Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Kamis, tanggal 10 Februari 2011, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

II Petrus 2:1-22(7)

 

Ay 4-9: (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

 

Ay 9: maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

 

1)   Dari penyelamatan terhadap Nuh dan keluarganya, juga terhadap Lot dan kedua anak perempuannya, maka Petrus menyimpulkan ay 9a ini, yaitu bahwa Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan.

 

Adam Clarke: “And the design of the apostle in producing these examples is to show to the people to whom he was writing that, although God would destroy those false teachers, yet he would powerfully save his faithful servants from their contagion and from their destruction. We should carefully observe, 1. That the godly man is not to be preserved from temptation. 2. That he will be preserved in temptation. 3. That he will be delivered out of it” (= Dan rancangan dari sang rasul dalam menghasilkan contoh-contoh ini adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang kepada siapa ia sedang menulis bahwa, sekalipun Allah akan menghancurkan guru-guru palsu itu, tetapi Ia dengan berkuasa akan menyelamatkan pelayan-pelayanNya yang setia dari penularan mereka dan dari kehancuran mereka. Kita harus memperhatikan dengan seksama, 1. Bahwa orang saleh tidak akan dilindungi / dijaga dari pencobaan. 2. Bahwa mereka akan dilindungi / dijaga dalam pencobaan. 3. Bahwa ia akan diselamatkan / dibebaskan darinya).

 

Komentar saya: adalah aneh kalau Clarke yang berhaluan Arminian keras ini bisa mempercayai kebenaran seperti ini. Lalu bagaimana mungkin orang Kristen bisa kehilangan keselamatan dengan adanya 3 point yang ia katakan itu?

 

Bdk. 1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

 

Saya sendiri menggunakan ayat ini sebagai salah satu dasar untuk mengatakan bahwa orang kristen yang sejati tidak mungkin kehilangan keselamatan.

 

2)   Apakah ay 9b-nya menunjukkan bahwa orang-orang tidak percaya yang mati tidak langsung masuk neraka?

Ay 9: maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

Ayat ini kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang jahat itu tidak langsung dihukum, tetapi disimpan dulu, dan baru dihukum / disiksa setelah hari penghakiman.

 

Jawaban saya:

Perhatikan komentar Calvin tentang 2Pet 2:9 ini.

Calvin: “By this clause he shews that God so regulates his judgments as to bear with the wicked for a time, but not to leave them unpunished. Thus he corrects too much haste, by which we are wont to be carried headlong, especially when the atrocity of wickedness grievously wounds us, for we then wish God to fulminate without delay; when he does not do so, he seems no longer to be the judge of the world. Lest, then, this temporary impunity of wickedness should disturb us, Peter reminds us that a day of judgment has been appointed by the Lord; and that, therefore, the wicked shall by no means escape punishment, though it be not immediately inflicted. There is an emphasis in the word ‘reserve,’ as though he had said, that they shall not escape the hand of God, but be held bound as it were by hidden chains, that they may at a certain time be drawn forth to judgment. The participle kolazome>nouv, though in the present tense, is yet to be thus explained, that they are reserved or kept to be punished, or, that they may be punished. For he bids us to rely on the expectation of the last judgment, so that in hope and patience we may fight till the end of life [= Dengan kalimat ini (ay 9b, yang saya garis bawahi) ia menunjukkan bahwa Allah begitu mengatur penghakimanNya sehingga bersabar terhadap orang jahat untuk sementara waktu, tetapi tidak akan membiarkan mereka tidak dihukum. Demikianlah ia membetulkan ketergesa-gesaan, dengan mana kita biasa terbawa, khususnya pada waktu kekejaman / kekejian dari kejahatan melukai / menyakiti kita secara menyedihkan, karena pada saat itu kita berharap Allah mengguntur tanpa penundaan; dan pada waktu Ia tidak berbuat demikian, Ia kelihatannya bukan lagi Hakim dunia ini. Supaya kebebasan sementara dari hukuman kejahatan ini tidak mengganggu kita, Petrus mengingatkan kita bahwa suatu hari penghakiman telah ditetapkan oleh Tuhan; dan karena itu orang jahat tidak bakal akan lolos dari penghukuman, sekalipun penghukuman itu tidak langsung diberikan. Ada penekanan pada kata ‘menyimpan’, seolah-olah ia berkata bahwa mereka tidak akan lolos dari tangan Allah, tetapi seakan-akan diikat dengan rantai yang tersembunyi, sehingga pada saat tertentu mereka bisa ditarik kepada penghakiman. Participle kolazome>nouv / KOLAZOMENOUS (yang diterjemahkan ‘disiksa’), sekalipun ada dalam present tense, tetapi harus ditafsirkan demikian, bahwa mereka dicadangkan / disediakan atau disimpan untuk dihukum, atau, supaya mereka bisa dihukum. Karena ia meminta kita untuk bersandar pada pengharapan tentang penghakiman akhir sehingga dalam pengharapan dan kesabaran kita bisa bertempur sampai akhir dari kehidupan] - hal 400.

 

Dari kata-kata Calvin ini kelihatannya ia memaksudkan bahwa Tuhan menyimpan orang-orang jahat itu bukan pada saat mereka mati atau setelah mereka mati, tetapi pada saat mereka hidup. Perhatikan bahwa:

a)   Ayat itu tidak mengatakan bahwa orang-orang jahat itu sudah mati.

b)   Ay 9a membicarakan tentang orang-orang saleh itu dalam keadaan hidup (karena mereka dicobai), dan karena itu jelas bahwa ay 9b juga membicarakan orang-orang jahat itu dalam keadaan hidup.

Ay 9: “maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

 

Kesimpulan:

 

1.   Ay 9b ini tidak menentang pandangan bahwa orang jahat yang mati akan langsung masuk neraka.

Theologia Reformed secara seragam mengajarkan bahwa begitu seseorang mati, ia akan langsung masuk surga atau neraka (hanya jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya menunggu kebangkitan orang mati dan hari penghakiman pada akhir jaman).

 

2.   Yang diajarkan oleh ay 9b ini hanyalah bahwa sekalipun Allah kelihatannya tidak melakukan apa-apa terhadap orang-orang jahat itu, tetapi sesungguhnya Ia sedang menyimpan mereka sampai hari penghakiman, pada saat mana mereka pasti akan dihukum dengan adil.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “The false teachers may seem successful (for ‘many’ follow them), but in the end, they will be condemned” [= Guru-guru palsu bisa kelihatannya sukses (karena ‘banyak orang’ yang mengikuti mereka), tetapi pada akhirnya, mereka akan dihukum].

 

Ay 10-19: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11)  padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.

 

Mulai ay 10-19, Petrus melanjutkan pembahasan tentang kejahatan-kejahatan dari nabi-nabi palsu itu.

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “Peter is not yet finished with the apostates! Unlike some believers today, Peter was disturbed by the inroads the false teachers were making into the churches. He knew that their approach was subtle but their teachings were fatal, and he wanted to warn the churches about them. Remember, however, that Peter opened this letter with positive teaching about salvation, Christian growth, and the dependability of the Word of God. He had a balanced ministry, and it is important that we maintain that balance today. When Charles Spurgeon started his magazine, he named it ‘The Sword and Trowel,’ alluding to the workers in the Book of Nehemiah, who kept their swords in one hand and their tools in the other as they were repairing the walls of Jerusalem. Some people have a purely negative ministry and never build anything. They are too busy fighting the enemy! Others claim to be ‘positive,’ but they never defend what they have built. Peter knew that it was not enough only to attack the apostates; he also had to give solid teaching to the believers in the churches” [= Petrus belum selesai dengan orang-orang murtad itu! Tidak seperti sebagian orang-orang percaya jaman sekarang, Petrus terganggu oleh serangan yang dibuat oleh guru-guru palsu itu ke dalam gereja-gereja. Ia tahu bahwa pendekatan mereka halus / licin / licik / tak kentara tetapi ajaran-ajaran mereka mematikan, dan ia ingin memperingati gereja-gereja tentang mereka. Tetapi ingat, bahwa Petrus membuka suratnya dengan ajaran positif tentang keselamatan, pertumbuhan Kristen, dan ketergantungan pada Firman Allah. Ia mempunyai suatu pelayanan yang seimbang, dan adalah penting bahwa kita mempertahankan keseimbangan itu pada jaman sekarang. Pada waktu Charles Spurgeon memulai majalahnya, ia menamainya ‘Pedang dan Cetok (untuk semen)’, secara tak langsung menunjuk kepada pekerja-pekerja dalam kitab Nehemia, yang memegang pedang di satu tangan dan alat-alat mereka di tangan yang lain, pada waktu mereka sedang memperbaiki tembok Yerusalem. Sebagian orang-orang mempunyai pelayanan yang negatif secara murni dan tidak pernah membangun apapun. Mereka terlalu sibuk untuk memerangi musuh! Orang-orang yang lain mengclaim sebagai ‘positif’, tetapi mereka tidak pernah mempertahankan apa yang telah mereka bangun. Petrus tahu bahwa tidak cukup hanya menyerang orang-orang murtad itu; ia juga harus memberikan ajaran yang padat / kokoh / mendalam kepada orang-orang percaya dalam gereja-gereja].

Bdk. Neh 4:16-17 - “(16) Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda (17) yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.

 

Sekarang mari kita membahas kejahatan-kejahatan mereka.

 

1)   “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah (ay 10-11).

 

a)   terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri’.

KJV: But chiefly them that walk after the flesh in the lust of uncleanness (= Tetapi terutama mereka yang berjalan menurut daging dalam nafsu kenajisan).

 

1.         Potongan ini harus dibaca dengan bagian sebelumnya.

Ay 9-10: “(9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan”.

Jadi, ini adalah orang-orang diutamakan oleh Tuhan dalam menghukum!

 

2.         Mereka hidup mengikuti keinginan daging dan hawa nafsu mereka yang kotor.

Matthew Henry: “Evil opinions are often accompanied with evil practices; and those who are for propagating error are for improving in wickedness” (= Pandangan-pandangan yang jahat sering disertai dengan praktek-praktek yang jahat; dan mereka yang mendukung penyebaran kesalahan juga mendukung peningkatan dalam kejahatan).

Catatan: saya berpendapat kata ‘sering’ itu terlalu lemah. Lebih tepat kalau diganti dengan kata ‘pada umumnya’ atau ‘selalu’!

 

Adam Clarke menganggap bahwa kata-kata ini menunjukkan bahwa mereka melakukan praktek sodomi, tetapi saya menganggap bahwa kata-kata dalam ayat ini tidak harus menunjuk kepada hal itu. Saya lebih setuju dengan kata-kata Barnes di bawah ini.

Barnes’ Notes: “That live for the indulgence of their carnal appetites” (= Yang hidup untuk pemuasan dari keinginan-keinginan daging mereka).

 

b)   ‘dan yang menghina pemerintahan Allah.

 

1.         Kata ‘Allah’ sebetulnya tidak ada.

KJV: ‘and despise government’ (= dan menghina / meremehkan pemerintahan).

RSV/NIV/NASB: ‘and despise authority’ (= dan menghina / meremehkan otoritas).

 

2.         Arti dari text / bagian ini.

Calvin: “no one can introduce anarchy (ajnarci>an) into the world without introducing disorder (ajtaxi>an.)” [= tak seorangpun bisa memperkenalkan / mengajukan anarkhi (ajnarci>an / ANARKHIAN) ke dalam dunia tanpa memperkenalkan / mengajukan kekacauan (ajtaxi>an / ATAXIAN)].

 

Barnes’ Notes: “That is, they regard all government in the state, the church, and the family, as an evil. Advocates for unbridled freedom of all sorts; declaimers on liberty and on the evils of oppression; defenders of what they regard as the rights of injured man, and yet secretly themselves lusting for the exercise of the very power which they would deny to others” (= Artinya, mereka menganggap semua pemerintahan dalam negara, gereja, dan keluarga, sebagai suatu kejahatan. Penyokong-penyokong untuk kebebasan yang tidak dikekang dari segala jenis; orang-orang yang berbicara dengan keras tentang kebebasan dan tentang kejahatan dari penindasan; pembela-pembela dari apa yang mereka anggap sebagai hak-hak dari orang-orang yang dilukai / dirugikan, tetapi dengan diam-diam mereka sendiri menginginkan untuk menjalankan / menggunakan kuasa yang mereka tolak pada diri orang-orang lain).

 

c)   “Mereka begitu berani dan angkuh”.

 

Adam Clarke: “‎They are bold and daring, headstrong, regardless of fear” (= Mereka berani dan nekat, keras kepala, tanpa menghiraukan rasa takut).

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “There is a boldness that is heroic, but there is also a boldness that is satanic” (= Ada keberanian yang bersifat pahlawan, tetapi juga ada keberanian yang bersifat setan).

 

Yang terakhir ini contohnya adalah keberanian dari Servetus, yang dihukum mati dengan dibakar pada jaman Calvin. Ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa bukan karena kesesatannya Servetus dihukum mati, tetapi karena caranya yang begitu kurang ajar dalam menyampaikan kesesatannya dan serangannya yang begitu menghina terhadap kebenaran (doktrin Allah Tritunggal).

 

d)   “sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan.

Kata ‘kemuliaan’ diterjemahkan bermacam-macam.

KJV: ‘dignities’ (= makhluk-makhluk yang bermartabat).

RSV: ‘the glorious ones’ (= makhluk-makhluk yang mulia).

NIV: ‘celestial beings’ (= makhluk-makhluk surgawi).

NASB: ‘angelic majesties’ (= keagungan malaikat).

Kata Yunani yang digunakan adalah DOXA, yang biasanya diterjemahkan ‘glory’ / ‘kemuliaan’. Ada 2 kelompok tafsiran tentang bagian ini:

 

1.         Ini menunjuk kepada pemerintah (Calvin, Matthew Henry, Clarke, dan Barnes).

 

Barnes’ Notes: “The word rendered ‘dignities’ here, ‎doxas‎, means properly honor, glory, splendor; then that which is fitted to inspire respect; that which is dignified or exalted. It is applied here to men of exalted rank; and the meaning is, that they did not regard rank, or station, or office - thus violating the plainest rules of propriety and of religion. ... It is one of the effects of religion to produce respect for superiors; but when men are self-willed, and when they purpose to give indulgence to corrupt propensities, it is natural for them to dislike all government” [= Kata yang diterjemahkan ‘orang-orang yang bermartabat’ di sini, DOXAS, secara tepat berarti ‘kehormatan’, ‘kemuliaan’, ‘kemegahan’; lalu hal yang cocok untuk membangkitkan rasa hormat; hal yang bermartabat atau ditinggikan. Di sini itu diterapkan kepada orang-orang yang berpangkat tinggi; dan artinya adalah, bahwa mereka tidak mempedulikan pangkat, atau posisi / kedudukan, atau jabatan - dengan demikian melanggar peraturan yang paling jelas tentang kepatutan dan agama. ... Merupakan salah satu akibat / hasil dari agama untuk menimbulkan rasa hormat terhadap atasan; tetapi pada waktu manusia itu menuruti kemauannya sendiri (semau gue), dan pada waktu mereka bermaksud untuk menuruti kecenderungan yang jahat, maka merupakan sesuatu yang wajar kalau mereka tidak menyenangi semua pemerintahan].

 

Hormat dan ketundukan terhadap atasan berlaku dalam keluarga, tempat kerja, sekolah, gereja, dan negara!

Bdk. Ro 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.

 

Bandingkan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang ‘anti pemerintah’ (yang mereka anggap dari setan) karena mereka hanya mengakui pemerintahan Yehuwa!

Berkenaan dengan C. T. Russell (pendiri dari Saksi Yehuwa) yang berulang kali menuntut orang-orang yang dianggap menjelek-jelekkan dirinya melalui pengadilan, Walter Martin memberikan komentar sebagai berikut: “... despite his protestations about earthly governments and laws being organizations of the devil, he was always the first to claim their protection when it was convenient for him to do so” (= ... sekalipun ia memberikan protes-protes tentang pemerintah-pemerintah dan hukum-hukum duniawi sebagai organisasi-organisasi dari setan, ia selalu adalah yang pertama-tama menuntut perlindungan mereka pada waktu itu merupakan sesuatu yang menyenangkan baginya untuk melakukannya) - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 42.

 

2.         Ini menunjuk kepada malaikat.

Ini terbagi lagi dalam 2 pandangan:

a.   Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang baik.

Vincent: “Dignities ‎doxas‎. Literally, ‘glories.’ Compare Jude 8. Probably angelic powers: note the reference to the angels immediately following, as in Jude 9 to Michael. They defy the spiritual powers though knowing their might” (= Makhluk-makhluk yang bermartabat, DOXAS. Secara hurufiah, ‘kemuliaan-kemuliaan’. Bdk. Yudas 8. Mungkin kuasa-kuasa malaikat: perhatikan hubungan dengan malaikat-malaikat yang segera menyusul, seperti dalam Yudas 9 kepada Mikhael. Mereka menentang / menantang kuasa-kuasa rohani itu sekalipun mereka mengetahui kekuatan mereka).

Pulpit Commentary: “The next verse, however, makes it probable that the glory of the angels was the thought present to St. Peter’s mind. It may be that, as some false teachers had inculcated the worship of angels (Col 2:18), others had gone to the opposite extreme (comp. Jude 8)” [= Tetapi ayat selanjutnya membuatnya mungkin bahwa kemuliaan dari malaikat-malaikat yang merupakan pemikiran yang ada dalam pikiran Santo Petrus. Adalah mungkin bahwa, sebagaimana beberapa guru-guru palsu telah menanamkan penyembahan terhadap malaikat-malaikat (Kol 2:18), guru-guru palsu yang lain telah pergi ke extrim yang berlawanan (bdk. Yudas 8)].

Kol 2:18 - “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”.

Yudas 8 - “Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.

Catatan: kata-kata ‘di sorga’ pada akhir dari Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada. Jadi, tak ada kepastian bahwa Yudas 8 membicarakan malaikat-malaikat. Ayat ini juga menjadi bahan perdebatan tentang apakah yang dimaksudkan adalah pemerintah atau malaikat-malaikat.

b.   Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang jatuh / setan.

Bible Knowledge Commentary: “‎doxas‎, possibly fallen angels” (= DOXAS, mungkin malaikat-malaikat yang jatuh).

A. T. Robertson: “‎Perhaps these dignities (‎doxas) ‎are angels (evil)” [= Mungkin makhluk-makhluk bermartabat ini (DOXAS) adalah malaikat-malaikat (yang jahat)].

 

e)   “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah” (ay 11).

 

1.   Kalau dilihat dari ayat ini kelihatannya lebih cocok kalau kata ‘kemuliaan’ (DOXAS) dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘setan’, dan kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu (ay 11), juga menunjuk kepada ‘setan’. Tetapi pihak yang mengartikan bahwa kata ‘kemuliaan’ (DOXAS) dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘pemerintah’, mempunyai penafsirannya sendiri tentang kata ‘mereka’ dalam ayat 11 ini. Ada 2 penafsiran:

 

a.   Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu tetap menunjuk kepada ‘pemerintah’.

Calvin: “when we consider the circumstances of the time, what is said applies very suitably to holy angels. For all the magistrates were then ungodly, and bloody enemies to the gospel. They must, therefore, have been hateful to angels, the guardians of the Church. He, however, says, that men deserving hatred and execration, were not condemned by them in order that they might shew respect to a power divinely appointed. While such moderation, he says, is shewn by angels, these men fearlessly give vent to impious and unbridled blasphemies” (= pada waktu kita mempertimbangkan keadaan dari jaman itu, apa yang dikatakan sangat cocok dengan malaikat-malaikat yang kudus. Karena semua pemerintah pada saat itu jahat, dan merupakan musuh yang haus darah dari injil. Karena itu, mereka pasti dibenci oleh malaikat-malaikat, penjaga-penjaga / pelindung-pelindung dari Gereja. Tetapi, ia berkata, bahwa orang-orang yang layak mendapat kebencian dan kejijikan, tidak mereka kecam supaya mereka bisa menunjukkan rasa hormat kepada suatu kuasa yang ditetapkan Allah. Sementara suatu tindakan moderat seperti itu, katanya, ditunjukkan oleh malaikat-malaikat, orang-orang ini dengan tanpa rasa takut melepaskan hujatan-hujatan yang jahat dan tak dikekang).

 

b.   Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi menunjuk kepada setan / malaikat-malaikat yang jatuh.

Adam Clarke: “This is a difficult verse, but the meaning seems to be this: The holy angels, who are represented as bringing an account of the actions of the fallen angels before the Lord in judgment, simply state the facts without exaggeration, and without permitting anything of a bitter, reviling, or railing spirit, to enter into their accusations. ... But these persons, not only speak of the actions of men which they conceive to be wrong, but do it with untrue colourings, and the greatest malevolence. Michael, the archangel, treated a damned spirit with courtesy; he only said, The Lord rebuke thee, Satan! but these treat the rulers of God’s appointment with disrespect and calumny” (= Ini merupakan ayat yang sukar, tetapi artinya kelihatannya adalah ini: Malaikat-malaikat yang kudus, yang digambarkan sebagai membawa cerita tentang tindakan-tindakan dari malaikat-malaikat yang jatuh di hadapan Tuhan dalam penghakiman, hanya menyatakan fakta-fakta tanpa melebih-lebihkan, dan tanpa mengijinkan apapun dari roh yang pahit, mencaci maki, atau menista / mecemooh, untuk masuk ke dalam tuduhan-tuduhan mereka. ... Tetapi orang-orang ini, bukan hanya berbicara tentang tindakan-tindakan dari orang-orang yang mereka anggap salah, tetapi melakukannya dengan pemberian warna / corak yang tidak benar, dan kedengkian yang terbesar. Mikhael, sang penghulu malaikat, memperlakukan seorang roh yang terkutuk dengan kesopanan; ia hanya berkata, Tuhan menghardik engkau, Iblis! tetapi orang-orang ini memperlakukan pemerintah-pemerintah yang ditetapkan oleh Allah dengan ketidak-hormatan dan fitnah).

Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.

NIV: did not dare to bring a slanderous accusation against him (= tidak berani membawa tuduhan yang bersifat memfitnah terhadap dia).

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘hujatan’ dalam Kitab Suci Indonesia dalam bahasa Yunani adalah BLASPHEMIAS, yang bisa berarti ‘hujatan’, tetapi juga bisa berarti ‘fitnahan’, ‘celaan’.

Kalau diartikan kita tidak boleh mencela / menyalahkan setan, bagi saya itu mustahil. Tetapi kalau diartikan kita tidak boleh memfitnah setan, maka itu jelas benar. Jadi, rasanya terjemahan NIV lebih bisa saya terima.

 

Sebetulnya kalau dilihat pengalimatan dari ay 10-11, maka rasanya aneh kalau kata ‘kemuliaan’ pada akhir ay 10 menunjuk kepada ‘pemerintah’, sedang kata ‘mereka’ pada ay 11 menunjuk kepada ‘setan’. Kelihatannya kedua hal itu seharusnya menunjuk pada satu hal yang sama.

Ay 10-11: “(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah”.

 

Juga bandingkan dengan Yudas 8-10 - “(8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka”.

Jadi, kalau dilihat dari surat Yudas, yang begitu mirip dengan 2Pet 2 ini, maka Yudas berbicara secara explicit tentang Iblis (Yudas 9). Tetapi kalau dalam 2Pet 2:11 Petrus berbicara tentang ‘malaikat-malaikat’ (bentuk jamak), maka dalam Yudas 9, Yudas hanya berbicara tentang Mikhael, sang penghulu malaikat.

Catatan: kata-kata yang saya coret dalam Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada.

 

Barnes’ Notes: “‘Whereas angels.’ The object, by the reference to angels here, is to show that they, even when manifesting the greatest zeal in a righteous cause, and even when opposing others, did not make use of reproachful terms, or of harsh and violent language. ... we may suppose that, though Peter uses the plural term, and speaks of ‘angels,’ yet that he really had the case of Michael in his eye, and meant to refer to that as an example of what the angels do” (= ‘Sedangkan malaikat-malaikat’. Tujuan dari penunjukan kepada malaikat-malaikat di sini adalah untuk menunjukkan bahwa mereka, bahkan ketika menunjukkan semangat terbesar dalam perkara yang benar, dan bahkan pada waktu menentang orang-orang lain, tidak menggunakan istilah-istilah yang menghina, atau bahasa / kata-kata yang kasar dan keras. ... Kita bisa menganggap bahwa sekalipun Petrus menggunakan bentuk jamak, dan berbicara tentang ‘malaikat-malaikat’, tetapi ia sebetulnya mempunyai kasus Mikhael dalam pandangannya, dan bermaksud untuk menunjuk kepada hal itu sebagai suatu contoh dari apa yang malaikat-malaikat lakukan).

 

Barnes’ Notes (tentang Yudas 9): “Peter (2 Peter 2:2) made a GENERAL reference to angels as not bringing railing accusations against others before the Lord; but Jude refers to a particular case - the case of Michael when contending about the body of Moses” [= Petrus (2Pet 2:2) membuat suatu penunjukan umum kepada malaikat-malaikat sebagai tidak membawa tuduhan-tuduhan yang menista / mencerca terhadap orang-orang lain di hadapan Tuhan; tetapi Yudas menunjuk pada suatu kasus khusus - kasus Mikhael pada waktu bertengkar tentang tubuh / mayat Musa].

Catatan: ‘2Pet 2:2’ itu salah cetak; seharusnya ‘2Pet 2:11’.

 

2.   Kata-kata ‘Allah’ di akhir ay 11 dalam semua Kitab Suci bahasa Inggris dituliskan ‘Lord’ (= Tuhan). Saya tidak mengerti dari mana Kitab Suci Indonesia bisa menterjemahkan ‘Allah’.

Tetapi ini tidak memberikan pengertian yang terlalu berbeda.

Ay 11: “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali