Eksposisi 1Yohanes

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

I YOHANES 2:18-29

1Yoh 2:18-29 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. (20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. (23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. (24) Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. (25) Dan inilah janji yang telah dijanjikanNya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. (26) Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. (27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari padaNya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu - dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta - dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. (28) Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya. (29) Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya”.

 

I) Orang-orang yang keluar / antikristus.

 

1)   Antikristus.

Ay 18: “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir”.

NIV: ‘... as you have heard that the antichrist is coming, even now many antichrists have come (= ... seperti telah kamu dengar bahwa sang antikristus akan datang, bahkan sekarang banyak antikristus-antikristus telah datang).

Perhatikan bahwa kata ‘antikristus’ yang pertama ada dalam bentuk tunggal, tetapi kata ‘antikristus’ yang kedua ada dalam bentuk jamak.

 

a)   Yang bentuk tunggal.

Kata ‘antikristus’ yang ada dalam bentuk tunggal, dalam bahasa Yunaninya sebetulnya tidak menggunakan kata sandang tetapi NIV tetap menterjemahkan the antichrist’ (= sang antikristus).

‘Antikristus’ yang pertama ini masih akan datang.

Herschel H. Hobbs beranggapan bahwa ini menunjuk kepada seseorang tertentu, mungkin kepada orang yang dimaksudkan oleh Paulus dalam 2Tes 2:1-12 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (5) Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? (6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.

Kalau antikristus tunggal ini datang, pasti akan datang juga masa kesukaran besar. Karena itu kita sebagai orang kristen harus bersiap sedia mulai sekarang, dengan jalan meningkatkan kerohanian / iman kita, supaya kalau saat itu tiba, kita bisa bertahan.

 

b)   Yang bentuk jamak.

Kata ‘antikristus’ yang kedua ada dalam bentuk jamak (perhatikan juga kata ‘mereka’ dalam ay 19 yang menunjuk kepada orang-orang ini), dan mereka sudah datang. Mereka ini merupakan orang-orang yang mempersiapkan jalan bagi antikristus yang akan datang itu.

 

John Stott (Tyndale): “what John means is that the ‘many antichrists’ are forerunners of the one still to come” (= apa yang Yohanes maksudkan adalah bahwa ‘banyak antikristus’ itu merupakan pendahulu / orang-orang yang mempersiapkan jalan bagi satu antikristus yang masih akan datang) - hal 104.

 

Calvin: “John meant ... that some particular sects had already risen, which were forerunners of a future Antichrist; for Cerinthus, Basilides, Marcion, Valentinus, Ebion, Arius, and others, were members of that kingdom which the Devil afterwards raised up in opposition to Christ. Properly speaking, Antichrist was not yet in existence; but the mystery of iniquity was working secretly. But John uses the name, that he might effectually stimulate the care and solicitude of the godly to repel frauds” (= Yohanes memaksudkan ... bahwa sekte-sekte tertentu telah muncul, yang merupakan pendahulu / pemersiap jalan dari Antikristus yang akan datang; karena Cerinthus, Basilides, Marcion, Valentinus, Ebion, Arius, dan yang lainnya, adalah anggota-anggota dari kerajaan yang belakangan didirikan oleh setan untuk menentang Kristus. Berbicara secara benar, Antikristus itu belum ada; tetapi misteri kejahatan sedang bekerja secara diam-diam. Tetapi Yohanes menggunakan nama itu, supaya ia bisa secara effektif membangkitkan perhatian dan kekhawatiran dari orang-orang saleh untuk menolak / memukul mundur penipuan-penipuan) - hal 191.

Catatan: beberapa dari sekte-sekte yang disebutkan oleh Calvin ini belum ada pada jaman rasul Yohanes.

 

2)   Gereja / orang-orang kristen pada saat itu sudah pernah mendengar peringatan tentang akan munculnya penyesat / antikristus.

Ay 18: ‘seperti yang telah kamu dengar’.

Ia berbicara tentang sesuatu yang sudah didengar / diketahui. Dari sini bisa disimpulkan bahwa orang-orang percaya pada abad pertama itu sudah mendapatkan ajaran dari semula bahwa akan ada penyesat-penyesat.

 

Calvin: “it was God’s will that his Church should be thus tried, lest any one knowingly and willingly should be deceived, and that there might be no excuse for ignorance. But we see that almost the whole world has been miserably deceived, as though not a word had been said about Antichrist” (= adalah kehendak Allah bahwa GerejaNya harus diuji seperti itu, supaya jangan seorangpun ditipu secara sadar dan sengaja, dan bahwa tidak ada alasan untuk ketidak-tahuan. Tetapi kita melihat bahwa hampir seluruh dunia telah ditipu secara menyedihkan, seakan-akan tidak ada satu katapun yang telah dikatakan tentang Antikristus) - hal 190.

 

Apa yang dikatakan Calvin ini tetap berlaku untuk jaman sekarang. Dalam Kitab Suci ada banyak peringatan tentang para penyesat, tetapi banyak sekali orang kristen yang dengan begitu mudah disesatkan, seakan-akan mereka belum pernah mendengar / membaca apapun tentang para penyesat itu! Misalnya:

a)   Ada banyak peringatan dari Firman Tuhan tentang akan adanya nabi-nabi palsu yang melakukan banyak mujijat palsu (2Tes 2:1-12  Mat 24:24  Wah 13:13), tetapi tetap saja banyak orang kristen yang tergila-gila dan mempercayai seadanya mujijat!

b)   Ada peringatan tentang nabi yang bernubuat tetapi tidak tergenapi (Ul 18:20-22), tetapi tetap saja banyak orang kristen yang tetap percaya pada seadanya nubuat, dan bahkan tetap percaya kepada ‘hamba-hamba Tuhan’ yang nubuatnya gagal.

 

Apa sebabnya bisa demikian? Mungkin karena mereka tidak menganggap serius peringatan dari Firman Tuhan. Ini jelas merupakan sikap yang bodoh. Kalau itu memang bukan sesuatu yang serius, Firman Tuhan tidak akan memperingatkan seakan-akan itu sesuatu yang serius! Apakah Firman Tuhan itu sekedar menakut-nakuti saja?

 

3)   Antikristus-antikristus itu berasal dari kalangan Kristen, tetapi mereka hanya orang kristen KTP.

Ay 19: “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.

 

a)         Antikristus-antikristus itu dulunya adalah orang kristen.

Ay 19a: ‘Memang mereka berasal dari antara kita’.

KJV: ‘They went out from us’ (= Mereka keluar dari kita).

Yunani: e]c h[mwn e]chlqan (EX HEMON EXELTHAN).

Perhatikan adanya kata Yunani EX (= EK), yang berarti ‘from’ (= dari) / ‘out of’ (= keluar dari), yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari kalangan Kristen.

Bdk. Kis 20:29-30 - “(29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka”.

Perhatikan bahwa ay 29nya berbicara tentang serangan dari luar, yang mungkin sekali berupa penganiayaan. Tetapi ay 30nya berbicara tentang serangan dari dalam, yaitu dalam bentuk penyesatan. Kalau saudara diminta memilih salah satu dari dua hal ini, kira-kira yang mana yang saudara pilih? Saya yakin bahwa kebanyakan orang kristen akan memilih yang kedua. Tetapi Hobbs mengatakan bahwa yang kedua ini lebih berbahaya bagi gereja dari yang pertama.

 

Herschel H. Hobbs: “An attack from without tends to draw Christians together, but heretics within the fellowship scatter the flock. Throughout history presecution from without has purged and strengthened the churches, but divisions and broken fellowship are the results of pretenders within them” (= Suatu serangan dari luar cenderung untuk mempersatukan orang-orang kristen, tetapi bidat di dalam persekutuan mencerai-beraikan domba-domba. Sepanjang sejarah penganiayaan dari luar memurnikan dan menguatkan gereja-gereja, tetapi perpecahan dan persekutuan yang rusak merupakan akibat / hasil dari orang-orang yang berpura-pura di dalam gereja) - hal 64-65.

 

b)         Antikristus-antikristus itu dulunya hanya orang kristen KTP.

Ay 19c: “Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

KJV: ‘they were not all of us’ (= mereka bukan semua dari kita).

RSV/NASB: ‘they all are not of us’ (= mereka semua bukan dari kita).

NIV: ‘none of them belong to us’ (= tidak ada dari mereka yang termasuk pada kita).

 

Bagian yang saya garis bawahi itu bisa diterjemahkan dengan 2 cara:

1.   Mereka semua tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita (RSV/NIV/NASB).

Kalau diterjemahkan seperti ini, kata ‘mereka’ menunjuk kepada orang-orang yang keluar dan menjadi antikristus itu.

2.   Tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita (TB1-LAI).

Kalau diterjemahkan seperti ini, kata ‘mereka’ menunjuk kepada orang-orang yang ada di dalam gereja. Jadi, tidak semua orang yang secara lahiriah Kristen, betul-betul adalah orang kristen.

 

Saya memilih pandangan pertama, karena dalam ayat ini kata ‘mereka’ dikontraskan dengan ‘kita’. Juga dalam ay 19a sudah dikatakan bahwa ‘mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita’. Jadi menurut saya, terjemahan Kitab Suci Indonesia ini salah.

Ini jelas menunjukkan bahwa antikristus-antikristus itu dulunya adalah orang kristen, tetapi mereka hanyalah orang kristen KTP.

 

Herschel H. Hobbs: “We should not see these as true Christians who were lost again. Rather, they were not Christians at all, but merely pretended to be such. One mark of true discipleship is perseverance in the faith. Failure to continue proves the falsity of one’s profession” (= Kita tidak boleh menganggap mereka ini sebagai orang-orang kristen sejati yang terhilang kembali. Sebaliknya, mereka bukan Kristen sama sekali, tetapi semata-mata berpura-pura untuk menjadi orang kristen. Salah satu tanda / ciri dari kemuridan yang sejati adalah ketekunan dalam iman. Kegagalan untuk meneruskan membuktikan kepalsuan dari pengakuan seseorang) - hal 65.

Bdk. ay 19b,c: sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Bandingkan juga dengan Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu.

Secara implicit ini menunjukkan bahwa kalau seseorang tidak tetap di dalam firman, ia bukan benar-benar murid.

 

John Stott (Tyndale): “‘He that shall endure unto the end, the same shall be saved’ (Mk. 13:13), not because salvation is the reward of endurance, but because endurance is the hall-mark of the saved” [= ‘Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat’ (Mark 13:13), bukan karena keselamatan adalah upah dari ketekunan / ketahanan, tetapi karena ketekunan / ketahanan adalah tanda dari orang yang sudah diselamatkan] - hal 105.

 

Dalam Kitab Suci ada banyak ayat yang memerintahkan untuk bertahan sampai akhir, seperti:

a.   Wah 2:10 - “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”.

b.   Ibr 3:14 - “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula”.

c.   Ibr 10:38 - “Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.’”.

d.   1Kor 15:2 - “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya”.

 

Kita tidak boleh mengatakan, berdasarkan ayat-ayat ini, bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad / tidak bertekun sampai akhir. Penafsiran yang benar: ayat-ayat ini hanya menunjukkan kewajiban kita. Jadi, sekalipun ada jaminan keselamatan dari Tuhan, kita mempunyai kewajiban untuk bertekun sampai akhir.

Kata-kata ‘jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita’ dalam ay 19b, jelas menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa murtad. Semua ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan kemurtadan, harus ditafsirkan bersama-sama dengan bagian ini. Jadi, kita harus menganggap semua kemurtadan sebagai kemurtadan dari orang kristen KTP, bukan dari orang kristen yang sejati.

Selanjutnya, dari perumpamaan tentang lalang di antara gandum, dan juga dari alegory tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya, kita bisa menyimpulkan 1Yoh 2:19 tidak boleh diartikan bahwa semua orang kristen KTP itu suatu kali pasti akan keluar dari gereja. Bisa saja mereka bertahan di dalam sampai mati, tetapi mereka tetap bukan orang kristen yang sejati.

Dari semua ini jelas bahwa keberadaan seseorang dalam gereja, atau fakta bahwa seseorang adalah anggota suatu gereja, sama sekali tidak menjamin bahwa ia adalah orang kristen yang sejati, dan dengan demikian jelas juga tidak menjamin keselamatannya.

 

William Barclay mengutip kata-kata C. H. Dodd: “Membership of the Church is no guarantee that a man belongs to Christ and not to Antichrist” (= Keanggotaan Gereja bukanlah jaminan bahwa seseorang adalah milik Kristus dan bukan milik Antikristus) - hal 65.

 

Berapa persentase dari orang kristen KTP?

 

John Stott (Tyndale): “Perhaps most visible church members are also members of the invisible Church, the mystical body of Christ, but some are not” (= Mungkin kebanyakan anggota-anggota gereja yang kelihatan adalah juga anggota-anggota dari gereja yang tidak kelihatan) - hal 106.

 

Saya tidak mengerti bagaimana Stott bisa mengatakan ‘most’ (= kebanyakan)! Saya justru berpendapat sebaliknya! Ingat bahwa Roma Katolik saja sudah mencakup sekitar 60-70 % dari orang-orang kristen! Masih ditambah dengan banyaknya orang kristen Liberal, Kharismatik yang extrim, dan sekte-sekte lain. Karena itu, menurut saya sedikitnya 90 % anggota-anggota gereja bukan orang kristen yang sejati!

 

4)   Ciri dari antikristus.

Ay 22-23: “(22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. (23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa”.

 

Adam Clarke mengatakan bahwa siapapun yang menentang Kristus / Injil adalah antikristus. Dan perlu diingat bahwa sekalipun mereka menyangkal Kristus, tetapi seringkali mereka berpura-pura percaya kepada Kristus! Contoh yang jelas adalah Saksi-Saksi Yehuwa!

 

Herschel H. Hobbs: “The liar, then, is anyone who denies that Jesus is the Christ. This charge is directed at the Cerinthian Gnostics. ... Cerinthus taught that Christ neither was born nor did he die. The aeon Christ came upon Jesus at His baptism and left Him on the cross. Of course, this denied the deity of Jesus. To the Cerinthians Jesus was just a man, born naturally and had all the imperfections common to all men. Therefore, they distinguished between the historical Jesus and the Christ. To them even Christ was a created being who barely possessed any deity” (= Maka, pendusta itu adalah siapapun yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus. Tuduhan ini diarahkan kepada penganut Cerinthian Gnosticisme. ... Cerinthus mengajarkan bahwa Kristus itu tidak dilahirkan maupun mati. Kristus yang kekal datang kepada Yesus pada saat baptisanNya dan meninggalkan Dia pada kayu salib. Tentu saja, ini menyangkal keilahian Yesus. Bagi para pengikut Cerinthian Yesus hanyalah manusia biasa, dilahirkan secara biasa / alamiah dan mempunyai semua ketidak-sempurnaan yang umum dari semua manusia. Karena itu, mereka membedakan antara Yesus dari sejarah dan Kristus. Bagi mereka bahkan Kristus adalah makhluk ciptaan yang hampir tidak mempunyai keilahian apapun) - hal 68.

 

Pada abad 1-2 ada 2 ajaran sesat yang menolak keilahian Yesus:

 

a)         Gnosticism.

Gnosticism ini mengajarkan sebagai berikut: Pada mulanya ada Allah dan matter (= zat / bahan / materi). Matter ini sudah ada sejak kekal, dan merupakan bahan mentah dari mana dunia / alam semesta diciptakan. Matter itu cacat dan tidak sempurna, sedangkan Allah itu adalah roh yang murni dan sempurna, dan karena itu Allah tidak bisa menyentuh matter. Karena itu, maka Allah tidak bisa menciptakan segala sesuatu.

Allah lalu mengeluarkan serangkaian / serentetan emanations (= emanasi / sesuatu yang keluar dari suatu sumber). Setiap emanasi makin jauh dari Allah, dan makin sedikit tahu tentang Allah. Sampai setengah jalan dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi yang sama sekali tidak kenal Allah. Selanjutnya ada emana­si yang bukan hanya tidak kenal Allah, tetapi juga memusuhi Allah. Dan pada akhir dari rangkaian emanasi itu, terdapat suatu emanasi yang sama sekali tidak mengenal Allah, dan juga memusuhi Allah secara total. Emanasi ini bisa menyentuh matter dan men­ciptakan alam semesta.

Lalu ajaran ini mengatakan bahwa emanasi itu adalah Yesus!

Apa yang bisa kita pelajari dari sini? Yang bisa kita pelajari adalah bahwa manusia tidak bisa mengenal Allah dengan benar, tanpa terang / pimpinan Roh Kudus dan Kitab Suci / Firman Tuhan! Gnosticism ini dilatar-belakangi oleh filsafat Yunani. Ahli-ahli filsafat itu adalah orang yang sangat pandai / ber-IQ tinggi! Tetapi, tanpa terang dan pimpinan Roh Kudus, dan tanpa Firman Tuhan, lihatlah ajaran yang bagaimana yang mereka hasilkan!

Karena itu kalau saudara ingin mengenal Allah / mendapatkan kebenaran, banyaklah belajar Kitab Suci / Firman Tuhan, dan banyaklah berdoa supaya Roh Kudus memimpin saudara untuk bisa mengertinya dengan benar.

 

b)   Cerinthus.

Cerinthus mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa, anak Yusuf dan Maria. Tetapi pada saat baptisan, Kristus turun kepada Yesus, tetapi lalu meninggalkan Yesus lagi, sesaat sebelum penyaliban. Jadi ajaran sesat ini membedakan / memisahkan antara Yesus (manusia) dengan Kristus (ilahi), tetapi yang ilahi inipun hampir-hampir tidak mempunyai keilahian sama sekali.

 

Herschel H. Hobbs: “To deny the full humanity of Christ and full deity of Jesus is to shut off such an one from God altogether. As one has said, the God of such is the product of his imagination - an idol” (= Menyangkal kemanusiaan yang penuh dari Kristus dan keilahian penuh dari Yesus adalah menutup seseorang dari Allah sama sekali. Seperti dikatakan seseorang, Allah dari orang seperti itu merupakan hasil dari khayalannya - suatu berhala) - hal 69.

 

Calvin: “as Christ is the end of the law and the gospel, and has in himself all the treasures of wisdom and knowledge, so he is the mark at which all heretics level and direct their arrows. Therefore the Apostle does not, without reason, make those the chief impostors, who fight against Christ, in whom the full truth is exhibited to us” (= karena Kristus adalah tujuan dari hukum Taurat dan Injil, dan mempunyai dalam diriNya sendiri semua kekayaan dari hikmat dan pengetahuan, Ia merupakan sasaran terhadap mana semua orang-orang sesat menujukan dan mengarahkan anak-anak panah mereka. Karena itu sang Rasul bukannya tanpa alasan menganggap mereka yang melawan Kristus sebagai penipu utama, karena dalam Kristus kebenaran yang penuh dinyatakan kepada kita) - hal 196.

 

Calvin: “he asserts that the Father, no less than the Son, is denied by them; as though he had said, ‘They have no longer any religion, because they wholly cast away God.’ And this he afterwards confirms, by adding this reason, that the Father cannot be separated from the Son” (= ia menegaskan bahwa bukan hanya Anak, tetapi juga Bapa, disangkal oleh mereka; seakan-akan ia mengatakan: ‘Mereka tidak lagi mempunyai agama, karena mereka sepenuhnya membuang Allah’. Dan ini ia tegaskan setelahnya, dengan menambahkan alasan ini, bahwa Bapa tidak bisa dipisahkan dari Anak) - hal 196.

 

Calvin: “there is no right confession of God except the Father be acknowledged in the Son” (= tidak ada pengakuan yang benar tentang Bapa kecuali Bapa diakui dalam Anak) - hal 197.

 

Dari semua ini terlihat dengan jelas betapa pentingnya pengetahuan tentang Kristus. Juga mempelajari ajaran-ajaran yang menyimpang tentang diri Kristus.

 

II) Orang-orang yang tinggal.

 

Ay 20-21: “(20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran”.

 

1)   Orang-orang dalam ay 20-21 ini adalah orang-orang yang tetap tinggal dalam gereja.

Kata ‘tetapi’ pada awal ay 20 mengkontraskan antara orang-orang yang dibicarakan dalam ay 18-19 dengan orang-orang yang dibicarakan dalam ay 20-21. Jadi, kalau orang-orang dalam ay 18-19 itu keluar dari gereja dan menjadi antikristus-antikristus, maka orang-orang dalam ay 20-21 ini tetap tinggal dalam gereja.

 

2)   Mengapa mereka bisa tinggal dalam gereja?

 

a)         Adanya ‘pengurapan dari Yang Kudus’.

 

1.   Kata ‘Yang Kudus’ menurut Herschel H. Hobbs menunjuk kepada Kristus.

 

2.   Kata ‘pengurapan’ bahasa Yunaninya adalah KHRISMA, yang dalam seluruh Perjanjian Baru hanya muncul di sini dan dalam ay 27. Kata ini berasal dari kata Yunani KHRIO (= to anoint / mengurapi), dan kata KHRISTOS (= Kristus), yang artinya ‘yang diurapi’, juga berasal dari kata yang sama (Hobbs, hal 65-66).

Di sini, kata ‘mengurapi’ ini tidak menunjuk pada ‘tindakan mengurapi’, tetapi kepada ‘apa yang digunakan untuk mengurapi’, yaitu Roh Kudus.

 

Herschel H. Hobbs: “The ‘anointing’ does not refer to the act but to that with which one is anointed, such as anointing oil. It is used also as a metaphor for the Holy Spirit. ... through Christ the Christian is anointed with the Holy Spirit. ... the Christian anointing is for every believer” (= ‘Pengurapan’ ini tidak menunjuk pada tindakan mengurapi tetapi pada sesuatu dengan mana seseorang diurapi, seperti minyak untuk mengurapi. Ini juga digunakan untuk Roh Kudus. ... melalui Kristus orang kristen diurapi dengan Roh Kudus. ... pengurapan Kristen adalah untuk setiap orang percaya) - hal 66.

 

Adam Clarke: “The word xrisma (KHRISMA) signifies not an unction, but an ointment, the very thing itself by which anointing is effected” [= Kata xrisma (KHRISMA) bukan menunjuk pada suatu pengurapan, tetapi pada minyaknya, benda itu sendiri dengan mana pengurapan dilakukan] - hal 909.

 

Jadi, orang-orang ini telah diurapi dengan Roh Kudus oleh Kristus, dan ini yang menyebabkan mereka bisa bertekun dalam ikut Tuhan. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita boleh hidup semau gue, dengan pemikiran bahwa kita toh akan dijaga oleh Tuhan. Kita juga harus berusaha secara maximal untuk terus ikut Tuhan.

 

b)   Karena mereka tahu Firman Tuhan.

Yohanes memperingatkan orang-orang kristen itu tentang suatu hal yang sudah mereka ketahui.

Ay 20-21: “(20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran”.

Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi dalam ay 20 itu.

Terjemahan dari RSV/NIV/NASB sama dengan Kitab Suci Indonesia.

RSV/NASB: ‘you all know’ (= kamu semua tahu).

NIV: all of you know (= semua kamu mengetahui).

Tetapi KJV menterjemahkan secara berbeda.

KJV: ye know all things (= kamu mengetahui semua hal / segala sesuatu).

 

1.   Kata-kata ‘segala sesuatu’ ini harus diartikan sesuai dengan kontextnya.

Calvin mengatakan (hal 194) bahwa kata-kata ‘all things’ (= semua hal / sesuatu) dalam ay 20 (KJV) tidak diartikan dalam arti yang luas tetapi harus dibatasi sesuai dengan subyek yang dipersoalkan di sini, yaitu tentang munculnya antikristus-antikristus.

 

2.   Mereka tahu karena pencerahan dari Roh Kudus.

Kalau dalam ay 20 dikatakan ‘kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus’, ini menunjukkan bahwa mereka bisa mengetahui segala sesuatu itu, bukan karena ketajaman / kecerdasan dari pikiran mereka sendiri, tetapi karena terang / pencerahan dari Roh Kudus. Demikian juga kalau kita bisa mempunyai perngertian yang baik tentang kebenaran, itu disebabkan karena pekerjaan Roh Kudus. Karena itu jangan menyombongkan / membanggakan pengertian tersebut, tetapi gunakanlah untuk kemuliaan Tuhan.

 

3)   Yohanes memberi banyak peringatan kepada orang-orang yang tetap tinggal dalam gereja ini.

 

a)   Mereka harus hati-hati terhadap dusta dari antikristus-antikristus, dan mereka harus hati-hati terhadap para penyesat.

 

1.   Dusta dari antikristus-antikristus.

Ay 21-22: “(21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

 

Herschel H. Hobbs: “The most vicious of all lies is one which contains a half-truth. Reasonable people can spot a whole lie with little difficulty. However, if a statement is half-lie and half-truth, one is more likely to accept the lie rather than the truth. Many lies gain entrance into one’s heart by riding on the coat tail of a bit of truth. This is a favorite trick of heretics. They make a statement which will not stand up by itself. But then they quote a verse of scripture - out of context - so that to the unwary it seems to support the lie” (= Yang paling jahat dari semua dusta adalah dusta yang mengandung setengah kebenaran. Orang-orang yang mempunyai logika, tanpa kesukaran bisa melihat suatu dusta yang utuh. Tetapi, jika suatu pernyataan setengah dusta dan setengah benar, seseorang lebih mudah untuk menerima dustanya dari pada kebenarannya. Banyak dusta masuk ke dalam hati seseorang dengan naik ekor jubah / jas dari sedikit kebenaran. Ini merupakan tipuan favorit dari orang-orang sesat / bidat. Mereka membuat suatu pernyataan yang tidak akan bisa berdiri sendiri. Tetapi mereka lalu mengutip satu ayat dari Kitab Suci - keluar dari kontextnya - sehingga bagi orang-orang yang tidak waspada, itu kelihatannya mendukung dusta tersebut) - hal 66-67.

 

Contoh yang menyolok dari antikristus adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan menunggang sedikit kebenaran, atau dengan berkedokkan sedikit kebenaran, seperti pengakuan mereka bahwa Yesus adalah Kristus / Anak Allah, mati disalib untuk dosa manusia, dsb, mereka mau mendustai kita, dan mau memasukkan ajaran sesat mereka, yang menyatakan bahwa:

a.   Yesus hanya suatu allah, malaikat Mikhael, dan sebagainya.

b.   Allah hanya satu Pribadi, dan esa secara mutlak, bukan Tritunggal.

c.   Roh Kudus bukan suatu pribadi, dan bukan Allah, tetapi hanya kuasa / tenaga dari Allah.

d.   Keselamatan bukan hanya karena iman, tetapi karena gabungan iman + perbuatan baik.

e.   Dan sebagainya.

 

2.   Penyesatan oleh para penyesat.

Ay 26: “Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu”.

Ayat ini berbicara tentang orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Dalam setiap jaman selalu ada orang-orang seperti ini, tetapi makin dekat dengan akhir jaman, makin banyak. Saksi-Saksi Yehuwa jelas termasuk di antara orang-orang seperti itu.

 

Calvin: “When we hear that he wrote concerning seducers (v 26), we ought always to bear in mind, that it is the duty of a good and diligent pastor not only to gather a flock, but also to drive away wolves: for what will it avail to proclaim the pure gospel, if we connive at the impostures of Satan? No one, then, can faithfully teach the Church, except he is dilligent in banishing errors whenever he finds them spread by seducers [= Pada waktu kita mendengar bahwa ia menulis tentang para pembujuk / penyesat (ay 26), kita harus selalu ingat bahwa merupakan kewajiban dari pendeta yang baik dan rajin bukan hanya untuk mengumpulkan kawanan domba, tetapi juga mengusir serigala-serigala: karena apa gunanya memproklamirkan Injil yang murni jika kita membiarkan penipuan / penyesatan setan? Karena itu, tidak seorangpun bisa mengajar Gereja dengan setia, kecuali ia rajin dalam membuang kesalahan-kesalahan, kapanpun ia menemukan kesalahan-kesalahan itu disebarkan oleh penyesat-penyesat] - hal 199.

 

Penerapan: tentang ajaran Saksi Yehuwa di gereja lain, ada yang mengatakan: ‘belajar kok yang sesat?’. Ini bodoh, karena kalau tidak tahu tentang yang sesat, maka:

·        kita lebih mudah untuk disesatkan.

·        kita tidak bisa berguna untuk orang yang disesatkan.

 

b)   Sekalipun mereka sudah mengerti, mereka tetap harus mendengar.

Ay 21: “Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran”.

Bdk. Ro 15:14-15 - “(14) Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati. (15) Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, ...”.

 

Karena itu maulah mendengar apa yang saudara sudah tahu!

 

Calvin: “Experience teaches us how fastidious the ears of men are. Such fastidiousness ought indeed to be far away from the godly; it yet behoves a faithful and wise teacher to omit nothing by which he may secure a hearing from all. ... The Apostle by this praise did at the same time stimulate his readers, because they who were endued with the gift of knowledge, had less excuse if they did not surpass others in their proficiency” (= Pengalaman mengajar kita betapa cerewet / suka pilih-pilihnya telinga orang-orang. Kecerewetan / suka pilih-pilih seperti itu seharusnya jauh dari orang-orang saleh; tetapi merupakan suatu keharusan bahwa seorang guru yang setia dan bijaksana tidak menghapuskan apapun dengan mana ia bisa memastikan pendengaran bagi semua. ... Dengan pujian ini sang Rasul pada saat yang sama merangsang para pendengarnya, karena mereka yang telah diberi karunia pengetahuan, mempunyai lebih sedikit alasan / dalih, jika mereka tidak melampaui orang-orang yang lain dalam keahlian / kemajuan mereka) - hal 193.

 

Dari kata-kata Calvin ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

 

1.   Jangan cerewet dalam mendengar Firman Tuhan. Jangan hanya mau mendengar Firman Tuhan yang enak / menyenangkan, tetapi carilah Firman Tuhan yang berguna. Banyak orang tidak mau belajar tentang Saksi Yehuwa, padahal itu sesuatu yang sangat berguna! Berusahalah belajar Firman Tuhan sedemikian rupa sehingga saudara menjadi orang yang lebih berguna bagi Tuhan.

 

2.   Makin saudara mempunyai banyak pengertian, makin saudara tidak mempunyai alasan untuk tidak maju. Kitab Suci memang berbicara tentang orang-orang terdahulu yang kemudian menjadi orang-orang yang terakhir, tetapi janganlah saudara mau menjadi orang-orang seperti itu.

Mark 10:31 - “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.’”.

 

c)   Mereka harus berpegang pada kebenaran / Injil yang sudah mereka terima dari semula.

Ay 24-25: “(24) Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. (25) Dan inilah janji yang telah dijanjikanNya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal”.

 

Herschel H. Hobbs mengatakan bahwa kata-kata ‘apa yang telah kamu dengar dari mulanya’ menunjuk pada Injil. Jadi, di sini Yohanes menyuruh pembacanya untuk bertekun dalam iman / Injil.

Bdk. Gal 1:6-7 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus”.

 

Calvin mengomentari kata-kata ‘dari mulanya’ dengan berkata bahwa ini tidak berarti bahwa kita harus terus berpegang pada ajaran yang pernah kita terima, karena ini bukan ketekunan, tetapi sikap tegar tengkuk. Hanya kalau ajaran yang pernah kita terima itu betul-betul berdasarkan Firman Tuhan maka kita boleh / harus bertekun di dalamnya.

 

Calvin: “The Papists boast of ‘a beginning,’ because they have imbibed their superstitions from childhood. Under this pretence they allow themselves obstinately to reject the plain truth. Such perverseness shews to us, that we ought always to begin with the certainty of truth” (= Para pengikut Paus / Katolik membanggakan tentang ‘suatu permulaan’, karena mereka telah meminum takhyul-takhyul mereka dari masa kanak-kanak. Dengan kepura-puraan ini mereka mengijinkan diri mereka sendiri untuk menolak kebenaran yang jelas dengan cara yang tegar tengkuk. Penyimpangan seperti itu menunjukkan kepada kita bahwa kita harus selalu mulai dengan kepastian dari kebenaran) - hal 198.

 

Calvin: “The sum of what is said is, that we cannot live otherwise than by nourishing to the end the seed of life sown in our hearts. John insists much on this point, that not only the beginning of a blessed life is to be found in the knowledge of Christ, but also its perfection” (= Ringkasan / kesimpulan dari apa yang dikatakan adalah bahwa kita tidak bisa hidup dengan cara lain kecuali dengan memelihara / memberi makan sampai akhir benih kehidupan yang ditaburkan dalam hati kita. Yohanes sangat berkeras dalam hal ini, bahwa dalam pengenalan terhadap Kristus ditemukan bukan hanya permulaan dari kehidupan yang diberkati, tetapi juga penyempurnaannya) - hal 199.

 

d)         Mereka membutuhkan pengajaran Firman Tuhan terus menerus.

Ay 27: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari padaNya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu - dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta - dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia”.

 

1.   Ini tidak boleh diartikan bahwa mereka sudah tidak perlu belajar Firman Tuhan lagi. Ini hanya menunjukkan bahwa mereka sudah bukan orang-orang bodoh lagi, yang sama sekali tidak tahu apa-apa. Ini juga merupakan suatu pengakuan bahwa Roh Kudus bisa mengajar mereka secara langsung.

Tetapi baik Herschel H. Hobbs maupun Adam Clarke, mengatakan bahwa dalam kata-kata ‘tidak perlu kamu diajar oleh orang lain ini, kata-kata ‘orang lain’ menunjuk kepada para penganut Gnosticisme, yang sangat membanggakan pengetahuan.

Tetapi semua setuju bahwa ayat ini sama sekali tidak boleh diartikan bahwa orang kristen tidak lagi perlu diajar orang lain.

 

Calvin: “He did not ascribe to them so much wisdom, as to deny that they were the scholars of Christ. ... Absurdly, then, do fanatical men lay hold on this passage, in order to exclude from the Church the use of the outward ministry. ... no one knew so much, that there was no room for progress (= Ia tidak mengatakan bahwa mereka mempunyai begitu banyak hikmat sehingga tidak perlu menjadi murid Kristus. ... Karena itu, merupakan sesuatu yang menggelikan kalau ada orang-orang fanatik yang memegang text ini, untuk membuang dari Gereja penggunaan dari pelayanan luar. ... tidak seorangpun yang tahu begitu banyak, sehingga tidak bisa maju lagi) - hal 200.

 

Adam Clarke: “St. John does not say that those who had once received the teaching of the Divine Spirit had no farther need of the ministry of the Gospel; ... No man, howsoever holy, wise, or pure, can ever be in such a state as to have no need of the Gospel ministry; they who think so give the highest proof that they have never yet learned of Christ or his Spirit (= Santo Yohanes tidak mengatakan bahwa mereka yang pernah menerima pengajaran dari Roh Ilahi tidak mempunyai kebutuhan lebih lanjut terhadap pelayanan dari Injil; ... Tidak ada orang, bagaimanapun kudus, bijaksana, atau murninya, bisa berada dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan pelayanan Injil; mereka yang mengira demikian, memberikan bukti yang tertinggi bahwa mereka belum pernah belajar tentang Kristus atau RohNya) - hal 911.

Ilustrasi: Tidak ada orang yang sesehat / sekuat apapun, yang tidak butuh makan. Makin seseorang tidak suka makan, makin itu menunjukkan bahwa ia butuh makan.

 

2.   Ay 27 itu berbicara baik tentang pengurapan (Roh Kudus) maupun pengajaran.

John Stott (Tyndale): “Here, then, are the two safeguards against error - the apostolic Word and the anointing Spirit (cf. Is. 59:21). ... ‘You heard’ (ekousate, 24) the Word, ... ‘you received’ (elabete, 27) the Spirit, ... The Word is an objective safeguard, while the anointing of the Spirit is a subjective experience; but both the apostolic teaching and the Heavenly Teacher are necessary for continuance in the truth. ... This is the biblical balance too seldom preserved by men. Some honour the Word and neglect the Spirit who alone can interpret it; others honour the Spirit but neglect the Word out of which He teaches” [= Maka di sini ada dua perlindungan terhadap kesalahan - Firman rasuli dan Roh yang mengurapi (bdk. Yes 59:21). ... ‘Kamu telah mendengar’ (ekousate, ay 24) Firman, ... ‘kamu telah menerima’ (elabete, ay 27) Roh, ... Firman merupakan perlindungan yang obyektif, sementara pengurapan Roh merupakan pengalaman yang subyektif; tetapi baik pengajaran rasuli maupun Guru Surgawi adalah perlu untuk terus berada dalam kebenaran. ... Ini merupakan keseimbangan alkitabiah yang terlalu jarang dipelihara oleh manusia. Sebagian menghormati Firman dan mengabaikan Roh, padahal hanya Roh yang bisa menafsirkan Firman itu; yang lain menghormati Roh tetapi mengabaikan Firman, dari mana Roh itu mengajar] - hal 114-115.

Yes 59:21 - “Adapun Aku, inilah perjanjianKu dengan mereka, firman TUHAN: RohKu yang menghinggapi engkau dan firmanKu yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN”.

 

e)   Mereka harus tinggal di dalam Kristus.

Ay 28: “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya”.

 

1.   Kata-kata ‘tinggallah’ merupakan kata perintah bentuk present, dan itu berarti hal itu harus dilakukan terus menerus.

Ini tentunya dilakukan dengan banyak bersekutu (melalui doa dan Firman Tuhan), dan juga melalui ketaatan kepada Tuhan / FirmanNya.

 

2.   Kata-kata ‘hari kedatanganNya’ pada akhir ay 28 jelas menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya.

Herschel H. Hobbs: “The fact of this event is certain, but the time is not” (= Fakta dari peristiwa ini adalah pasti, tetapi saatnya tidak) - hal 72.

Catatan: tidak pasti dari sudut pandang manusia, tetapi dari sudut pandang Allah, tentu saja saatnya juga pasti.

Allah tidak akan memberitahukan hal ini dengan cara apapun. Tujuannya supaya kita siap setiap saat.

 

3.   Secara implicit, ay 28 ini menunjukkan bahwa kalau saudara tidak berusaha untuk tetap tinggal dalam Kristus, saudara akan malu terhadap Kristus pada hari kedatanganNya.

 

f)    Mereka harus berbuat kebenaran sebagai bukti bahwa mereka betul-betul adalah orang percaya.

Ay 29: “Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya”.

Ayat ini menekankan bahwa orang kristen yang sejati pasti akan berbuat kebenaran.

 

Kesimpulan / penutup.

 

Kita bisa tinggal dalam gereja / Kristus, memang karena pekerjaan Roh Kudus. Tetapi kita tetap perlu untuk berjuang, yaitu dengan:

·        berhati-hati dengan ajaran sesat.

·        berpegang pada kebenaran yang sudah kita terima dari semula.

·        terus belajar Firman Tuhan.

·        mendekat / tinggal dalam Kristus.

·        mentaati Tuhan / melakukan kebenaran.

Maukah saudara melakukan semua itu?

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali