnya, membunuh dia lalu memenggal kepalanya. Mereka membawa kepalanya itu, lalu berjalan semalam-malaman melalui jalan dari Araba-Yordan.”.

 

Ay 6 dalam terjemahan RSV kurang lebih sama dengan Kitab Suci Indonesia. Tetapi Kitab Suci bahasa Inggris yang lain memberikan ay 6 yang sangat berbeda!

KJV: ‘And they came thither into the midst of the house, as though they would have fetched wheat; and they smote him under the fifth rib: and Rechab and Baanah his brother escaped’ (= Dan mereka datang ke sini ke tengah-tengah rumah itu, seakan-akan mereka mau mengambil gandum; dan mereka memukul / menyerang dia di bawah rusuk kelima: dan Rekhab dan Baana saudaranya lolos). NIV dan NASB mirip dengan KJV, hanya untuk kata-kata ‘under the fifth rib’ (= di bawah rusuk kelima), NIV menterjemahkan ‘stomach’ dan NASB menterjemahkan ‘belly’, yang keduanya artinya adalah ‘perut’.

Mengapa bisa sangat berbeda seperti itu? Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena Kitab Suci Indonesia dan RSV menterjemahkan dari LXX / Septuaginta.

 

Tidak terlalu penting untuk membahas hal ini tetapi kalau ada yang mau mengertinya, silahkan membaca kutipan-kutipan di bawah ini (tetapi tidak saya terjemahkan.

 

Barnes’ Notes: “‘As though they would have fetched wheat.’ This is a very obscure passage, and the double repetition in 2 Sam 4:6-7 of the murder of the king and of the escape of the assassin, is hard to account for. Rechab and Baanah came into the house under the pretence of getting grain, probably for the band which they commanded out of the king’s storehouse, and so contrived to get access into the king’s chamber; or, they found the wheat-carriers (the persons whose business it was to carry in grain for the king’s household) just going into the king’s house, and by joining them got into the midst of the house unnoticed. If the latter be the sense, the literal translation of the words would be: ‘And behold (or, and there) there came into the midst of the house the carriers of wheat, and they (i.e. Rechab and Baanah) smote him, etc.’” (= ).

Pulpit Commentary: “Verses 6, 7. - As though they would have fetched wheat. Not only is the narrative confused, but the versions offer extraordinary varieties of reading. The murder of Ishbosheth is fully described in ver. 7, and is there in its place, while it is out of place in ver. 6. And that the captains would themselves fetch wheat, instead of having it carried from the granary by their men; and that they would go through the king’s chamber to obtain it; are both improbable. The very act of going to get wheat at midday, when everybody was having his siesta, would itself be suspicious. The Syriac says nothing about wheat, but that these ‘wicked men took and smote him.’ The Vulgate and LXX. lay the blame on the woman who kept the door, the narrative of the latter being as follows: ‘They entered into the house of Ishbosheth in the heat of the day, and he was asleep in his midday chamber And behold, the woman that kept the door of the house had been winnowing wheat, and she slumbered and slept. And the brothers Rechab and Baanah entered the house without being noticed, and Ishbosheth was asleep on his bed in his chamber, and they smote him,’ etc. There is, confessedly, considerable confusion in the text, but the versions do not altogether clear it up; and until we have better materials for forming a judgment, we must be content to wait” (= ).

Keil & Delitzsch: “Note: The LXX thought it desirable to explain the possibility of Rechab and Baanah getting into the king’s house, and therefore paraphrased the sixth verse as follows: ‎kai’ idou’ hee thurooro’s tou’ oi’kou eka’thaire purou’s kai’ enu’staxe kai’ eka’theude kai’ Rheecha’b kai’ Baana’ ohi a’delfoi die’lathon ‎(‘and behold the doorkeeper of the house was cleaning wheat, and nodded and slept. And Rahab and Baana the brothers escaped, or went in secretly’). The first part of this paraphrase has been retained in the Vulgate, in the interpolation between vv. 5 and 6: et ostiaria domus purgans triticum obdormivit; whether it was copied by Jerome from the Itala, or was afterwards introduced as a gloss into his translation. It is very evident that this clause in the Vulgate is only a gloss, from the fact that, in all the rest of v. 6, Jerome has closely followed the Masoretic text, and that none of the other ancient translators found anything about a doorkeeper in his text. When Thenius, therefore, attempts to prove the ‘evident corruption of the Masoretic text,’ by appealing to the ‘nonsense (Unsinn) of relating the murder of Ishbosheth and the flight of the murderers twice over, and in two successive verses (see v. 7),’ he is altogether wrong in speaking of the repetition as ‘nonsense’ whereas it is simply tautology, and has measured the peculiarities of Hebrew historians by the standard adopted by our own. J. P. F. Königsfeldt has given the true explanation when he says: ‘The Hebrews often repeat in this way, for the purpose of adding something fresh, as for example, in this instance, their carrying off the head.’ Comp. with this 2 Sam 3:22-23, where the arrival of Joab is mentioned twice, viz., in two successive verses; or 2 Sam 5:1-3, where the assembling of the tribes of Israel at Hebron is also referred to a second time - a repetition at which Thenius himself has taken no offence - and many other passages of the same kind.” (= ).

 

Dua orang brengsek ini, yang tadinya ‘setia’ dan mendukung Isyboset, tetapi begitu melihat bahwa apa yang mereka lakukan tidak menguntungkan, karena Isyboset pasti akan kalah melawan Daud, dan begitu melihat ada kesempatan baik untuk mendapatkan keuntungan, membunuh Isyboset!

Ini mengajar kita untuk berhati-hati dengan ‘kesetiaan’ dari manusia! Banyak yang kelihatan setia tetapi mereka adalah pengkhianat, sama seperti Yudas Iskariot dan kedua orang ini!

 

Tentang kematian Isyboset, Matthew Henry memberikan komentar sebagai berikut:

Matthew Henry: “We know not when and where death will meet us. When we lie down to sleep we are not sure but that we may sleep the sleep of death before we awake; nor do we know from what unsuspected hand a fatal stroke may come. Ish-bosheth’s own men, who should have protected his life, took it away” (= Kita tidak tahu kapan dan dimana kematian akan menemui kita. Pada waktu kita berbaring untuk tidur kita tidak pasti bahwa kita akan mati sebelum kita bangun; juga kita tidak tahu dari tangan yang tak terduga yang mana suatu pukulan / serangan yang fatal bisa datang. Orang-orang Isyboset sendiri, yang seharusnya melindungi nyawanya, justru mengambilnya).

 

Karena itu, siaplah menghadapi kematian, yang bisa datang kapan saja! Saudara hanya siap untuk itu, kalau saudara sudah mempunyai Juruselamat! Sudahkah saudara pernah datang dengan sungguh-sungguh kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara?

 

III) Para pembunuh Isyboset membawa kepala Isyboset kepada Daud.

 

Ay 8: Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron dan mereka berkata kepada raja: ‘Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuhmu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya.’.

 

1)   Motivasi mereka.

Ay 8 ini tak menunjukkan apa motivasi mereka membawa kepala itu kepada Daud. Tetapi sudah pasti mereka melakukan karena mengira akan mendapatkan hadiah / upah dari Daud.

 

2)   Kata-kata umpakan yang menjelekkan orang yang tadinya adalah tuan mereka, dengan menggunakan nama Tuhan, seakan-akan mereka dipakai Tuhan untuk menghukum dia!

Ay 8: Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron dan mereka berkata kepada raja: ‘Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuhmu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya.’.

 

Pulpit Commentary: “In order to gain the favour of David they hesitated not to blacken the character of their former master by attributing to him feelings of personal revenge; called him their lord the king; and represented their crime as an act of judgment performed by them under the sanction of Jehovah. How often do ungodly men profanely and hypocritically use the name of God when it suits their purpose; and even paint their shameful villainies as praiseworthy virtues!” [= Untuk mendapatkan kebaikan dari Daud mereka tidak ragu-ragu memburukkan karakter dari tuan mereka yang lama dengan menghubungkan kepadanya perasaan-perasaan pembalasan pribadi; menyebut dia (Daud) ‘tuan raja’ mereka; dan menggambarkan kejahatan mereka sebagai suatu tindakan penghakiman yang mereka lakukan di bawah persetujuan dari Yehovah. Betapa sering orang-orang jahat menggunakan nama Allah secara kotor / duniawi dan munafik pada waktu hal itu cocok untuk tujuan mereka; dan bahkan melukiskan kejahatan mereka yang memalukan sebagai kebaikan yang layak dipuji!].

 

IV) Daud menghukum mereka dengan hukuman mati (ay 9-12).

 

1)   Ay 9:Tetapi Daud menjawab Rekhab dan Baana, saudaranya, anak-anak Rimon, orang Beerot itu, katanya kepada mereka: ‘Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan!.

 

Pulpit Commentary: “The Deliverer. ‘The Lord,’ Jehovah, the God who ‘liveth.’ Not self, not men, but God. David had employed his own great powers of thought and action, and had been well served by human helpers, but he does not ascribe his deliverance to the one or the other, but to God” (= Sang Pembebas. ‘Tuhan’, Yehovah, Allah yang hidup. Bukan dirinya sendiri, bukan manusia, tetapi Allah. Daud telah menggunakan kekuatan yang besar dari pikiran dan tindakannya sendiri, dan telah dilayani dengan baik oleh penolong-penolong manusia, tetapi ia tidak menganggap pembebasannya berasal dari yang satu atau yang lainnya, tetapi dari Allah).

 

Penerapan: kalau saudara sembuh dari penyakit, atau lulus ujian, atau berhasil dalam pekerjaan, atau berhasil dalam membangun keluarga yang baik, siapa yang saudara puji? Dokter, atau obat, atau diri saudara sendiri, atau Tuhan?

 

Bdk. Maz 127:1 - [Nyanyian ziarah Salomo.] Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.

 

2)   Ay 10-12:(10) Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya; (11) terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?’ (12) Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. Tetapi kepala Isyboset diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron.

 

a)   Dalam ay 10 Daud jelas membicarakan orang Amalek yang mengaku telah membunuh Saul. Daud menghukum mati orang itu (2Sam 1:1-16).

 

b)   Lebih-lebih untuk kedua orang ini, yang membunuh tuan mereka sendiri! Daud menjatuhkan hukuman mati untuk mereka.

 

Hukuman mati ini sesuai dengan hukum Taurat Musa.

Kel 21:12-14 - “(12) ‘Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati. (13) Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari. (14) Tetapi apabila seseorang berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya, maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbahKu, supaya ia mati dibunuh.

 

Jelas bahwa hukuman mati merupakan sesuatu yang Alkitabiah, bahkan dalam jaman Perjanjian Baru (Ro 13:4).

Ro 13:4 - “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat”.

 

c)   Juga ada suatu logika yang baik dalam keputusan Daud, karena kalau kedua orang itu pada saat ini bisa mengkhianati tuan mereka sendiri, apa jaminannya bahwa di kemudian hari mereka tidak mengkhianati Daud?

 

The Biblical Illustrator (Old Testament): “We would teach this lesson especially to the young, and make it very clear to them, and write it upon their hearts and upon their minds, that they who would do a mean trick for us would not hesitate to do a mean trick against us (= Kita mengajarkan pelajaran ini khususnya kepada orang-orang muda, dan membuatnya sangat jelas bagi mereka, dan menuliskannya pada hati mereka dan pada pikiran mereka, bahwa mereka yang mau melakukan suatu tipu muslihat yang jahat bagi kita tidak akan ragu-ragu untuk melakukan suatu tipu muslihat yang jahat terhadap kita).

 

The Biblical Illustrator (Old Testament): It is not enough to be clever in life - we must always be right. There is nothing more contemptible than cleverness when it is dissociated from integrity. Always endeavour to avoid a merely clever person. Cleverness is a two-edged instrument, ... Associate it with moral sensibility, associate it with the moral virtues, and it becomes proportionately dignified. The first thing you have to make out in all life is, what is right” (= Tidak cukup untuk menjadi pandai dalam kehidupan - kita harus selalu menjadi benar. Tidak ada yang lebih menjijikkan dari pada kepandaian pada waktu itu dipisahkan dari kejujuran / kelurusan. Selalulah berusaha untuk menghindari orang yang semata-mata pandai. Kepandaian adalah alat yang bermata dua, ... Hubungkan / satukan hal itu dengan perasaan moral, hubungkan / satukan itu dengan kebaikan-kebaikan moral, dan itu menjadi bermartabat secara sebanding. Hal pertama yang harus kau lihat dalam seluruh kehidupan adalah apa yang benar).

Bdk. Mat 10:16 - “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Penerapan: jangan senang kalau mendapatkan jodoh, atau anak, atau menantu, atau pegawai, yang hanya sekedar pandai! Para teroris dan bajingan juga sangat banyak yang merupakan orang-orang yang sangat pandai!

 

Hal yang lain yang bisa kita pelajari dari sikap Daud yang benar ini adalah bahwa perang tidak boleh dimenangkan dengan cara yang salah! Jangan menghalalkan seadanya cara dengan dalih bahwa itu saudara lakukan demi Kristus! Kristus sendiri tidak menghendaki hal itu.

Contoh: dalam menghadapi fitnahan, saya tidak pernah memfitnah balik. Saya melakukan pembelaan diri, dan di dalamnya tentu bisa ada serangan, tetapi itu merupakan sesuatu yang benar, bukan fitnahan!

 

d)   Perhatikan penilaian Daud yang sangat obyektif dan betul-betul didasarkan pada kebenaran / Firman Tuhan! Tidak peduli pembunuhan terhadap Isyboset memang menguntungkan dia, dan yang dibunuh adalah musuhnya, tetapi Daud tidak menilai tindakan mereka berdasarkan hal-hal itu. Ia menilai secara obyektif, dan pembunuhan itu jelas merupakan sesuatu yang sangat salah.

Daud mengakui Isyboset sebagai ‘seorang yang benar’ (ay 11), karena dalam hal ini ia memang tidak bersalah.

 

Pulpit Commentary: “‘A righteous person.’ Ishbosheth was probably a weak rather than a wicked man; but David is not speaking of him generally, and, as regards Rechab and Baanah, he was quite guiltless, and their crime was not in revenge for any wrong done them” (= ‘Seorang yang benar’. Isyboset mungkin lebih merupakan orang yang lemah dari pada orang yang jahat; tetapi Daud tidak sedang berbicara tentang dia secara umum, dan karena berkenaan dengan Rekhab dan Baana, ia sama sekali tidak bersalah, dan kejahatan mereka bukanlah karena pembalasan dendam terhadap apapun yang salah yang dilakukan terhadap mereka).

 

e)   Orang-orang itu mengkhayalkan suatu hadiah / pahala dari Daud, tetapi akhirnya mereka dikecewakan, karena yang mereka dapatkan adalah hukuman mati!

 

Pulpit Commentary: Their delusion is sometimes suddenly dispelled, and they fall into the pit which they have digged (Ps 7:15; 37:15). ‘Hell is truth discovered too late.’” [= Khayalan mereka kadang-kadang hilang dengan tiba-tiba, dan mereka jatuh ke dalam lubang yang telah mereka gali sendiri (Maz 7:16; 37:15)].

Maz 7:16 - “Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya”.

Maz 37:15 - “tetapi pedang mereka akan menikam dada mereka sendiri, dan busur mereka akan dipatahkan”.

 

Sebagai orang Kristen, kita juga tidak boleh berpikir bahwa kita bisa melayani Tuhan dan memuliakan Dia dengan cara-cara kotor seperti itu!

 

Matthew Henry: “And such those will meet with who think to serve the interests of the Son of David by any immoral practices, by war and persecution, fraud and rapine, who, under colour of religion, murder princes, break solemn contracts, lay countries waste, hate their brethren, and cast them out, and say, Let the Lord be glorified, kill them, and think they do God good service. However men may canonize such methods of serving the church and the catholic cause, Christ will let them know, another day, that Christianity was not intended to destroy humanity; and those who thus think to merit heaven shall not escape the damnation of hell” (= Dan orang-orang seperti itu akan cocok dengan mereka yang berpikir untuk melayani kepentingan Anak Daud dengan praktek-praktek yang tidak bermoral, dengan perang dan penganiayaan, penipuan / kecurangan dan perampasan, yang di bawah warna dari agama, membunuh pangeran-pangeran, melanggar perjanjian-perjanjian yang keramat, membinasakan / memporak-perandakan negara-negara, membenci saudara-saudara mereka, dan membuang mereka, dan berkata, Hendaklah Tuhan dipermuliakan, membunuh mereka, dan berpikir mereka melakukan pelayanan yang baik bagi Allah. Betapapun manusia menganggap kudus metode-metode melayani perkara gereja dan perkara universal (?) seperti itu, suatu hari Kristus akan memberitahu mereka, bahwa kekristenan tidak dimaksudkan untuk menghancurkan kemanusiaan; dan mereka yang berpikir seperti itu untuk layak mendapatkan surga, tidak akan lolos dari hukuman / kutukan neraka).

 

Karena itu, marilah kita melayani dan memuliakan Tuhan dengan cara-cara yang benar yang sesuai dengan Firman Tuhan!

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali