Pemahaman
Alkitab
(Rungkut Megah
Raya, blok D no 16)
Kamis, tanggal
10 Februari 2011, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331
/ 6050-1331)
II Petrus 2:1-22(7)
Ay 4-9: “(4)
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa
tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya
ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;
(5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya
menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia
mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah
membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian
memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup
fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang
benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak
mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab
orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan
mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang
benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan
orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk
disiksa pada hari penghakiman”.
Ay 9: “maka
nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan
tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman”.
1)
Dari penyelamatan terhadap Nuh dan keluarganya, juga terhadap Lot dan
kedua anak perempuannya, maka Petrus menyimpulkan ay 9a ini, yaitu bahwa
Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan.
Adam
Clarke: “And
the design of the apostle in producing these examples is to show to the people
to whom he was writing that, although God would destroy those false teachers,
yet he would powerfully save his faithful servants from their contagion and from
their destruction. We should carefully observe, 1. That the godly man is not to
be preserved from temptation. 2. That he will be preserved in temptation. 3.
That he will be delivered out of it” (= Dan rancangan dari sang rasul
dalam menghasilkan contoh-contoh ini adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang
kepada siapa ia sedang menulis bahwa, sekalipun Allah akan menghancurkan
guru-guru palsu itu, tetapi Ia dengan berkuasa akan menyelamatkan
pelayan-pelayanNya yang setia dari penularan mereka dan dari kehancuran mereka.
Kita harus memperhatikan dengan seksama, 1. Bahwa orang saleh tidak akan
dilindungi / dijaga dari pencobaan. 2. Bahwa mereka akan dilindungi / dijaga
dalam pencobaan. 3. Bahwa ia akan diselamatkan / dibebaskan darinya).
Komentar
saya: adalah aneh kalau Clarke yang berhaluan Arminian keras ini bisa
mempercayai kebenaran seperti ini. Lalu bagaimana mungkin orang Kristen bisa
kehilangan keselamatan dengan adanya 3 point yang ia katakan itu?
Bdk.
1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu
dapat menanggungnya”.
Saya
sendiri menggunakan ayat ini sebagai salah satu dasar untuk mengatakan bahwa
orang kristen yang sejati tidak mungkin kehilangan keselamatan.
2)
Apakah ay 9b-nya menunjukkan bahwa orang-orang tidak percaya yang
mati tidak langsung masuk neraka?
Ay
9: “maka
nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu
menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman”.
Ayat
ini kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang jahat itu tidak langsung dihukum,
tetapi disimpan dulu, dan baru dihukum / disiksa setelah hari penghakiman.
Jawaban
saya:
Perhatikan
komentar Calvin tentang 2Pet 2:9 ini.
Calvin:
“By
this clause he shews that God so regulates his judgments as to bear with the
wicked for a time, but not to leave them unpunished. Thus he corrects too much
haste, by which we are wont to be carried headlong, especially when the atrocity
of wickedness grievously wounds us, for we then wish God to fulminate without
delay; when he does not do so, he seems no longer to be the judge of the world. Lest,
then, this temporary impunity of wickedness should disturb us, Peter reminds us
that a day of judgment has been appointed by the Lord; and that, therefore, the
wicked shall by no means escape punishment, though it be not immediately
inflicted. There is an emphasis in the word ‘reserve,’ as though he had
said, that they shall not escape the hand of God, but be held bound as it were
by hidden chains, that they may at a certain time be drawn forth to judgment. The participle kolazome>nouv, though in the present tense, is yet to be thus explained, that
they are reserved or kept to be punished, or, that they may be punished. For he bids us to rely on the expectation
of the last judgment, so that in hope and patience we may fight till the end of
life”
[= Dengan kalimat ini (ay 9b, yang
saya garis bawahi) ia menunjukkan bahwa
Allah begitu mengatur penghakimanNya sehingga bersabar terhadap orang jahat
untuk sementara waktu, tetapi tidak akan membiarkan mereka tidak dihukum.
Demikianlah ia membetulkan ketergesa-gesaan, dengan mana kita biasa terbawa,
khususnya pada waktu kekejaman / kekejian dari kejahatan melukai / menyakiti
kita secara menyedihkan, karena pada saat itu kita berharap Allah mengguntur
tanpa penundaan; dan pada waktu Ia tidak berbuat demikian, Ia kelihatannya bukan
lagi Hakim dunia ini. Supaya kebebasan sementara dari hukuman kejahatan ini
tidak mengganggu kita, Petrus mengingatkan kita bahwa suatu hari penghakiman
telah ditetapkan oleh Tuhan; dan karena itu orang jahat tidak bakal akan lolos
dari penghukuman, sekalipun penghukuman itu tidak langsung diberikan. Ada
penekanan pada kata ‘menyimpan’, seolah-olah ia berkata bahwa mereka tidak
akan lolos dari tangan Allah, tetapi seakan-akan diikat dengan rantai
yang tersembunyi, sehingga pada saat tertentu mereka bisa ditarik kepada
penghakiman. Participle kolazome>nouv
/ KOLAZOMENOUS (yang diterjemahkan ‘disiksa’), sekalipun ada dalam present
tense, tetapi harus ditafsirkan demikian, bahwa mereka dicadangkan /
disediakan atau disimpan untuk dihukum, atau, supaya mereka bisa dihukum. Karena
ia
meminta kita untuk bersandar pada pengharapan tentang penghakiman akhir sehingga
dalam pengharapan dan kesabaran kita bisa bertempur sampai akhir dari kehidupan]
- hal 400.
Dari
kata-kata Calvin ini kelihatannya ia memaksudkan bahwa Tuhan menyimpan
orang-orang jahat itu bukan pada saat mereka mati atau setelah mereka mati,
tetapi pada saat mereka hidup. Perhatikan bahwa:
a)
Ayat itu tidak mengatakan bahwa orang-orang jahat itu sudah mati.
b)
Ay 9a membicarakan tentang orang-orang saleh itu dalam keadaan
hidup (karena mereka dicobai), dan karena itu jelas bahwa ay 9b juga
membicarakan orang-orang jahat itu dalam keadaan hidup.
Ay 9:
“maka nyata, bahwa Tuhan tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang
jahat untuk disiksa pada hari penghakiman”.
Kesimpulan:
1.
Ay 9b ini tidak menentang pandangan bahwa orang jahat yang mati akan
langsung masuk neraka.
Theologia
Reformed secara seragam mengajarkan bahwa begitu seseorang mati, ia akan langsung
masuk surga atau neraka (hanya jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya menunggu
kebangkitan orang mati dan hari penghakiman pada akhir jaman).
2.
Yang diajarkan oleh ay 9b ini hanyalah bahwa sekalipun Allah
kelihatannya tidak melakukan apa-apa terhadap orang-orang jahat itu, tetapi
sesungguhnya Ia sedang menyimpan mereka sampai hari penghakiman, pada saat mana
mereka pasti akan dihukum dengan adil.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“The
false teachers may seem successful (for ‘many’ follow them), but in the end,
they will be condemned” [= Guru-guru palsu bisa kelihatannya sukses
(karena ‘banyak orang’ yang mengikuti mereka), tetapi pada akhirnya, mereka
akan dihukum].
Ay 10-19: “(10)
terutama mereka yang menuruti hawa
nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.
Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat
kemuliaan, (11) padahal
malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari
pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut
hukuman atas mereka di hadapan Allah. (12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan
yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap
dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh
perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar,
(13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka.
Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran
dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum
bersama-sama dengan kamu. (14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak
pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka
telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!
(15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah
mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk
perbuatan-perbuatan yang jahat. (16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras
untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara
manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. (17) Guru-guru palsu itu adalah
seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi
mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab
mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa
nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari
mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada
orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa
yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu”.
Mulai
ay 10-19, Petrus melanjutkan pembahasan tentang kejahatan-kejahatan dari
nabi-nabi palsu itu.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament: “Peter is not yet finished with the apostates! Unlike some believers
today, Peter was disturbed by the inroads the false teachers were making into
the churches. He knew that their approach was subtle but their teachings were
fatal, and he wanted to warn the churches about them. Remember, however, that
Peter opened this letter with positive teaching about salvation, Christian
growth, and the dependability of the Word of God. He had a balanced ministry,
and it is important that we maintain that balance today. When Charles Spurgeon
started his magazine, he named it ‘The Sword and Trowel,’ alluding to the
workers in the Book of Nehemiah, who kept their swords in one hand and their
tools in the other as they were repairing the walls of Jerusalem. Some people
have a purely negative ministry and never build anything. They are too busy
fighting the enemy! Others claim to be ‘positive,’ but they never defend
what they have built. Peter knew that it was not enough only to attack the
apostates; he also had to give solid teaching to the believers in the
churches” [= Petrus belum selesai dengan orang-orang murtad itu! Tidak
seperti sebagian orang-orang percaya jaman sekarang, Petrus terganggu oleh
serangan yang dibuat oleh guru-guru palsu itu ke dalam gereja-gereja. Ia tahu
bahwa pendekatan mereka halus / licin / licik / tak kentara tetapi ajaran-ajaran
mereka mematikan, dan ia ingin memperingati gereja-gereja tentang mereka. Tetapi
ingat, bahwa Petrus membuka suratnya dengan ajaran positif tentang keselamatan,
pertumbuhan Kristen, dan ketergantungan pada Firman Allah. Ia mempunyai suatu
pelayanan yang seimbang, dan adalah penting bahwa kita mempertahankan
keseimbangan itu pada jaman sekarang. Pada waktu Charles Spurgeon memulai
majalahnya, ia menamainya ‘Pedang dan Cetok (untuk semen)’, secara tak langsung menunjuk kepada pekerja-pekerja dalam kitab
Nehemia, yang memegang pedang di satu tangan dan alat-alat mereka di tangan yang
lain, pada waktu mereka sedang memperbaiki tembok Yerusalem. Sebagian
orang-orang mempunyai pelayanan yang negatif secara murni dan tidak pernah
membangun apapun. Mereka terlalu sibuk untuk memerangi musuh! Orang-orang yang
lain mengclaim sebagai ‘positif’,
tetapi mereka tidak pernah mempertahankan apa yang telah mereka bangun. Petrus
tahu bahwa tidak cukup hanya menyerang orang-orang murtad itu; ia juga harus
memberikan ajaran yang padat / kokoh / mendalam kepada orang-orang percaya dalam
gereja-gereja].
Bdk.
Neh 4:16-17 - “(16) Sejak hari itu sebagian
dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang
tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin
berdiri di belakang segenap kaum Yehuda (17) yang membangun di tembok. Orang-orang
yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan
tangan yang lain mereka memegang senjata”.
Sekarang mari kita membahas
kejahatan-kejahatan mereka.
1)
“(10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri
dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga
tidak segan-segan menghujat kemuliaan, (11) padahal malaikat-malaikat sendiri,
yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai
kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan
Allah” (ay 10-11).
a)
‘terutama
mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri’.
KJV:
‘But chiefly them that walk after the flesh in the lust
of uncleanness’ (= Tetapi terutama mereka yang berjalan menurut daging dalam nafsu
kenajisan).
1.
Potongan ini harus dibaca dengan bagian sebelumnya.
Ay 9-10:
“(9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang
jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10) terutama mereka yang menuruti
hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan
Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat
kemuliaan”.
Jadi,
ini adalah orang-orang diutamakan oleh Tuhan dalam menghukum!
2.
Mereka hidup mengikuti keinginan daging dan hawa nafsu mereka yang kotor.
Matthew
Henry: “Evil
opinions are often accompanied with evil practices; and those who are for
propagating error are for improving in wickedness” (= Pandangan-pandangan
yang jahat sering disertai dengan praktek-praktek yang jahat; dan mereka
yang mendukung penyebaran kesalahan juga mendukung peningkatan dalam kejahatan).
Catatan:
saya berpendapat kata ‘sering’ itu terlalu lemah. Lebih tepat kalau diganti
dengan kata ‘pada umumnya’ atau ‘selalu’!
Adam
Clarke menganggap bahwa kata-kata ini menunjukkan bahwa mereka melakukan praktek
sodomi, tetapi saya menganggap bahwa kata-kata dalam ayat ini tidak harus
menunjuk kepada hal itu. Saya lebih setuju dengan kata-kata Barnes di bawah ini.
Barnes’
Notes: “That
live for the indulgence of their carnal appetites” (= Yang hidup untuk
pemuasan dari keinginan-keinginan daging mereka).
b)
‘dan yang menghina pemerintahan Allah’.
1.
Kata ‘Allah’ sebetulnya
tidak ada.
KJV:
‘and despise government’ (= dan
menghina / meremehkan pemerintahan).
RSV/NIV/NASB:
‘and despise authority’ (= dan
menghina / meremehkan otoritas).
2.
Arti dari text / bagian ini.
Calvin:
“no one can introduce anarchy (ajnarci>an) into the world without introducing disorder (ajtaxi>an.)” [= tak
seorangpun bisa memperkenalkan / mengajukan anarkhi (ajnarci>an
/ ANARKHIAN) ke dalam dunia
tanpa memperkenalkan / mengajukan kekacauan (ajtaxi>an
/ ATAXIAN)].
Barnes’
Notes: “That
is, they regard all government in the state, the church, and the family, as an
evil. Advocates for unbridled freedom of all sorts; declaimers on liberty and on
the evils of oppression; defenders of what they regard as the rights of injured
man, and yet secretly themselves lusting for the exercise of the very power
which they would deny to others” (= Artinya, mereka menganggap semua
pemerintahan dalam negara, gereja, dan keluarga, sebagai suatu kejahatan.
Penyokong-penyokong untuk kebebasan yang tidak dikekang dari segala jenis;
orang-orang yang berbicara dengan keras tentang kebebasan dan tentang kejahatan
dari penindasan; pembela-pembela dari apa yang mereka anggap sebagai hak-hak
dari orang-orang yang dilukai / dirugikan, tetapi dengan diam-diam mereka
sendiri menginginkan untuk menjalankan / menggunakan kuasa yang mereka tolak
pada diri orang-orang lain).
c)
“Mereka begitu berani dan
angkuh”.
Adam
Clarke: “They
are bold and daring, headstrong, regardless of fear” (= Mereka berani dan
nekat, keras kepala, tanpa menghiraukan rasa takut).
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“There
is a boldness that is heroic, but there is also a boldness that is satanic”
(= Ada keberanian yang bersifat pahlawan, tetapi juga ada keberanian yang
bersifat setan).
Yang
terakhir ini contohnya adalah keberanian dari Servetus, yang dihukum mati dengan
dibakar pada jaman Calvin. Ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa bukan karena
kesesatannya Servetus dihukum mati, tetapi karena caranya yang begitu kurang
ajar dalam menyampaikan kesesatannya dan serangannya yang begitu menghina
terhadap kebenaran (doktrin Allah Tritunggal).
d)
“sehingga tidak segan-segan
menghujat kemuliaan”.
Kata
‘kemuliaan’ diterjemahkan bermacam-macam.
KJV:
‘dignities’ (= makhluk-makhluk
yang bermartabat).
RSV:
‘the glorious ones’ (=
makhluk-makhluk yang mulia).
NIV:
‘celestial beings’ (=
makhluk-makhluk surgawi).
NASB:
‘angelic majesties’ (= keagungan
malaikat).
Kata
Yunani yang digunakan adalah DOXA, yang biasanya diterjemahkan ‘glory’
/ ‘kemuliaan’. Ada 2 kelompok tafsiran tentang bagian ini:
1.
Ini menunjuk kepada pemerintah (Calvin, Matthew Henry, Clarke, dan
Barnes).
Barnes’
Notes: “The
word rendered ‘dignities’ here, doxas,
means properly honor, glory, splendor; then that which is fitted to inspire
respect; that which is dignified or exalted. It is applied here to men of
exalted rank; and the meaning is, that they did not regard rank, or station, or
office - thus violating the plainest rules of propriety and of religion. ... It
is one of the effects of religion to produce respect for superiors; but when
men are self-willed, and when they purpose to give indulgence to corrupt
propensities, it is natural for them to dislike all government” [= Kata
yang diterjemahkan ‘orang-orang yang bermartabat’ di sini, DOXAS, secara
tepat berarti ‘kehormatan’, ‘kemuliaan’, ‘kemegahan’; lalu hal yang
cocok untuk membangkitkan rasa hormat; hal yang bermartabat atau ditinggikan. Di
sini itu diterapkan kepada orang-orang yang berpangkat tinggi; dan artinya
adalah, bahwa mereka tidak mempedulikan pangkat, atau posisi / kedudukan, atau
jabatan - dengan demikian melanggar peraturan yang paling jelas tentang
kepatutan dan agama. ... Merupakan salah satu akibat / hasil dari agama untuk
menimbulkan rasa hormat terhadap atasan; tetapi pada waktu manusia itu
menuruti kemauannya sendiri (semau gue),
dan pada waktu mereka bermaksud untuk menuruti kecenderungan yang jahat, maka
merupakan sesuatu yang wajar kalau mereka tidak menyenangi semua pemerintahan].
Hormat
dan ketundukan terhadap atasan berlaku dalam keluarga, tempat kerja, sekolah,
gereja, dan negara!
Bdk.
Ro 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang
di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa
melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan
mendatangkan hukuman atas dirinya”.
Bandingkan
dengan ajaran Saksi Yehuwa yang ‘anti pemerintah’ (yang mereka anggap dari
setan) karena mereka hanya mengakui pemerintahan Yehuwa!
Berkenaan dengan C. T. Russell (pendiri dari Saksi
Yehuwa) yang berulang kali menuntut orang-orang yang dianggap menjelek-jelekkan
dirinya melalui pengadilan, Walter Martin memberikan komentar sebagai berikut: “...
despite his protestations about earthly governments and laws being
organizations of the devil, he was always the first to claim their
protection when it was convenient for him to do so” (= ... sekalipun ia
memberikan protes-protes tentang pemerintah-pemerintah dan hukum-hukum duniawi
sebagai organisasi-organisasi dari setan, ia selalu adalah yang pertama-tama
menuntut perlindungan mereka pada waktu itu merupakan sesuatu yang menyenangkan
baginya untuk melakukannya)
- ‘The Kingdom of the Cults’, hal 42.
2.
Ini menunjuk kepada malaikat.
Ini
terbagi lagi dalam 2 pandangan:
a.
Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang baik.
Vincent:
“Dignities
doxas. Literally,
‘glories.’ Compare Jude 8. Probably angelic powers: note the reference to
the angels immediately following, as in Jude 9 to Michael. They defy the
spiritual powers though knowing their might” (= Makhluk-makhluk yang
bermartabat, DOXAS. Secara hurufiah, ‘kemuliaan-kemuliaan’. Bdk. Yudas 8.
Mungkin kuasa-kuasa malaikat: perhatikan hubungan dengan malaikat-malaikat yang
segera menyusul, seperti dalam Yudas 9 kepada Mikhael. Mereka menentang /
menantang kuasa-kuasa rohani itu sekalipun mereka mengetahui kekuatan mereka).
Pulpit
Commentary: “The next verse, however, makes it probable that the glory of the
angels was the thought present to St. Peter’s mind. It may be that, as some
false teachers had inculcated the worship of angels (Col 2:18), others had gone
to the opposite extreme (comp. Jude 8)” [= Tetapi ayat selanjutnya
membuatnya mungkin bahwa kemuliaan dari malaikat-malaikat yang merupakan
pemikiran yang ada dalam pikiran Santo Petrus. Adalah mungkin bahwa, sebagaimana
beberapa guru-guru palsu telah menanamkan penyembahan terhadap malaikat-malaikat
(Kol 2:18), guru-guru palsu yang lain telah pergi ke extrim yang berlawanan
(bdk. Yudas 8)].
Kol
2:18 - “Janganlah kamu biarkan
kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah
kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa
alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”.
Yudas
8 - “Namun demikian orang-orang yang
bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah
serta menghujat semua yang mulia di sorga”.
Catatan:
kata-kata ‘di sorga’ pada akhir dari Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada. Jadi,
tak ada kepastian bahwa Yudas 8 membicarakan malaikat-malaikat. Ayat ini juga
menjadi bahan perdebatan tentang apakah yang dimaksudkan adalah pemerintah atau
malaikat-malaikat.
b.
Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang jatuh / setan.
Bible
Knowledge Commentary: “doxas,
possibly fallen angels” (= DOXAS, mungkin malaikat-malaikat yang jatuh).
A.
T. Robertson: “Perhaps
these dignities (doxas)
are angels (evil)” [= Mungkin makhluk-makhluk bermartabat ini
(DOXAS) adalah malaikat-malaikat (yang jahat)].
e)
“padahal malaikat-malaikat
sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak
memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka
di hadapan Allah” (ay 11).
1.
Kalau dilihat dari ayat ini kelihatannya lebih cocok kalau kata
‘kemuliaan’ (DOXAS) dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘setan’, dan kata
‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu (ay 11), juga menunjuk kepada
‘setan’. Tetapi pihak yang mengartikan bahwa kata ‘kemuliaan’ (DOXAS)
dalam ay 10 tadi menunjuk kepada ‘pemerintah’, mempunyai penafsirannya
sendiri tentang kata ‘mereka’ dalam ayat 11 ini. Ada 2 penafsiran:
a.
Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi itu tetap menunjuk kepada
‘pemerintah’.
Calvin:
“when we consider the circumstances of the time, what is said applies
very suitably to holy angels. For all the magistrates were then ungodly, and
bloody enemies to the gospel. They must, therefore, have been hateful to angels,
the guardians of the Church. He, however, says, that men deserving hatred and
execration, were not condemned by them in order that they might shew respect to
a power divinely appointed. While such moderation, he says, is shewn by angels,
these men fearlessly give vent to impious and unbridled blasphemies” (=
pada waktu kita mempertimbangkan keadaan dari jaman itu, apa yang dikatakan
sangat cocok dengan malaikat-malaikat yang kudus. Karena semua pemerintah pada
saat itu jahat, dan merupakan musuh yang haus darah dari injil. Karena itu,
mereka pasti dibenci oleh malaikat-malaikat, penjaga-penjaga /
pelindung-pelindung dari Gereja. Tetapi, ia berkata, bahwa orang-orang yang
layak mendapat kebencian dan kejijikan, tidak mereka kecam supaya mereka bisa
menunjukkan rasa hormat kepada suatu kuasa yang ditetapkan Allah. Sementara
suatu tindakan moderat seperti itu, katanya, ditunjukkan oleh malaikat-malaikat,
orang-orang ini dengan tanpa rasa takut melepaskan hujatan-hujatan yang jahat
dan tak dikekang).
b.
Kata ‘mereka’ yang saya garis-bawahi menunjuk kepada setan /
malaikat-malaikat yang jatuh.
Adam
Clarke: “This
is a difficult verse, but the meaning seems to be this: The holy angels, who are
represented as bringing an account of the actions of the fallen angels before
the Lord in judgment, simply state the facts without exaggeration, and without
permitting anything of a bitter, reviling, or railing spirit, to enter into
their accusations. ... But these persons, not only speak of the actions of men
which they conceive to be wrong, but do it with untrue colourings, and the
greatest malevolence. Michael, the archangel, treated a damned spirit with
courtesy; he only said, The Lord rebuke thee, Satan! but these treat the rulers
of God’s appointment with disrespect and calumny” (= Ini merupakan ayat
yang sukar, tetapi artinya kelihatannya adalah ini: Malaikat-malaikat yang
kudus, yang digambarkan sebagai membawa cerita tentang tindakan-tindakan dari
malaikat-malaikat yang jatuh di hadapan Tuhan dalam penghakiman, hanya
menyatakan fakta-fakta tanpa melebih-lebihkan, dan tanpa mengijinkan apapun dari
roh yang pahit, mencaci maki, atau menista / mecemooh, untuk masuk ke dalam
tuduhan-tuduhan mereka. ... Tetapi orang-orang ini, bukan hanya berbicara
tentang tindakan-tindakan dari orang-orang yang mereka anggap salah, tetapi
melakukannya dengan pemberian warna / corak yang tidak benar, dan kedengkian
yang terbesar. Mikhael, sang penghulu malaikat, memperlakukan seorang roh yang
terkutuk dengan kesopanan; ia hanya berkata, Tuhan menghardik engkau, Iblis!
tetapi orang-orang ini memperlakukan pemerintah-pemerintah yang ditetapkan oleh
Allah dengan ketidak-hormatan dan fitnah).
Yudas
9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael,
ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak
berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata:
‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.
NIV:
‘did not dare to bring a slanderous accusation against
him’ (= tidak berani membawa tuduhan yang bersifat memfitnah terhadap dia).
Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘hujatan’ dalam Kitab Suci Indonesia dalam bahasa
Yunani adalah BLASPHEMIAS, yang bisa berarti ‘hujatan’, tetapi juga bisa
berarti ‘fitnahan’, ‘celaan’.
Kalau
diartikan kita tidak boleh mencela / menyalahkan setan, bagi saya itu mustahil.
Tetapi kalau diartikan kita tidak boleh memfitnah setan, maka itu jelas benar.
Jadi, rasanya terjemahan NIV lebih bisa saya terima.
Sebetulnya
kalau dilihat pengalimatan dari ay 10-11, maka rasanya aneh kalau kata
‘kemuliaan’ pada akhir ay 10 menunjuk kepada ‘pemerintah’, sedang
kata ‘mereka’ pada ay 11 menunjuk kepada ‘setan’. Kelihatannya
kedua hal itu seharusnya menunjuk pada satu hal yang sama.
Ay 10-11:
“(10) terutama mereka yang menuruti
hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah.
Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
(11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih
berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau
malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah”.
Juga
bandingkan dengan Yudas 8-10 - “(8) Namun demikian orang-orang yang
bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah
serta menghujat semua yang mulia di sorga.
(9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan
bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu
dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’
(10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan
justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak
berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka”.
Jadi,
kalau dilihat dari surat Yudas, yang begitu mirip dengan 2Pet 2 ini, maka
Yudas berbicara secara explicit tentang Iblis (Yudas 9). Tetapi kalau
dalam 2Pet 2:11 Petrus berbicara tentang ‘malaikat-malaikat’
(bentuk jamak), maka dalam Yudas 9, Yudas hanya berbicara tentang Mikhael, sang
penghulu malaikat.
Catatan:
kata-kata yang saya coret dalam Yudas 8 itu sebetulnya tidak ada.
Barnes’
Notes: “‘Whereas
angels.’ The object, by the reference to angels here, is to show that they,
even when manifesting the greatest zeal in a righteous cause, and even when
opposing others, did not make use of reproachful terms, or of harsh and violent
language. ... we may suppose that, though Peter uses the plural term, and speaks
of ‘angels,’ yet that he really had the case of Michael in his eye, and
meant to refer to that as an example of what the angels do” (=
‘Sedangkan malaikat-malaikat’. Tujuan dari penunjukan kepada
malaikat-malaikat di sini adalah untuk menunjukkan bahwa mereka, bahkan ketika
menunjukkan semangat terbesar dalam perkara yang benar, dan bahkan pada waktu
menentang orang-orang lain, tidak menggunakan istilah-istilah yang menghina,
atau bahasa / kata-kata yang kasar dan keras. ... Kita bisa menganggap bahwa
sekalipun Petrus menggunakan bentuk jamak, dan berbicara tentang
‘malaikat-malaikat’, tetapi ia sebetulnya mempunyai kasus Mikhael dalam
pandangannya, dan bermaksud untuk menunjuk kepada hal itu sebagai suatu contoh
dari apa yang malaikat-malaikat lakukan).
Barnes’
Notes (tentang Yudas 9): “Peter
(2 Peter 2:2) made a GENERAL reference to angels as not bringing railing
accusations against others before the Lord; but Jude refers to a particular case
- the case of Michael when contending about the body of Moses” [= Petrus
(2Pet 2:2) membuat suatu penunjukan umum kepada malaikat-malaikat sebagai tidak
membawa tuduhan-tuduhan yang menista / mencerca terhadap orang-orang lain di
hadapan Tuhan; tetapi Yudas menunjuk pada suatu kasus khusus - kasus Mikhael
pada waktu bertengkar tentang tubuh / mayat Musa].
Catatan:
‘2Pet 2:2’ itu salah cetak; seharusnya ‘2Pet 2:11’.
2.
Kata-kata ‘Allah’ di akhir ay 11 dalam semua Kitab Suci bahasa
Inggris dituliskan ‘Lord’ (=
Tuhan). Saya tidak mengerti dari mana Kitab Suci Indonesia bisa menterjemahkan
‘Allah’.
Tetapi
ini tidak memberikan pengertian yang terlalu berbeda.
Ay
11: “padahal malaikat-malaikat sendiri,
yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai
kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan
Allah”.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali